MAKALAH PERUMUSAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF

 KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah tentang “Perumusan Masalah”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini kami tidak lepas dari bantuan pihak lain, sehingga tugas ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu :
1.        Dra. Hj. Sri Pawiti, M.Pd selaku Rektor Universitas PGRI Yogyakarta
2.        Drs. Sarjiman selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
3.        Dra. Salamah, M.Pd selaku dosen matakuliah Penelitian Pendidikan II
4.        Orang tua kami yang selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada kami
5.        Semua rekan-rekan yang telah memberikan sumbangan, pikiran, tenaga dan waktu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas semester, mengingat kemampuan kami yang terbatas sudah tentu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan dari pembaca untuk memberikan petunjuk dan bimbingan, saran dan kritik yang membangun guna perbaikan tugas untuk masa yang akan datang.
Akhirnya kami berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb


Yogyakarta,  10 April  2012


Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB    I        PENDAHULUAN.........................................................................................
BAB    II      PEMBAHASAN............................................................................................
A.    Definisi Perumusan Masalah....................................................................
B.     Manfaat Perumusan Masalah....................................................................
C.     Kriteria-Kriteria Perumusan Masalah.......................................................
D.    Pembatasan Masalah Studi Melalui Fokus...............................................
E.     Analisis Perumusan Masalah....................................................................
F.      Prinsip-Prinsip Dalam Perumusan Masalah..............................................
BAB    III     PENUTUP......................................................................................................
A.    Kesimpulan...............................................................................................
B.     Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................





BAB I
PENDAHULUAN

Titik tolak penelitian jenis apapun tidak lain bersumber pada masalah. Tanpa masalah, penelitian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan dirumuskan secara jelas, sederhana, dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh unsur penelitian lainnya akan berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Di pihak lain, kadang-kadang perumusan masalah dianggap sepele atau dipandang enteng oleh peneliti, “calon peneliti”, atau mahasiswa yang akan mempersiapkan skripsi atau tesisnya. Hal itu dapat dilihat pada usulan penelitian yang perumusan  masalahnya tidak mantap sama sekali.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Perumusan Masalah
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat.

B.     Manfaat Perumusan Masalah
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan. Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. Sedangkan fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.

C.     Kriteria-kriteria Perumusan Masalah
Ada setidak-tidaknya tiga kriteria yang diharapkan dapat dipenuhi dalam perumusan masalah penelitian yaitu kriteria pertama dari suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusaia.
Kriteria Kedua dari suatu masalah penelitian adalah bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.
Kriteria ketiga, adalah bahwa suatu perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.

D.    Pembatasan Masalah Studi Melalui Fokus
Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang “kosong”, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya suatu masalah. Masalah dalam penelitian kualitatif dinamakan fokus.
Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan.

E.     Analisis Perumusan Masalah
Ada enam patokan dalam melakukan analisi perumusan masalah yaitu :
1.      Apakah rumusan masalah tesebut telah menghubungkan dua atau lebih faktor? Jika ya, apakah dirumuskan secara proporsional ataukah dalam bentuk diskusi atau gabungan kedua-duanya?
2.      Apakah rumusan masalah itu dipisahkan dari tujuan penelitian? Jika ya, apakah hanya terdapat rumusan masalah atau dicampuradukkan dengan memtode penelitian? Jika disatukan dengan tujuan penelitian, apakah masalah dipandang sama dengan tujuan penelitian ataukah tujuan penelitian dimaksudkan untuk memecahkan masalah? Apakah rumusan masalah yang disatukan dengan tujuan penelitian, pada “masalah penelitian” dibahas juga metode penelitianya?
3.      Apakah uraianya dalam bentuk deskriptif saja atau deskriptif disertai pertanyaan penelitian, ataukah dalam bentuk pertanyaan penelitian saja?
4.      Apakah uraian masalah dipaparkan secara khusus sehingga telah dapat memenuhi criteria “inklusi-ekslusi” ataukah masih demikian umumnya sehingga criteria itu tidak terpenuhi?
5.      Apakah kata “hipotesis kerja” dinyatakan secara eksplisit berkaitan dengan masalah penelitian? Ataukah hanya dinyatakan secara implicit?
6.      Apakah secara tegas pembatasan studi dinyatakan dengan istilah ”fokus” secara eksplist atau tidak, dan apakah fokus itu merupakan masalah?

