CONTOH SKRIPSI : MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISI DATAR MELALUI IMPLEMENTASI CTL DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Usaha untuk meningkatkan kualitas SDM dilakukan melalui proses belajar mengajar dalam lembaga pendidikan. Keberhasilan suatu proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah hal-hal yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya adalah intelegensi, minat, motivasi, kemampuan awal dan sebagainya. Sedang faktor eksternal adalah hal-hal yang berasal dari luar diri siswa diantaranya kurikulum, metode pembelajarann, sosial ekonomi dan sebagainya. Hamalik (2001:2) mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Dari pendapat tersebut maka untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Komponen tersebut meliputi siswa sebagai pelajar, guru selaku pendidik, strategi dan metode pembelajaran. Dari beberapa komponen tersebut yang paling berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Tugas guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai perencana, pelaksana, dan pengelola proses belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan secara optimal. 

Jika semua guru secara terpadu berhasil melakukan tugasnya dan menciptakan pembelajaran secara optimal, maka setiap siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk terbentuk sebagai siswa yang unggul dan berkualitas. Namun kenyataannya, mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Kegiatan belajar mengajar yang masih kaku dan belum mampu membangun kondisi belajar yang kondusif merupakan masalah yang menghambat keberhasilan dalam pendidikan. Proses belajar mengajar yang berpusat pada guru membawa kondisi pendidikan yang stagnan. Bahkan masih rendahnya kemampuan guru dalam mengelola kelas merupakan persoalan lain yang menambah kemacetan dalam pembelajaran yang dinamis dan dialogis. Ini jelas terlihat pada pendidikan matematika. Sebagai tolok ukur rendahnya pendidikan matematika bisa dilihat dari hasil Ujian Nasional pelajaran matematika yang dari tahun ke tahun masih jauh dari harapan. Dengan demikian, jika guru kurang menguasai strategi mengajar maka siswa akan sulit menerima materi pelajaran dengan sempurna. Guru dituntut untuk mengadakan inovasi dan berkreasi dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa memuaskan. Metode pembelajaran ada berbagai macam diantaranya adalah metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi, metode inkuiri, metode kooperatif dan sebagainya. Setiap metode pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kekurangan masingmasing. Namun saat ini, umumnya guru menggunakan metode yang sama untuk setiap materi yaitu metode konvensional. Metode Konvensional adalah metode dalam proses belajar mengajar yang menerapkan cara cara terdahulu dimana guru bertindak sebagai penyampai materi dan siswa hanya sebagai objek dalam pembelajaran. 

Dalam metode konvensional siswa hanya mendengarkan dengan  teliti serta mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru, metode seperti ini memberikan kesan bahwa siswa cenderung hanya sebagai subyek dan membatasi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, selain itu metode konvensional seringkali menjadikan siswa jenuh dan enggan dalam menerima materi pelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak tercapai secara optimal. Agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran yang digunakan, karena suatu metode mempunyai spesifikasi tersendiri artinya suatu metode yang cocok untuk suatu materi belum tentu cocok jika diterapkan pada materi yang lain. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar selalu mengalami perkembangan seiring dengan banyaknya kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika sangat besar peranannya dalam perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mewujudkan terciptanya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan tidaklah mudah, banyak hambatan yang dialami khususnya didalam kegiatan pembelajaran. Hambatan-hambatan tersebut mengakibatkan prestasi belajar siswa belum mencapai harapan, terutama mata pelajaran matematika. Matematika disamping dapat berkembang mandiri juga berkembang atas tuntutan keperluan bidang lain. Salah satu manfaatnya adalah membantu memecahkan permasalahan sehari-hari. Menurut logika masyarakat secara umum, seseorang berminat mempelajari sesuatu dengan tekun bila dia melihat manfaat dari yang dipelajarinya itu dalam hidupnya. Manfaat itu bisa berupa kemungkinan meningkatkan kesejahteraannya, harga dirinya, kepuasannya dan sebagainya.

Matematika untuk orang banyak dilihat sebagai alat (tool) untuk membantu menyelasaikan masalah yang dihadapinya. Kalau persepsi ini dalam proses pembelajaran matematika dapat direalisasikan maka siswa akan menjadi lebih tertarik untuk mempelajari matematika mengingat perkembangan intelektual siswa pada umumnya bergerak dari konkret ke abstrak. Setiap konsep abstrak dalam matematika yang baru dipahami anak perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap, melekat, dan tahan lama tertanam sehingga menjadi miliknya dalam pola pikir maupun pola tindaknya. Untuk keperluan ini maka diperlukan belajar melalui berbuat dan pengertian, tidak sekedar hafalan atau mengingat fakta saja yang tentunya mudah dilupakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dan observasi di kelas V A SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013/2014, diketahui aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa masih rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil wawancara, dimana fakta mengenai prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran matematika pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014, menunjukkan masih berada di bawah standar KKM yang ditetapkan, dimana pencapaian rata-rata nilai prestasi siswa yang masih kurang dari 75 yaitu 68,88, ketuntasan belajar (KB) di bawah 85% yaitu hanya 66%, dan daya serap (DS) juga di bawah 80% yaitu hanya 69%. Disamping itu dari hasil pengamatan kegiatan pembelajaran, ternyata guru dominan menggunakan metode ceramah, kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada guru, dalam menjelaskan materi, guru jarang menggunakan alat peraga. Selain itu juga, guru tidak memberikan aplikasi materi pembelajaran secara langsung dengan kehidupan sehari-hari supaya siswa mudah memahami materi yang diajarkan. 

Sementara siswa hanya mencatat yang di tulis guru di papan tulis, tanpa ada aktivitas yang membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa menjadi kurang konsentrasi, sering bermain dengan temannya, siswa tidak berani menanyakan langsung kepada guru apabila ada materi yang belum dipahami, sehingga dari tingkah laku siswa terlihat bahwa siswa bosan mengikuti pelajaran. Melihat persoalan tersebut, maka salah satu implementasi pembelajaran yang mampu mengatasi persoalan tersebut adalah dengan mengimplementasikan Contextual Teaching and Learning (CTL). CTL adalah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam soal-soal sekolah sehingga mereka bisa mengkaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. Ada tujuh prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru diantaranya: (1) Konstruktivisme (Constructivism). (2) Menemukan (Inquiry). (3) Bertanya (Questioning). (4) Masyarakat Belajar (Learning Community). (5) Pemodelan (Modelling). (6) Refleksi (Reflection). (7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment). Pendekatan kontekstual (CTL) dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar dapat menumbuhkan suasana belajar yang optimal dan lebih bermakna. 

Dalam hal ini pengetahuan dan pengalaman siswa akan dikaitkan dengan contoh-contoh benda dalam kehidupan siswa sehari-hari dan berusaha membuat dalam bentuk alat peraga. Upaya ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa meningkat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar Melalui Implementasi CTL Dengan Bantuan Alat Peraga pada Siswa Kelas VA SD Negeri 10 Kesiman Tahun Pelajaran 2013 / 2014. 

B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, 

yang menjadi fokus penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013 / 2014. 

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013 / 2014. 2. Seberapabesar peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang sisi datar melalui implementasi CTL dengan bantuan alat peraga pada siswa kelas VA SD Negeri 10 Kesiman tahun pelajaran 2013 / 2014.