MAKALAH TENTANG TIPS BELAJAR & MENGELOLA KBM YANG EFEKTIF?

Setiap siswa pasti mendambakan dapat memperoleh nilai baik di sekolah. Nilai baik tersebut tidak diperoleh begitu saja secara cuma-cuma. Siswa harus menguasai mata pelajaran yang dipelajari sehingga mudah menjawab soal pada saat ujian mata pelajaran. Oleh karena itu, proses belajar yang efektif dapat membantu siswa memperoleh nilai baik. Cara belajar efektif di sekolah di antaranya adalah dengan melakukan beberapa tips berikut di bawah ini. 


Pertama, berdoa sebelum memulai belajar di kelas
Dengan berdoa berarti kita telah memfokuskan niat dalam hati untuk belajar di sekolah sehingga saat di sekolah perilaku kita tidak menyimpang kepada hal-hal yang tidak baik atau bahkan hal negatif. Doa juga sangat bermanfaat bagi siswa karena dengan berdoa maka siswa telah menyerahkan segalanya kepada Tuhan YME dan memohon akan hasil terbaik atas segala tindakan yang dilakukannya di sekolah. 

Kedua, datang tepat waktu ke sekolah
Hal ini harus dibiasakan sedini mungkin karena tidak sedikit siswa yang memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah. Datang terlambat dapat berdampak kurang baik bagi siswa dan juga guru atau teman sekelas siswa. Hal ini karena ketika siswa datang terlambat maka dia sudah ketinggalan beberapa materi mata pelajaran yang sedang diterangkan guru dan juga siswa sudah mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas.  

Ketiga, perhatikan guru ketika menerangkan di depan kelas. 
Tidak jarang kata-kata seorang guru mengandung ilmu pengetahuan tak tersurat yang sangat berguna sebagai sumber pengetahuan siswa. 

Keempat, aktif pada saat proses belajar mengajar di kelas. 
Dalam hal ini siswa selain mendengarkan guru yang sedang menerangkan, dia juga bisa ikut aktif dalam menyampaikan pendapat atau gagasan mengenai suatu materi pelajaran. Siswa juga dapat menanyakan secara langsung kepada guru bahan pelajaran apa saja yang tidak dimengerti atau tidak diketahuinya. Dengan demikian, siswa akan memiliki ingatan lebih kuat tentang materi pelajaran dan juga melatih kemampuan berkomunikasi di depan umum. 

Kelima, berteman dengan teman-teman yang memiliki semangat belajar yang tinggi. 
Dalam hal ini bukan berarti siswa memilih-milih teman di sekolah tetapi diharapkan mampu menganali kondisi di mana dia belajar sehingga bisa memutuskan mana yang akan membuatnya lebih maju atau lebih mundur. Dengan demikian jangan sampai siswa terbawa ke dalam pergaulan yang merugikan. 

Keenam, mengumpulkan bahan mata pelajaran, baik buku catatan, buku paket, buku LKS, buku soal dan pembahasan, modul, artikel pendidikan dan lain sebagainya. 
Semakin lengkap sumber belajar yang dimiliki siswa maka akan semakin banyak pula ilmu yang akan diperolehnya. Hal ini akan berguna bagi siswa saat diselenggaraknnya ujian mata pelajaran karena siswa memiliki pengetahuan yang banyak tentang mata pelajarang yang diujikan.

Ketujuh, memanfaatkan jam pelajaran kosong atau waktu senggang di sekolah
Siswa dapat mengunjungi perpustakaan dan membaca berbagai jenis buku yang bermanfaat baginya. Selain itu, siswa juga dapat mengadakan diskusi yang berkaitan dengan mata pelajaran atau bahkan belajar bersama sehingga teman yang lebih pintar dapat membantu teman lain yang belum mengerti. 

Kedelapan, hindari bertindak curang saat ujian, misalnya menyontek. 
Hal ini akan berdampak buruk bagi pola pikir siswa dan bila dilakukan secara terus-menerus, akan menjadi kebiasaan buruk yang sulit ditinggalkan. Dengan menyontek berarti siswa telah memililki rasa tidak percaya diri akan kemampuannya dan membangun sikap bergantung kepada orang lain. Selain itu, menyontek dapat menimbulkan sikap malas belajar. Oleh karena itu siswa tidak akan pernah menguasai ilmu pengetahuan yang diperlukanhnya di masa yang akan datang. 

Kesembilan, menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat dan bugar. 
Kondisi tubuh yang sehat sangat sangat berpengaruh terhadap segala aktifitas yang siswa lakukan. Dengan kondisi yang sehat pula siswa akan memiliki konsentrasi yang tinggi dan semangat belajar yang besar dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar di sekolah. 

