Topik : Bimbingan
dan konseling pribadi
Sub topik : Klien
menghamili seorang perempuan (sebenarnya ia sudah mau bertanggung jawab namun dari pihak keluarga perempuan malah
menolaknya gara-gara ia pengangguran dan berasal dari keluarga miskin).
Skrip Proses Konseling
Klien : Permisi,
Assalamu’alaiukum pak…
Konselor : Walaikummussalam
wr.wb, oh ya mari mas..mari silahkan masuk, silakan duduk (Sikap konselor adalah berjabat
tangan, lalu dengan ramah menyilahkan duduk klien dan duduk berhadapan dengan
klien).
Konselor : Wah,
bapak senang sekali ketemu dengan mas…(Attanding: Konselor bersikap ramah,
senyum, badan agak membungkuk kearah klien) tapi kenapa bapak lihat wajah mas
kelihatan nampak mendung, seperti orang yang lagi menyimpan suatu masalah,
Apakah benar begitu mas?? (Konselor ikut merefleksikan perasaan sambil bertanya
terbuka)
Klien :
Benar pak…(Klien diam dan pandangan
kebawah)
Konselor : Ooo
ya, bapak memahami perasanmu (sikap empati), namun apakah perasaan yang
mengganjal dalam dirimu dapat kita bicarakan bersama??(Konselor bertanya
terbuka)
Klien : Aku
harap juga begitu pak…(sambil memandang konselor namun kemudian menunduk lagi).
Konselor : Baiklah
kalo begitu, sekarang bapak ingin mengetahui lebih dalam tentang permasalahan
yang kamu hadapi. (Eksplorasi perasaan)
Klien : Begini
pak, jujur akhir-akhir ini saya itu lebih banyak termenung ketimbang melakukan
aktivitas yang bermanfaat. Saya terlihat seperti orang gila, ditambah lagi tiap
malam saya sering mengalami mimpi buruk dan selalu dihantui perasaan rasa
bersalah.
Konselor : Wah
kalau begitu, bapak ingin mengetahui dan mendengar sejauh mana perasaan tak
enak yang sedang kamu rasakan. (Eksploraasi perasaan dan bertanya terbuka)
Klien : Begini
pak, sebenarnya saya itu mengalami kesulitan dan merasa bersalah karena telah
melakukan hubungan suami istri dengan pacar saya. Hal ini sangat menggangu
pikiran saya karena saya tahu bahwa perbuatan yang telah saya lakukan ini
jelas-jelas melanggar norma-norma agama. Saya telah mencoba mendatangi keluarga
dan orang tua pacar saya untuk mengakui dan mempertanggungjawabkan perbuatan
yang telah saya lakukan ini.
Konselor : Lalu,
bagaimana??(Eksplorasi perasaan dan bertanya terbuka)
Klien : Setelah
saya datang kerumahnya saya benar-benar kecewa pak karena disana saya malah
mendapatkan cacian dan makian dari keluarga pacar saya itu. Padahal kedatangan
saya itu ingin berniat baik pak, ingin mempertanggung jawabkan perbuatan saya
itu. Tapi kenapa aku malah dicaci maki??
Konselor : Loh
kenapa bisa seperti itu?? (Bertanya terbuka)
Klien : Itu
karena mereka memandang rendah dan hina pada diri saya pak. Gara-gara saya
berasal dari kekuarga miskin dan ditambah lagi saya ini pengangguran.
Konselor : Oh
begitu, baiklah lalu setelah kejadian itu, apa yang selanjutnya anda lakukan?? (Eksplorasi
pengalaman sambil bertanya terbuka)
Klien : Saya
lebih banyak diam, merenung dan menghindar dari mereka.
Konselor : Apakah
dengan cara demikian anda merasa enak, nyaman, dan tenang??? (Bertanya
tertutup, memimpin)
Klien : Tidak
juga pak, justru saya malah merasa tertekan dan semakin tertekan dengan semua
masalah ini. Namun saya sambil berfikir terus untuk mencari solusinya.
