A.
Pengertian
Perry
dan Fukuyama mendifinisikan medeling adalah sebagai proses belajar melalui
observasi dalam mana tingkah laku seseorang individu atau kelompok, berperan
sebagai rangsangan bagi pikiran-pikiran, sikap-sikap atau tingkah laku sebagai
bagian dari individu yang lain yang mengobservasi tingkah laku yang
ditampilkan.
Cormir
dan Cormier modelling adalah sebagai prosedur dengan mana seseorang dapat
belajar melalui mengobservasi tingkah laku orang lain. Prosedur meneladani
adalah prosedur yang memanfaatkan proses belajar melalui pengamatan, dimana
tingkah laku seseorang atau beberapa orang teladan berperan sebagai perangsang
pikiran, sikap, atau tingkah laku pengamatan tindakan teladan atau orang yang
meneladani.
Gredler
mengemukakan fungsi sebagai pembangkit tingkah laku, memperkuat dan memperlemah
kemampuan menahan diri terhadap performansi tingkah laku tertentu dan
menyampaikan pola tingkah laku yang baru.
Soetarlinah soekaji dan
Corey mengemukakan beberapa efek meneladani yaitu :
1. Belajar
hal baru melalui pengamatan
Peristiwa
subyek mendapat tingkah laku yang belum pernah didapat, sebelum ia mengamati
tingkah laku yang diteladani.
2. Efek
pelepasan tingkah laku
Tingkah
laku yang dirasa tidak dimanfaatkan oleh individu akan dilepaskan.
3. Efek
menahan tingkah laku
Efek
dimana setelah mengamati tingkah laku orang lain lalu seseorang menahan tingkah
laku yang tadinya bebas dilakukan.
4. Efek
mempermudah timbulnya tingkah laku
Tingkah
laku baru mudah muncul apabila ada seseorang yang dicontoh.
B.
Komponen
Belajar Dalam Modeling
1. Model
Tingkah Laku
Menurut Bandura model diartikan sebagai
sembarang kumpulan stimulus yang tersususn sedemikian sehingga seorang pengamat
dapat memetik sari dan pengaruh pada informasi pokok yang dibawakan oleh
peristiwa-peristiwa lingkungan tanpa perlu pertama-tama berunjuk perbuatan yang
kasat mata.
a. Corey
menyebutkan ada tiga macam model yaitu :
-
Penokohan yang nyata
-
Penokohan yang simbolik
-
Penokohan ganda
b.
Bandura menyebutkan ada
tiga macam model yaitu :
-
Model hidup, misalnya
anggota keluarga, teman,
-
Model lambang adalah
perwujudan tingkah laku dalam gambar misalnya foto dan film.
-
Model periaan verbal merupakan
model nonperformansi
Suatu
model akan lebih berpengaruh kepada subyek pengamat apabila model tersebut
menarik perhatian pengamat, relevan, kredibel bagi pengamat dan konsekuensi
dari tingkah laku model tidak diketahui.
2. Konsekuensi
Tingkah Laku
Konsekuensi
tingkah laku merupakan salah satu faktor yaitu memperlancar. Apabila pengamat
merasa mendapat penguatan maka akan mencontoh tingkah laku model namun apabila
pengamat mendapat hukuman maka akan menjauhi tingkah laku model.
3. Proses
Kognitif Si Pengamat
Bandura
mengemukakan bahwa modeling berlangsung dengan melibatkan proses kognitif yang
mencakup empat proses yaitu :
a.
Proses Atensional
(perhatian)
Dimana sebelum meniru model terlebih
dahulu pengamat mengamati atau memperhatikan tingkah laku orang lain.
Karakteristik dari suatu model akan mempengaruhi atensi idividu, artinya model
yang menarik dan dikagumi akan menimbulkan perhatian besar.
b.
Proses Retensi
(Penyimpanan)
Penyimpanan informasi mengenai tingkah
laku model yang telah diamati. Penyimpanan tersebut menyangkut kode verbal
(dalam bentuk kata-kata) maupun dalam bentuk kode imajinal (ingatan dalam
bentuk fisik).
c.
Proses Reproduksi
Motorik
Pengubahan tingkah laku yang diamati dan
disimpan kedalam tingkah laku aktual yang melibatkan gerak.
d.
Proses Motivasional
Motivasi ini biasanya muncul jika
individu merasa mendapat manfaat, insentif maupun penguatan sosial dengan
melakukan suatu tindakan sesuai dengan model.