Selain tips belajar di atas, anda juga dapat melakukan hal lainnya selama kegiatan tersebut memperlancar proses belajarnya di sekolah. Semoga cara belajar efektif di atas dapat membantu anda dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan baik
Pengelolaan KBM di kelas dan di luar kelas meliputi pengelolaan tempat
belajar/ruang kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan kegiatan pembelajaran,
pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, dan
pengelolaan strategi dan evaluasi kegiatan pembelajaran.

A. Pengelolaan Tempat Belajar
Tempat belajar seperti ruang kelas yang menarik merupakan hal yang
sangat disarankan dalam PAKEM (Pendekatan Pembelajaran yang Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil
pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan
dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok.
Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi,
karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan
hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru
dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu
masalah.
Pengelolaan tempat belajar meliputi pengelolaan beberapa benda/
objek yang ada dalam ruang belajar seperti meja-kursi, pajangan
sebagai hasil karya siswa, perabot sekolah, atau sumber belajar yang
ada di kelas. Pengelolaan meja-kursi dapat disusun secara kelompok,
bentuk u, atau bentuk berjajar atau secara berbaris. Susunan ini
bergantung strategi yang akan digunakan dan tujuan yang akan
dicapai. Namun, jika menginginkan intensitas interaksi antarsiswa
yang tinggi, disarankan untuk tidak menggunakan bentuk berjajarberbaris.

BAGAIMANA MENGELOLA KBM
YANG EFEKTIF?

B. Pengelolaan Siswa
Biasanya, pengelolaan siswa dilakukan dalam beragam bentuk seperti
individual, berpasangan, kelompok kecil, atau klasikal. Beberapa
pertimbangan perlu diperhitungkan sewaktu melakukan pengelolaan
siswa. Antara lain jenis kegiatan, tujuan kegiatan, keterlibatan siswa,
waktu belajar, dan ketersediaan sarana/prasarana. Hal yang sangat
penting perlu diperhitungkan adalah keberagaman karakteristik siswa.
Guru harus memahami bahwa setiap siswa memiliki karakter yang
berbeda-beda. Untuk itu, perlu dirancang kegiatan belajar mengajar
dengan suasana yang memungkinkan setiap siswa memperoleh peluang
sama untuk menunjukkan dan mengembangkan potensinya. Berikut
ini beberapa contoh perbedaan karakteristik masing-masing siswa.
Tabel 1: Faktor Keberagaman karekteristik siswa
Isi (by content)
Minat dan motivasi
siswa (by interest)
Kecepatan tahapan
belajar (by pace)
Tingkat kemampuan

Faktor Keberagaman
Memberikan peluang kepada siswa untuk
mempelajari materi yang berbeda dalam sasaran
kompetensi yang sama ataupun berbeda.
Memberikan peluang kepada siswa untuk
berkreasi sesuai dengan minat dan motivasi
belajar terlepas dari kompetensi yang sama atau
berbeda. Hal ini diharapkan mampu memacu
motivasi siswa untuk belajar lebih lanjut secara
mandiri.
Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar
(bekerja) sesuai dengan kecepatan belajar yang
dimilikinya. Keberagaman bisa pada kompetensi
dan/atau isi materi pelajaran, serta kegiatan yang
dilakukan siswa.
Memberikan peluang kepada setiap siswa untuk
mencapai kompetensi secara maksimal sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
Keberagaman bisa pada kompetensi dan/atau isi
materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan
siswa.

Pengelolaan Siswa

C. Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran
Dalam mengelola kegiatan pembelajaran, guru perlu merencanakan tugas
dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan
penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu
‘unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja (performance)’ sebagai
hasil belajar. Inti dari penyediaan tugas menantang ini adalah penyediaan
seperangkat pertanyaan yang mendorong siswa bernalar atau melakukan
kegiatan ilmiah. Para ahli menyebutkan jenis pertanyaan ini sebagai
‘pertanyaan produktif’. Karena itu, dalam pengelolaan kegiatan
pembelajaran ini guru perlu memiliki kemampuan merancang
pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga
memungkinkan semua siswa terlibat baik secara mental maupun secara
fisik. Dengan demikian, sedikitnya ada tiga hal strategis yang perlu
dikuasai guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran yaitu,
Reaksi yang diberikan
siswa (by respond).
Siklus cara berpikir (by
circular sequence)
Waktu (by time)
Pendekatan
pembelajaran (by
teaching style)

