Mengawali
tulisan ini, saya ingin memberikan beberapa pemikiran dalam rangka upaya untuk
mengembangkan mutu pendidikan melalui proses pembelajaran. Pokok-pokok pikiran
ini merupakan bagian dari visi dan misi sekolah.
Pendidikan
merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab
dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai
pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri
menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam
proses pembelajaran.
Berlangsungnya
proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya
pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan.
Berdasarkan
teori belajar, melalui pendekatan
lingkungan pembelajaran menjadi bermakna. Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan
konsep dapat diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya.
Buah dari
proses pendidikan dan pembelajaran akhirnya akan bermuara pada lingkungan.
Manfaat keberhasilan pembelajaran akan terasa manakala apa yang diperoleh dari
pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam realitas
kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi pembelajaran dengan
pendekatan lingkungan.
Model
pembelajaran dengan pendekatan lingkungan, bukan merupakan pendekatan
pembelajaran yang
baru, melainkan sudah dikenal dan populer, hanya saja sering terlupakan. Adapun
yang dimaksud dengan
pendekatan lingkungan adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan
sebagai sasaran belajar,
sumber belajar, dan
sarana belajar. Hal tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah lingkungan dan untuk menanamkan sikap
cinta lingkungan (Karli dan Yuliaritiningsih, 2002).
Pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan sangat efektif diterapkan di sekolah dasar. Hal ini relevan dengan
tingkat perkembangan intelektual usia sekolah dasar (7-11 tahun) berada pada
tahap operasional konkret (Piaget, dalam Wilis:154). Hal senada dikatakan
Margaretha S.Y., (2002) bahwa kecenderungan siswa
sekolah dasar yang
senang bermain dan bergerak menyebabkan anak-anak lebih menyukai belajar lewat eksplorasi dan
penyelidikan di luar ruang kelas.
Konsep-konsep
sains dan lingkungan sekitar siswa
dapat dengan mudah dikuasai siswa
melalui pengamatan pada situasi yang
konkret. Dampak positif dari diterapkannya pendekatan lingkungan yaitu siswa dapat terpacu sikap
rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada di lingkungannya. Seandainya kita renungi empat
pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to be (belajar untuk menjadi jati
dirinya), learning to do (Belajar
untuk mengerjakan sesuatu) dan learning to life together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan
melalui pembelajaran dengan pendekatan lingkungan yang dikemas sedemikian rupa oleh guru.
Penulis
terilhami menuangkan tulisan ini dengan maksud untuk dikembangkan menjadi visi
misi sekolah sebagai prioritas untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat menjadi bahan masukan bagi para guru
untuk menengok lingkungan sekitar yang
penuh arti sebagai sumber belajar
dan informasi yang
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif. Model pendekatan ini pun relevan dengan
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga pada gilirannya
dapat mencetak siswa
yang cerdas dan
cinta lingkungan.
Siswa boleh
saja berpikir secara global, tetapi mereka harus bertindak secara lokal.
Artinya, setiap orang/siswa
perlu belajar apa
pun, bahkan mencari hikmah dari berbagai macam pengalaman bangsa-bangsa lain di
seluruh dunia, namun pengetahuan tentang pengalaman bangsa-bangsa lain tersebut
dijadikan sebagai pembelajaran dalam tindakan di lingkungan secara lokal.
Dengan cara kerja seperti itu, kita
tidak perlu melakukan trial and error yang
berkepanjangan, melainkan kita belajar
dari kesalahan-kesalahan orang lain, sementara kita sekadar meneruskan kerja
dari paradigma yang benar.
Bekerja dan belajar yang
berbasis lingkungan sekitar memberikan nilai lebih, baik bagi si pembelajar itu
sendiri maupun bagi lingkungan sekitar. Katakanlah belajar
ilmu sosial atau belajar
ekonomi, maka lingkungan sosial dan ekonomi sekitar dapat menjadi laboratorium
alam. Pembelajaran ini dapat dilakukan sembari melakukan pemberdayaan
(empowering) terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, sementara si
pembelajar dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih baik dan efisien.
Mohamad Yunus, penerima Nobel asal Bangladesh adalah orang yang banyak belajar berbasis lingkungan
untuk mengembangkan ekonomi. Dengan mendirikan Grameen Bank, dia belajar sekaligus memberdayakan masyarakat
sekitar.
Dasar
Pemikiran
Pembelajaran
dilandasi strategi yang
berprinsip pada:
1. Berpusat
pada peserta didik
2.
Mengembangkan kreativitas peserta didik
3. Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna
4. Prinsip
pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM)
5.
Mengembangkan beragam kemampuan yang
bermuatan nilai dan makna
6. Belajar melalui berbuat,
peserta didik aktif berbuat
7. Menekankan
pada penggalian, penemuan, dan penciptaan
8. Pembelajaran
dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya
9. Menggunakan
pembelajaran tuntas di sekolah
Pengertian
PAIKEM
PAIKEM adalah
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Pembelajaran
inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun merupakan
kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya
tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan tertekan dengan
tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja
rasa bosan.
Membangun
metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir
setiap karakteristik diri. Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu
masing-masing orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan dalam
menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan
penglihatan, auditory atau kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal
tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan
otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil
penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah
cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung,
sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Penerapan
PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
Secara garis
besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai
kegiatan yang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2. Guru
menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru
mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
5. Guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya
sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa
dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM
diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang
perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel
beberapa contoh kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
Kemampuan Guru
|
Kegiatan Belajar
Mengajar
|
Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
|
Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan yang beragam, misalnya:
|
Guru menggunakan alat bantu dan sumber yang beragam.
|
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misalnya:
Lingkungan
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan
|
Siswa:
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya sendiri
secara lisan atau tulisan
|
Melalui:
|
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
|
|
Guru mengaitkan KBM dengan pengalaman siswa sehari-hari.
|
|
Menilai KBM dan kemajuan belajar siswa
secara terus-menerus
|
|
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengembangan visi dan misi di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa
pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) salah satu metode
pembelajaran berbasis lingkungan. Metode ini mampu melibatkan siswa secara langsung dengan
berbagai pengenalan terhadap lingkungan. Dengan demikian selama dalam proses
pembelajaran akan mengajak siswa
lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.