C. Jenis-jenis Modeling
Cormier
dan Cormier mengemukakan ada lima jenis pemberian contoh yaitu :
1. Modeling
Langsung
Adalah
prosedur yang digunakan untuk mengajarkan tingkah laku yang dikehendaki melalui
contoh langsung dari pengubah.
Beberapa langkah agar proses modeling
langsung dapat efektif :
a.
Perintahkan subyek yang
diubah untuk memainkan tentang apa yang harus dipelajari sebelum
didemonstrasikan.
b.
Pilih suatu model yang
serupa dengan subyek yang diubah, dan siapa yang dapat mendemonstrasikan
tingkah laku yang menjadi tujuan dalam bentuk tirun.
c.
Sajikan demonstrasi
model kedalam urutan atau sekenario
d.
Mintalah subyek yang
diubah untuk menyimpulkan apa yang ia lihat setelah demonstrasi itu.
2. Modeling
Simbolis
Modeling
simbol disajikan melalui material tertulis, rekaman audio, audio visual, film,
dan slide. Beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a.
Sifat-sifat dari subyek
yang diubah, misalnya umur, sifat kepribadian, jenis kelamin, suku, ras, dan
budaya.
b.
Tingkah laku model yang
menjadi tujuan yang akan dicapai harus dispesifikasi, dirinci kedalam
satuan-satuan tingkah laku yang merupakan rangkaian satu satuan tingkah laku.
c.
Media yang digunakan
harus sesuai dengan tingkah laku yang dituju.
d.
Isi dan presentasi
model harus dikembangkan dalam bentuk skrip untuk merefleksikan isi model.
3. Modeling
Diri Sendiri
Modeling
diri sendiri dilakukan dengan menggunakan subyek yang diubah sebagai model,
caranya klien sebagai model dengan jalan melihat dirinya sendiri dengan
melakukan tingkah laku yang menjadi tujuan.
4. Modeling
Partisipan
Modeling
ini terdiri dari demonstrasi model, latihan terpimpin, dan
pengalaman-pengalaman sukses. Dimana tingkah laku tujuan dibagi-bagi dalam
sub-sub ketrampilan, diatur secara hierarki, memilih model, dan
mendemonstrasikan model.
5. Modeling
Tersembunyi
Modeling
ini dilakukan dengan cara subyek yang diubah untuk membayangkan suatu model
tingkah laku melalui instruksi-instruksi.
D. Penerapan Prosedur
Modeling
v Beberapa
pertimbangan dalam pelaksanaan proses modeling adalah :
1. Memutuskan
perhatian subyek
Tahap pertama memperoleh dan mempelajari
tingkah laku.
2. Memilih
model pemeran
Media penyajian yang tepat dapat
membantu pemusatan perhatian subyek pada tingkah laku model.
3. Memilih
teladan yang cocok
Memilih model harus dissuaikan dengan
jenis tingkah laku yang dikehendaki.
4. Menampilkan
secara mengesankan
Pameran yang mengesankan akan menarik
perhatian dan kesannya akan tertanam kuat dalam ingatan.
5. Meminta
menirukan dengan segera dan berulang-ulang
Ingatan terhadap tingkah laku sasaran
lebih tertanam, jika subyek secara aktif segera menirukan tingkah laku model,
dan melkukan latihan secara berulang-ulang.
6. Melakukan
secara bertahap
Proses penirun dilakukan secara
bertahap.
7. Memberikan
pengukuhan
Jika tingkah laku positif telah
dilakukan sesuai dengan model, maka segera diberi pengukuhan (penguatan).
v Munro,
Small dan Mantell mengemukakan suatu contoh dalam pemberian contoh yaitu :
1. Suruh
klien mempertunjukkan bagaimana biasanya ia bertindak.
2. Tunjukkan
cara-cara bertindak atau berbuat yang lebih efektif.
3. Pisahkan
bagian-bagian tingkah laku itu untuk diamati, didiskusikan, dan dipraktekkan.
4. Ulangi
lagi mempertunjukkan beberapa kali dengan melebih-lebihkan atau menekankan
bagian-bagian yang menyebabkan kesulitan.
5. Suruh
klien melakukan kembali tingkah laku yang sudah diamat. Berikan balikan yang
berguna bagi klien.
6. Lanjutkan
terus melakukan tingkah laku itu berulang-ulang sampai dicapai perbuatan atau
tingkah laku yang diharapkan.