Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Aktivitas belajar bagi setiap individu ini tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, kadang-kadang tidak lancar dan dapat juga terasa amat sulit. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, jika masalah-masalah dalam belajarterjadi pada siswa tentunnya harus menjadi perhatian guru untuk dicarikan solusi terbaik agar masalah belajar tersebuttidak berlarut.
Kesulitan belajar yang menjadi salah satu masalah belajar siswa tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi, dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan seorang siswa dalam belajar.
Selain sebagai pengajar, guru Sekolah Dasar juga diharapkan mampu menjadi seorang pembimbing. Bimbingan dan pelayanan guru akan membantu siswa dalam mengembangkan kebiasaan belajar yang baik untuk dapat menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan. Mengingat banyaknya ruang lingkup diagnosis dalam mengatasi kesulitan belajar,maka penulisan karya tulis ilmiah ini maka dibatasi pada topik upaya guru-guru dalam mengatasi masalah belajar siswa.
Kesulitan belajar merupakan masalah yang cukup kompleks dan sering membuat orang tua bingung mencari penyelesaiannya. Kesulitan belajar banyak ditemukan pada anak usia sekolah. Pola belajar anak, memang dibentuk saat disekolah dasar. Sesuai dengan masanya ia mengalami perkembangan mental dan pembentukkan karakternya. Dimasa kini anak tidak hanya belajar menghitung, membaca, atau menghafal penegtahuan umum, tapi juga belajar tentang tanggung jawab, skala nilai moral, skala nilai prioritas dalam kegiatannya.[1]
Masalah disiplin juga tidak kalah pentingnya.Anak-anak sejak kecil sudah harus ditanamkan disiplin.Jika, tidak sangat menentukan perkembangan karakter anak tersebut.Didalam kebudayaan bugis-makassar ada istilah macanga-canga atau memandang enteng persoalan.Sering menunda-nunda jadwal belajar.
Dalam menghadapi perilaku anak seperti ini, dalam artikel ibu anak disebutkan setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan. Namun, sebelum memperhatikan hal tersebut, orang tua hendaknya tidak boleh jatuh iba sehingga mengambil alih tugas anak.Tentu dengan tujuan meringankan agar mereka bisa mengerjakan pekerjaan rumah misalnya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya : a). Learning Disorder atau kekacauan dalam belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi belajarnya tidak tidak merugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respon-respon yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya.
Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakkan lemah gemulai.
b). Learning Disfunctionmerupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : Siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley,maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
c). Under Achievermengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong diatas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
d). Slow Leaneratau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
e). Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar dibawah potensi intelektualnya.
Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar, dan menandai siswa yang mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai batas atau patokan, sehingga dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas dimana siswa dapat diperkirakan mengalami kesulitan belajar. Terdapat empat ukuran dapat menentukan kegagalan atau kemajuan belajar siswa : a. Tujuan pendidikan
b. Kedudukan dalam kelompok c. Tingkat pencapaian hasil belajar dibandingkan dengan potensi dan d. Kepribadian.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
UPAYA GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman pada judul penelitian yang penulis susun, maka perlu penulis tegaskan sebagai berikut :
a. Guru
Secara etimologis kosa kata ‘Guru’ berasal dari kata yang sama dalam bahasa india yang artinya “ Orang yang mengajarkan tentang kelepasan sengsara”. Dalam bahasa arab kosa kata guru dikenal dengan al-mu’alim atau al-ustadz yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai seorang guru dalam mendidik anak didik.
b. Belajar
Belajar adalah tugas utama peserta didik.Para ahli mengemukakan pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai tingkah laku yang ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dengan kata lain tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.[2]
c. Kesulitan belajar
“National Joint Committee on Learning Disabilities” (NICLD)[3]menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah istilah generik yang merupakan kelompok kelainan yang heterogen yang bermanifestasi sebagai kesulitan yang bermakna dalam memperoleh dan menggunakan kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan mengeluarkan pendapat. Dalam pengertian lain kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujun, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap guru adalah sebagai pengajar sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi masalah belajar, guru perlu mengadakan pendekatan pribadi disamping pendekatan instruksional dalam berbagai bentuk yang memungkinkan guru dapat lebih mengenal dan memahami siswa serta masalah belajar siswa.
.
D. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan peneliti nantinya, dan agar peneliti memiliki arah yang jelas maka terlebih dahulu dilakukan perumusan masalah. Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana upaya guru-guru dalam mengatasi kesulita belajar siswa.
2. Apa saja upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa di sekolah.
3. Apa faktor pendukung dan penghambat upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa disekolah.
E. Tujuan
Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan untuk mengetahui bagaimana upaya guru-guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
F. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian dan bahan pengembangan ilmu pendidikan dalam upaya mengatasi kesulitan belajar pada siswa di sekolah.