Faktor Keberagaman
Memberikan kesempatan atau peluang kepada
siswa untuk menunjukkan respon melalui
presentasi/menyajikan hasil karyanya secara lisan,
tertulis, benda kreasi, dan sebagainya.
Memberikan kesempatan kepada setiap siswa
untuk menguasai materi melalui cara-cara
berdasarkan perspektif yang mereka pilih
Struktur pengetahuan (by structure)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memilih (menyeleksi) materi berdasarkan cara
yang dikuasai, misal: dari yang mudah ke sulit,
dari yang diketahui ke yang tidak diketahui, dari
dekat ke jauh
Memberikan perhatian kepada setiap individu
siswa yang kemungkinannya memiliki perbedaan
durasi untuk mencapai ketuntasan dalam belajar
Memberikan perlakuan yang berbeda kepada
setiap individu sesuai dengan keadaan siswa.
Pengelolaan Siswa
Bagaimana Mengelola KBM Yang Efektif?
Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif
penyediaan pertanyaan yang mendorong berpikir dan berproduksi,
penyediaan umpan balik yang bermakna, dan penyediaan penilaian yang
memberi peluang semua siswa mampu melakukan unjuk-perbuatan.
• Penyediaan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berpikir dan
Berproduksi
Alat mengajar yang paling murah tetapi ampuh adalah bertanya.
Pertanyaan dapat membuat siswa berpikir. Apa tujuan Saudara
sebagai guru bertanya kepada siswa?
Jika salah satu tujuan mengajar adalah mengembangkan potensi
siswa untuk berpikir, maka tujuan bertanya hendaknya lebih pada
merangsang siswa berpikir’. Merangsang berpikir dalam
arti’‘merangsang siswa menggunakan gagasan sendiri dalam
menjawabnya’ bukan mengulangi gagasan yang sudah dikemukakan
guru. Kategori pertanyaan yang termasuk jenis pertanyaan ini antara
lain pertanyaan produktif, terbuka, dan imajinatif. Pertanyaan ini
dapat digunakan untuk tujuan merangsang siswa berpikir.

secara alami dalam konteks guru mengajar dan siswa belajar, tidak
diadakan secara khusus, dalam waktu yang khusus, terpisah dari
kegiatan belajar-mengajar, seperti tes. Dalam Kurikulum Berbasis
Kompetensi, penilaian jenis ini disebut penilaian berbasis kelas.
Penilaian yang dilakukan dalam keadaan khusus diragukan
ketepatan hasilnya dalam menggambarkan keadaan siswa yang
sebenarnya, karena keadaan khusus dapat merupakan tekanan
psikologis sehingga siswa merasa cemas dalam menghadapinya. Bila
dari hasil mengerjakan tugas dapat diketahui kemampuan apa saja
yang sudah dikuasai siswa, apakah tes masih diperlukan?
Jika penilaian dimaksudkan untuk mengukur belajar siswa dan
belajar itu unik bagi tiap siswa, maka modus/medium untuk
penilaian tidak cukup satu jenis. Satu jenis tugas dapat mengungkap
hasil belajar seseorang siswa, tetapi belum tentu bagi siswa lain.

D. Pengelolaan Isi/Materi Pembelajaran
Agar guru dapat menyajikan pelajaran dengan baik, dalam mengelola
isi pembelajaran paling tidak guru harus menyiapkan rencana
operasional KBM dalam wujud silabus terlebih dahulu. Demikian pula,
bagi guru SD kelas rendah (kelas I dan II) yang siswanya masih
berperilaku dan berpikir kongkrit, pembelajaran sebaiknya dirancang
secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan
pembelajaran. Dengan cara ini, pembelajaran untuk siswa usia kelas I
dan II menjadi lebih bermakna, lebih utuh, dan sangat kontekstual
dengan dunianya, dunia anak usia dini.