F.     Prinsip-Prinsip Perumusan Masalah
1.      Prinsip Yang Berkaitan Dengan Teori Dari Dasar
Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menemukan teori dari-dasar sebagai acuan utama. Dengan hal itu berarti bahwa masalah sebenarnya terletak dan berada di tengah-tengah kenyataan, atau faktam atau fenomena.
2.      Prinsip Yang Berkaitan Dengan Maksud Perumusan Masalah
Pada dasarnya inti hakikat penelitian kualitatif terletak pada upaya penemuan dan penyusunan teori baru.
3.      Prinsip Hubungan Faktor
Fakus atau masalah merupakan rumusan yang terdiri atas dua atau lebih faktor yang menghasilkan kebingungan. Faktor-faktor itu dapat berupa konsep, peristiwa, pengalaman, atau fenomena. Definisi tersebut mengarah pada tiga aturan tertentu yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti pada waktu merumuskan maslah, yaitu :
a.       Adanya dua atau lebih faktor
b.      Faktor-faktor itu dihubungkan dalam suatu hubungan yang logis atau bermakna, dan
c.       Hasil pekerjaan menghubungkan tadi berupa suatu keadaan yang membingungkan, suatu keadaan berupa tanda tanya, yang memerlukan pemecahan atau untuk menjawab.
4.      Fokus Sebagai Wahana Untuk Membatasi Studi
Penelitian kualitatif bersifat terbuka, artinya tidak mengharuskan peneliti menganut suatu orientasi teori tertentu. Dalam penelitian kualiatatif, pilihan subjektif peneliti dihormati dan dihargai. Pilihan itu bisa didasarkan pada paradigma ilmiah atau alamiah.
5.      Prinsip Yang Berkaitan Dengan Kriteria Inklusi-Ekslusi
Perumusan masalah yang baik adalah yang dilakukan sebelum terjun kelapangan dan yang mungkin disempurnakan pada awal ia terjun kelapangan akan membatasi peneliti guna memilih data mana yang relevan dan mana pula yang tidak.
6.      Prinsip Berkaitan Dengan Bentuk dan Cara Perumusan Masalah
Ada tiga bentuk perumusan masalah, yaitu :
a.       Secara diskusi, yakni yang disajikan secara diskriptif tanpa pertanyaan-pertanyaan peneliti.
b.      Secara proporsisional, yakni secara langsung menghubungkan faktor-faktor dalam hubungan logis dan bermakna; dalam hal ini ada yang disajikan dalam bentuk uraian atau deskriptif dan ada pula yang langsung dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan peneliti.
c.       Secara gabungan, yakni terlebih dahulu disajikan dalam bentuk diskusi, kemudian ditegaskan lagi dalam bentuk proposisioanal.
7.      Prinsip Sehubungan Dengan Posisi Perumusan Masalah
Yang dimaksud dengan posisi di sini tidak lain adalah kedudukan unsur rumusan maslah di antara unsur-unsur penelitian lainnya. Unsur-unsur penelitian lainnya yang erat kaitannya dengan perumusan masalah adalah “latar belakang masalah”, “tujuan’, dan “metode penelitian”.
8.      Prinsip Yang Berkaitan Dengan Hasil Kajian Kepustakaan
Pada dasarnya perumusan masalah itu tidak dapat dipisahkan dari hasil kajian kepustakaan yang berkaitan. 










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Perumusan masalah adalah suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Perumusan masalah memiliki beberapa fungsi siantaranya sebagai berikut; sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan, sebagai pedoman/penentu arah atau fokus dari suatu penelitian, sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti, dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
Kriteria-kriteria dalam perumusan masalah adalah; kriteria pertama berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris. Kriteria Kedua bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori. Kriteria ketiga, suatu perumusan masalah hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual.
Pembatasan masalah studi melalui Fokus pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang “kosong”, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya suatu masalah. Masalah dalam penelitian kualitatif dinamakan fokus.
Masalah adalah suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan.
Analisis perumusan masalah, Ada enam patokan dalam melakukan analisi perumusan masalah yaitu :
1.      Apakah rumusan masalah tesebut telah menghubungkan dua atau lebih faktor?
2.      Apakah rumusan masalah itu dipisahkan dari tujuan penelitian
3.      Apakah uraianya dalam bentuk deskriptif saja atau deskriptif disertai pertanyaan penelitian, ataukah dalam bentuk pertanyaan penelitian saja?
4.      Apakah uraian masalah dipaparkan secara khusus sehingga telah dapat memenuhi criteria “inklusi-ekslusi” ataukah masih demikian umumnya sehingga criteria itu tidak terpenuhi?
5.      Apakah kata “hipotesis kerja” dinyatakan secara eksplisit berkaitan dengan masalah penelitian? Ataukah hanya dinyatakan secara implicit?
6.      Apakah secara tegas pembatasan studi dinyatakan dengan istilah ”fokus” secara eksplist atau tidak, dan apakah fokus itu merupakan masalah?
Beberapa prinsip dalam perumusan masalah yaitu;
1.      Prinsip yang berkaitan dengan teori dari dasar
2.      Prinsip yang derkaitan dengan maksud perumusan masalah
3.      Prinsip hubungan faktor
4.      Fokus sebagai wahana untuk membatasi studi
5.      Prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi-ekslusi
6.      Prinsip berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
7.      Prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah
8.      Prinsip yang berkaitan dengan hasil kajian kepustakaan

B.     Saran
Semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam pembuatan perumusan masalah dalam penelitian kualitatif. 
  

DAFTAR PUSTAKA

1.      Moleong J. Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.
2.      Sukmadinata Syaodih Nana. 2011. Metode Penelitan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.