2. Secara praktis
Bagi lembaga yang diteliti dapat menjadi masukkan bagi penyelenggara lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah dan guru-guru pada siswa di sekolah agar dapat memberikan solusi dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa didiknya.
G. Telaah pustaka
1. Tinjauan Pustaka
a. Belajar dan pembelajaran (Dr. Aunurrahman, M.Pd.) 2009.
Buku ini menjelaskan tentang hakikat Belajar dan Pembelajaran dengan berbagai unsur dinamis dan pendekatannya serta implikasinya didalam kegiatan belajar dan pembelajaran.Buku ini juga mengupas hakikat dan ciri-ciri belajar, prinsip-prinsip belajar, masalah-masalah belajar, dan evaluasi pembelajaran.
b. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi (Drs. Slameto) 2010.
Buku ini membahas tentang Masalah belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.Selain itu, buku ini juga membahas tentang Belajar dan Mengajar yang efektif.Isi buku ini mengatakan bahwa Masalah Belajar adalah masalah yang selalu aktual dan dihadapi oleh setiap orang.Maka dari itu, banyak ahli-ahli membahas dan menghasilkan berbagai teori tentang belajar.
2. Kajian Penelitian yang Relevan
Sepanjang penelusuran peneliti mengenai sudah atau belum adanya penelitian tentang upaya mengatasi kesulitan belajar adalah penelitian yang dilakukan di STAIS kutai timur yaitu upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa di sekolah. Adapun upaya guru untuk mengatasi kesulitan belajar siswa selain pengajar, guru Sekolah Dasar juga diharapkan mampu menjadi seorang pembimbing. Karena, kemungkinan besar bimbingan dan pelayanan guru akan membantu siswa dalam mengembangkan kebiasaan belajar yang baik untuk dapat menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan.
Dari penjelasan diatas, maka yang dimaksud dengan judul upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar pada siswa di sekolahadalah bagaimana cara guru dalam mengatasi kesulitan belajar anak didik untuk meningkatkan nilai prestasi di sekolah
H. Dasar Teori
Hasil yang dapat peneliti uraikan yaitu bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar biasanya menunjukkan gejala-gejala yang mudah diamati oleh guru. Ada beberapa tandanya kesulitan belajar pada siswa di sekolah, misalnya :
1. Menunjukkan prestasi yang rendah/ dibawah rata-rata prestasi yang dicapai oleh kelompok kelas.
2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha belajar dengan keras tetapi nilainya selalu rendah.
3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggaldari kawan-kawannya dalam segala hal, misalnya dalam mengerjakan soal, mengerjakan pekerjaan rumah, dan tugas-tugas lainnya.
4. Menunjukkan sifat yang kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura dusta, dll.
5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, seperti : mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira selalu sedih. Dari gejala-gejala yang tersebut dapat disimpulkan bahwa kemungkinan besar siswa tersebut mengalami kesulitan belajar.
F. metode penelitian
1. jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian diskripsi kualitatif.Menurut Bagdon Taylor sebagaimana diungkapkan oleh Lexy J. Meleong bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dikriptif berupa kata-kata, tulisan atau lisan dari orang-orang yang perilakunya diamati.[4] Didalam metode penelitian terdapat beberapa hal yang penting, yaitu pendekatan dan jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengum[pulan data, teknik analisis data, pengecekkan keabsahan data dan tahap-tahap peneilitian.
2. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah-sekolah.
3. Teknik pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indera. Jadi observasi dapat dilakukan melulai penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap.[5] Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan geografis, keadaan serta proses belajar mengajar.
b. Metode wawancara (interview) adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapatb dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.[6] Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan kondisi sekolah, metode dalam mengatasi kesulitan belajar, membaca, menulis dan berhitung dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan baca, tulis dan hitung.
c. Dokumentasi yaitu mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya.[7] Metode ini digunakan untuk memperoleh sejarah berdirinya, keadaan guru dan struktur siswa disekolah.
4. Uji keabsahan Data
Untuk uji keabsahan data penulis menggunakan metode triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada
[1]Maghfira Wijayanti, Alternatif Mengatasi Kesulitan Belajar, 2007,http://www.tujuhtujuhtiga.com/index.php?name=article&sid=50
[2]M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung, Remaja Rusdakarya, 2002), hal. 84.
[3]Lily Djokosetio Sidiart, Perkembangan otak dan Kesulitan Belajar Pada Anak(Universitas Indonesia : UI-Press, 2007), Hal.35.
[4]Lexy J. Meleong, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2002), hal 3.
[5]Ibid, hal, 133.
[6]Sugiyono, Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal 231.
[7] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Bina Aksar, 1993), hal 206.