Konselor : Mungkin
yang kamu pikirkan adalah bhawa anda merasa bersalah dan berdosa atas perbuatan
yang telah anda lakukan dan anda ingin mempertanggung jawabkannya namun dari
pihak keluarga perempuan tidak menyetujuinya karena kamu pengangguran dan
bearasal dari keluarga miskin, benarkah begitu??? (Menangkap pesan utama klien
sambil bertanya terbuka)
Klien : Iya
benar pak…(diam dengan kepala merunduk kebawah)
Konselor : Kalau
begitu apakah masalahmu adalah tentang bagaimana anda mengurangi perasaan
bersalah anda dengan mempertanggung jawabkan perbuatan anda, tapi orang tua
dari keluarga pacar anda menolak niat baik itu dikarenakan enda penganguran dan
berasal dari keluarga miskin???(Mendefinisikan masalah klien sambil bertanya
terbuka)
Klien : Ya
pak…
Konselor : Bagus
kini anda telah mampu memahami dan menemukan permasalahan yang sedang anda
hadapi yaitu anda ingin bertanggung jawab atas perbuatan yang telah enda
lakukan namun keluarga pacar anda malah menolak dan malah menghina serta
mencaci-maki anda gara-gara anda pengganguran dan berasal dari keluarga miskin.
Klien : Ya
pak, saya tau bahwa waktu tidak akan pernah kembali dan nasi telah menjadi
bubur. Namun saya harus terus berjuang untuk dan melaksanakan kewajiban dan
mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang telah saya lakukan.
Konselor : Anda
berniat untuk melepaskan perasaan bersalah dengan cara memepertanggung jawabkan
atas perbuatan yang telah anda lakukan namun dari pihak orang tua dan keluarga
pacar anda malah menolak anda karena anda pengangguran dan miskin. (Bertanya,
terjadi konfrontasi dan panafsiran)
Klien : Ya
pak, tujuan utama saya adalah ingin mempertanggung jawabkan atas semua
perbuatan yang telah saya lakukan terhadap pacar saya serta saya berjanji pada
diri saya sendiri bahwa bagaimanapun saya harus bisa diterima dikeluarga pacar
saya.
Konselor : Bagus
sekali tekadmu itu, saya mendukungnya. Lalu apakah anda punya cara untuk
mengatasi masalahmu itu???? (Empati dan bertanya terbuka)
Klien : Belum
pak, disini saya masih bingung.
Konselor : Apa
maksudmu??? (Eksplorasi perasaan)
Klien : Saya
takut tidak mampu mewujudkan tekat saya tadi.
Konselor : Wah
ketakutan yang anda rasakan itu tidak beralasan. Yang penting anda punya
niat bahwa anda yakin untuk
mewujudkannya dengan jalan yang positif. (Konselor mengusahakan agar potensi
klien dapat berkembang, serta memberikan sugestion)
Klien : Saya
akan mencoba menyelesaikan permasalahan ini tanpa harus melanggar norma-norma.
Konselor : Apakah
anda sudah berusaha untuk mendiskusikan permasalahan ini dengan keluarga
anda??? (Mengarahkan dan bertanya terbuka)
Klien : Sudah
pak dan mereka mereka memberikan dukungan dan tanggapan yang positif.
Konselor : Baiklah,
lalu apakah rencana dan tindakan yang akan anda lakukan untuk mewujudkan
tekatmu itu????
Klien : Pertama
saya akan mencari kerja dulu untuk membuktikan pada mereka bahwa bahwa saya
mampu jadi menantu yang baik dan mampu menghidupi istri saya. Kedua, saya akan
kembali mendatangi kealuarga dan orang tua pacar saya untuk mengatakan bahwa
saya telah mapan dan siap untuk mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah
saya lakukan.
Konselor : Bagus,
sebelum kita tutup pembicaraan ini, bagaimana perasaan anda setelah kita
berdiskusi tentang permasalahan anda tersebut???
Klien : Saya
merasa lega pak, kecemasan dan rasa bersalah yang saya rasakan mulai berkurang
dan saya tahu langkah-langkah apa yang musti saya lakukan.
Konselor : Apakah
masih ada hal yang akan anda sampaikan lagi selain masalah itu???
Klien : Saya
kira cukup itu saja pak.
Konselor : Baiklah,
kalau begitu bagaimana kalau sekarang kita tutup pembicaraan ini dan semoga
anda berhasil mengatasi masalah anda ini.
Klien : Terimakasih
pak, atas bantuan, penjelasan serta bimbingannya. Sungguh ini sangat membantu
saya. Assalamu’alaikum wr.wb.
Konselor : Sama-sama
mas, Walaikummussalam wr.wb. Hati-hati ya mas…