a. Menyiapkan Silabus Pembelajaran
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disiapkan secara nasional
berisi kompetensi dan hasil belajar yang menjadi acuan bagi sekolah
atau daerah untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan
kebutuhan dan lingkungan masing-masing. Pada awal pemberlakuan
kurikulum, secara nasional telah disediakan contoh silabus siap
pakai untuk dilaksanakan. Pada tahun-tahun berikutnya silabus
tersebut perlu direvisi, disempurnakan, disesuaikan dengan
Bagaimana Mengelola KBM Yang Efektif?
Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif
kebutuhan masing-masing daerah agar dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan
setiap mata pelajaran.
Biasanya terdapat kira-kira 42 minggu (204 hari pengajaran efektif)
dalam satu tahun ajaran (sekolah) dengan memperhitungkan harihari
libur dan komitmen-komitmen lain yang akan terjadi selama
tahun itu.
Untuk memperhitungkan waktu yang tersedia untuk satu mata
pelajaran (atau masing-masing mata pelajaran) dalam tahun itu atau
dalam setiap semester, maka proses yang disarankan adalah:
• Mempelajari ada berapa mata pelajaran dan berapa jam
disediakan untuk masing-masing mata pelajaran setiap minggu.
• Mengalikan jumlah pelajaran setiap minggu ini dengan jumlah
minggu dalam satu tahun (atau dalam satu semester) untuk
menghitung jumlah pelajaran untuk satu mata pelajaran.
• Menjumlahkan kompetensi-kompetensi yang akan dilatihkan
dalam setiap mata pelajaran dalam tahun itu (atau dalam
semester) dan dibagi sama dengan pelajaran-pelajaran untuk
setahun atau satu semester.
• Kemudian, melihat jumlah isi, kerumitan gagasan atau
keterampilan yang akan dikembangkan dan hakikat tugas-tugas
yang diharapkan siswa-siswa akan menyelesaikannya dalam setiap
kompetensi. Beberapa kompetensi mungkin harus diberikan lebih
banyak waktu pelajaran daripada yang semula dialokasikan.
Dengan demikian, beberapa pelajaran akan dikurangi.
Proses ini akan memberikan informasi umum untuk digunakan guru
pada waktu memulai merencanakan pengajaran secara rinci. Kadangkadang
harus mundur dan mengubah beberapa alokasi waktu yang
semula dibuat pada waktu mempertimbangkan program kerja secara
rinci.

b. Pengelolaan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
27
yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini
dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan
aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik hanya dijajarkan pada
siswa sekolah dasar kelas rendah (kelas I dan II), karena pada
umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu
keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah bisa
dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.
Strategi pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman
belajar siswa, yakni melalui belajar yang menyenangkan tanpa
tekanan dan ketakutan, tetapi tetap bermakna bagi siswa. Dalam
menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan, siswa
tidak harus diberi latihan hafalan berulang-ulang (drill), tetapi ia
belajar melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah dipahami. Bentuk pembelajaran ini
dikenal dengan pembelajaran terpadu, dan pembelajarannya sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan kejiwaan siswa.

Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental siswa kelas I dan II,
pembelajaran pada tahap ini haruslah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Berpusat pada anak
2) Memberikan pengalaman langsung pada anak
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran
5) Bersifat fleksibel
6) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan
kebutuhan anak

Pembelajaran tematik memiliki kekuatan di antaranya:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak
2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan
dan bermakna,
4) Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi, dan
Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif
5) Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerjasama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.

Dengan menggunakan tema, kegiatan pembelajaran akan
mendorong beberapa hal bermanfaat antara lain;
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
tertentu
2) Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama
3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan
berkesan
4) Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan
mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak
5) Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas
6) Anak lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi
dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis
deskripsi, menulis surat, dan sebagainya untuk mengembangkan
keterampilan berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata
pelajaran lain
7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang
disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan
diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan. Waktu selebihnya
dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau
pengayaan

E. Pengelolaan Sumber Belajar
Dalam mengelola sumber belajar sebaiknya memperhatikan sumber daya
yang ada di sekolah dan melibatkan orang-orang yang ada di dalam sistem
sekolah tersebut. Pembahasan tentang pengelolaan sumber belajar meliputi
sumber daya sekolah dan pemanfaatan sumber daya lingkungan sekolah.

a. Sumber Daya Sekolah
Sumber daya sekolah harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam
upaya menciptakan iklim sekolah sebagai komunitas masyarakat belajar.
Mengapa demikian, karena pencapaian kompetensi tidak hanya dapat
dilakukan melalui pembelajaran di kelas. Iklim fisik dan psikologis juga
sangat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa. Banyak hal yang tidak
dapat dilakukan di kelas dalam proses belajar mengajar, namun dapat
dituntaskan oleh iklim sekolah yang menunjang, misalnya menumbuhkan
motivasi siswa untuk belajar lebih lanjut dapat dilakukan melalui berbagai
lomba yang bervariasi. Untuk ini seluruh komponen lingkungan sekolah
harus diberdayakan, termasuk sumber daya manusia yang ada.

b. Pemanfaatan Sumber Daya Lingkungan
Pemanfaatan sumber daya lingkungan diperlukan dalam upaya
menjadikan sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat setempat.
Sekolah bukanlah tempat yang terpisah dari masyarakatnya. Dengan
cara ini fungsi sekolah sebagai pusat pembaharuan dan pembangunan
sosial budaya masyarakat akan dapat diwujudkan. Selain itu, lingkungan
sangat kaya dengan sumber-sumber, media, dan alat bantu pelajaran.
Lingkungan fisik, sosial, atau budaya merupakan sumber yang sangat
kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai
media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan membuat anak
merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan
tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa
ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan
pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan

membuat gambar/diagram.