A. Definisi
dari penyesuaian diri
Penyesuaian
diri adalah suatu proses penyesuaian yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Dalam proses
penyesuaian diri tidak ada yang sempurna oleh karena itu proses penyesuaian
diri lebih bersifat lifelong process
artinya suatu proses sepanjang hayat, manusia selalu berusaha menemukan dan
berusaha mengatasi seluruh tantangan hidupnya. Di dalam proses penyesuaian diri
kemungkinan bisa muncul konflik, tekanan, frustrasi dan individu didorong untuk
mampu membebaskan diri dari berbagai masalah yang tersebut di atas.
B. Karakteristik
penyesuaian diri
Tidak semua individu berhasil melakukan proses
penyesuaian diri, sebab terkadang ada rintangan tertentu yang dapat menyebabkan
ketidak berhasilan dalam melakukan proses penyesuaian diri. Berhubungan dengan
rintangan tersebut maka ada dua macam proses penyesuaian diri yaitu penyesuaian
diri yang positif dan penyesuaian diri yang salah.
a. Penyesuaian
diri yang positif
Orang yang mampu
melakukan penyesuaian diri secara positif memiliki tanda – tanda sebagai
berikut:
1. Emosionalnya
tidak nampak
2. Tidak
menunjukkan adanya mekanisme psikologis
3. Tidak
stress
4. Berfiki
secara rasional dan mampu mengarahkan diri
5. Mampu
belajar lewat pengalaman
6. Bersikap
realistis dan objektif
v Bentuk
– bentuk penyesuaian diri secara positif antara lain sebagai berikut:
1. Penyesuaian
diri dengan menghadapi masalah secara langsung
Dalam
bentuk ini, seorang individu secara langsung menghadapi masalahnya.
2. Penyesuaian
diri dengan melakukan eksplorasi
Sebelum
memecahkan masalah, individu terlebih dahulu berusaha mencari berbagai bahan
pengalaman dan dari bahan pengalaman tersebut digunakan untuk menghadapi dan
memecahkan masalahnya.
3. Penyesuaian
diri dengan coba – coba
Dalam
bentuk ini seorang individu berusaha melakukan suatu tindakan coba – coba,
kalau menguntungkan diteruskan tapi kalau gagal tidak diteruskan.
4. Penyesuaian
diri dengan subtitusi
Ertinya
ketika individu gagal dalam menghadapi suatu masalah, maka dia bisa
menggantinya dengan cara penyesuaian yang lain.
5. Penyesuain
diri dengan menggali kemampuan diri
Dalam
bentuk ini seorang individu berusaha menggali kemampuan – kemampuan yang ada
pada dirinya yang kemudian dikembangkan guna membantu dalam proses penyesuaian
diri.
6. Penyesuaian
diri dengan belajar
Belajar
merupakan faktor terpenting dalam proses penyesuaian diri karena dengan belajar
maka akan memperoleh banyak pengetahuan dan ketrampilan yang bisa membantu
dalam melakukan proses penyesuaian diri.
7. Penyesuaian
diri dengan inhibisi dan pengendalaian diri
Pada
bentuk ini yang terpenting dalam proses penyesuaian diri adalah kemampuan
memilih tindakan dan pngendalaian diri yang tepat.
8. Penyesuaian
diri dengan perencanaan
Setiap
tindakan yang akan dilakukan sudah direncanakan terlebih dahulu.
b. Penyesuaian
diri yang salah
Dalam
penyesuaian diri yang salah ada tiga jenis reaksi penyesuaian diri antara lain
sebagai berikut:
1. Reaksi
bertahan
Bentuk
khusus dari reaksi ini adalah
a. Rasionalisasi,
yaitu mencari alasan untuk membenarkan tindakannya.
b. Represi,
yaitu berusaha menghilangkan pengalaman yang tidak menyenangkan dalam dirinya.
c. Proyeksi,
yaitu meleparkan kesalahan pada orang lain.
d. Sour
grapes, yaitu memutar balikkan kenyataan atau memfitnah.
2. Reaksi
menyerang
Reaksi ini nampak dalam tingkah laku sebagai
berikut:
a. Angkuh
b. Serakah
c. Jail
d. Orangnya
kasar
e. Membenci
orang lain
f. keras
kepala dan,
g. Ugal
– ugalan
3. Reaksi
melarikan diri
Reaksi
ini nampak dalam tingkah laku sebagai berikut:
a. Berfantasi
yaitu melampiaskan sesuatu yang tidak bisa tercapai melalui angan – angan.
b. Regresi
yaitu bertingkah laku mundur.
c. Faktor
– faktor yang bisa mempengaruhi proses penyesuaian diri antara lain sebagai
berikut:
1. Kondisi
fisik (jasmaniah) misalnya keturunan, konstitusi fisik, susunan saraf,
kelenjar, sistem otat, kesehatan, dan penyakit.
2. Perkembangan
dan kematangan dalam aspek kepribadian misalnya intelektual, sosial, moral, dan
emosional.
3. Penentu
psikologis misalnya
-
Pengalaman, yang
dimaksud pengalaman disini adalah pengalaman yang berkesan bisa pengalaman buruk
atau menyenangkan.
-
belajar, dengan belajar
maka akan mendapatkan banyak pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan.
-
pengkondisian,
-
penentuan diri,
berfungsi sebagai pengendali arah dan pola penyesuaian diri.
-
frustrasi dan konflik.
4. Kondisi
lingkungan misalnya keluarga, masyarakat, dan sekolah.
5. Penentu
kultural misalnya agama.
C. Permasalahan
– permasalahan pada penyesuaian diri remaja
Permasalahan penyesuaian diri dan pertumbuhan remaja
sangat tergantung pada sikap orang tua dan suasana psikologis dan sosial dalam
keluarga. Misalnya pola asuh orang tua yang otoriter, dan keretakan dalam
keluarga.
D. Implikasi
proses penyesuaian remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar
proses penyesuaian diri remaja di sekolah antara lain sebagai berikut:
1. Menciptakan
suasana yang aman serta kondusif di lingkungan sekolah
2. Menciptakan
suasana belajar mengajar yang menyenangkan
3. Setiap
guru wajib memahami semua peserta didiknya
4. Memakai
metode mengajar yang mampu menimbulkan gairah belajar
5. Menggunakan
prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar
6. Penataan
ruang kelas yang nyaman
7. Tata
tertib yang jelas dan mudah dipahami oleh semua siswa
8. Menjalin
hubungan yang baik dan penuh pengertian antara sekolah dan orang tua siswa
9. Situasi
kepemimpinan yang saling pengertian dan bertanggung jawab
10. Pelaksanaan
program bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya
11. Kerjasama
antara guru dalam melaksanakan kegiatan pendidikan
E. Beberapa
sifat yang mesti di miliki oleh semua guru adalah:
a. Ramah
dan optimis
b. Terbuka
c. Mampu
mengontrol diri
d. Memiliki
rasa humoris
e. Mengetahui
dan mengakui kesalahan yang ia perbuat
f. Jujur
dan obyektif dalam memperlakukan siswa
g. Loyal
terhadap pekerjaannya
Daftar
Pustaka
1. Sunarto,
Hartono Agung. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2002.