PENGERTIAN
Seseorang merasa terikat
secara emosional dengan orang yang lain, misalnya hubungan antara anggota
keluarga inti (bapak-ibu-kakak-adik) disebut
hubungan personal, begitu juga dengan
kekasih atau sahabat disebut
hubungan personal.
Psikologi sosial berusaha
untuk melayani berbagai variasi hubungan manusia untuk menemukan prinsip umum
yang berlaku pada banyak hubungan. Ciri esensial dari setiap hubungan adalah
dua orang saling memengaruhi, atau dalam istilah yang lebih teknis, mereka
saling tergantung (interdependen). Cara untuk saling memengaruhi itu beragam.
Seseorang dapat membantu kita atau mencegah kita, membuat kita sedih atau
senang, memberi tahu kita gosip terbaru atau mengkritik pendapat kita, memeberi
kita nasihat dsb. Pergeseran dari interaksi kasual dengan orang asing ke
hubungan yang erat yang bertahan selama bertahun-tahun terjajdi melalui
berbagai level interpendensi antara dua individu.
Hubungan yang erat
melibatkan banyak interpendensi (Berscheid, Snyder, & Omoto, 1989; Kelley
et al.,2002). Ini bisa berupa hubungan dengan orang tua, kawan baik, guru,
pasangan, rekan kerja, atau bahkan pesaing. Semua hubungan memiliki tiga
karakteristik dasar. Pertama, hubungan melibatkan interaksi yang terus
berlanjut dalam periode yang relatif panjamg, Kedua, hubungan yang erat
mencangkup banyak jenis aktivitas atau peristiwa yang berbeda-beda. Ketiga,
dalam hubungan yang erat, pengaruh antar orang kuat.
A.
TEORI INTERPENDENSI
Perspektif paling berpengaruh
tentang hubungan sosial adalah dari variasi teori pertukaran sosial (Berscheid
& Regan, 2005). Dalam psikologi sosial, periset sering menggunakan interpendence theory (teori interpendensi) (Berscheid & Reis, 1998: Kelly & Thibaut, 1978).
Perspektif ini menganalisis pola interaksi antara partner. Salah satu cara
untuk mengonseptualisasikan interaksi ini adalah dalam term “hasil” (outcome)
manfaat dan biaya yang diberikan dan diterima partner. Interpendensi Theory
salah satu pandangan tentang pertukaran sosial terpenting dalam psikologi sosial.
·
MANFAAT DAN BIAYA
Manfaat atau perolehan/imbalan (reward) adalah segala sesuatu yang positif
yang kita peoleh dari interaksi, sseperti perasaan dicintai atau mendapat
bantuan finasial. Apa yang bermanfaat bagi seseorang mungkin tidak banyak artinya bagi orang
lain. Analisis manfaat dari interakasi sosial yang cukup adalah analisis yang
dikemukakan oleh Foa dan Foa (1974),
yang mengidentifikasi enam tipe perolehan utama: cinta, uang, status,
informasi, barang, dan jasa.
Dalam menjalin suatu hubungan juga terdapat suatu kerugian. Biaya atau
kerugian adalah konsekuensi negatif dari
interaksi atau hubungan. Sebuah interaksi mungkin merugikan
karena membuang banyak waktu dan energi, karena menimbulka banyak konflik, atau
orang tidak menyetujui hubungan itu dan
mengkritik kita karena kita terlibat dalam hubungan itu. Sebuah
interaksi mungkin juga merugikan jika membuat kita kehilangan kesempatan untuk
melakukan aktivitas yang lebih menguntungkan.
·
MENGEVALUASI HASIL
Teori interpendensi mengansumsi orang selalu meneliti manfaat dan biaya
dari interaksi atau hubungan tertentu. Kita biasanya tidak menulis aspek baik
dan buruk dari suatu hubungan ; meski demikian, kita menyadari biaya dan
manfaat di dalamnya. Secara khusus, kita fokus pada hasil keseluruhan yang kita
peroleh dari suatu hubungan, yakni apakah hubungann itu menguntugkan bagi kita
(manfaat lebih besar ketimbang biaya) ataukah merugikan (biaya lebih besar
ketimbang manfaat).
Ada dua standar perbandingan yang amat penting (Thibaut & Kelley,
1959). Standar pertama adalah camparison level (level perbandingan). Comparison
level hasil (manfaat dan biaya) yang kita harapkan atau yang kita yakini pantas
kita terima. Ini merefleksikan kualitas yang menurut seseorang pantas untuk
diterima. Level perbandingan kita
merefleksikan pengalaman masa lalu kita dalam hubungan.
Standar kedua adalah
comparison level for alternatives (level perbandingan untuk alternatif). Yakni, menilai bagaimana
satu hubungan dibandingkan dengan
hubungan lain yang saat ini kita jalani. Comparison level for alternatives keyakinan
kita tentang hubungan alternatif terbaik yang tersedia saat ini.
·
MENGOORDINASIKAN HASIL
Satu isu dalam semua hubungan adalah bagaimana mengoordinasikan aktivitas
untuk memaksimalkan manfaat bagi kedua belah pihak.
Seberapa sulit atau mudahkah dua orang mengoordinasikan hasil akan
tergantung pada seberapa banyak kesamaan minat dan tujuan mereka. Ketika
partner menyukai banyak hal yang serupa dan menyukai aktivitas yang sama,
mereka akan relatif mudah mengatasi problem koordinasi (Surra & Longstreth,
1990).
Ketika individu bertindak berdasarkan aturan kultural yang sudah ada,
mereka melakukan proses pengambilan peran (role taking) (Turner, 1962). Selama
kita tumbuh berkembang, kita mempelajari
banyak peran sosial yang memandu interaksi kita dengan orang lain. Kita dapat
mengontraskan proses pengambilan peran ini, di mana orang mengadopsi atau
menyesuaikan diri dengan peran kultural, dengan proses berinteraksi secara
sosial.
·
PERTUKARAN YANG ADIL
Orang sangat puas jika merasa relasi sosialnya cukup adil (fair). Kita
tidak suka dieksploitasi oleh orang lain,dan kita biasanya juga tidak suka
mengeksploitasi orang lain. Kita menggunakan berbagai aturan untuk menentukan
apakah manfaat dan kerugian dalam suatu hubungan itu cukup berimbang atau tidak
(Clark & Chrisman, 1994).
Prinsip kedua pertukaran manfaat dalam suatu hubungan adalah prinsip
mempertimbangkan kebutuhan semua orang yang terlibat dalam hubungan itu.
Kaidah ketiga adalah equity (ekuitas), juga dikenal sebagai keadilan
distributif. Ide utamanya adalah manfaat yang diterima seseorang harus
sebanding dengan kontribusinya (Haifield, Traupmann, Sprecher, Utne, & Hay,
1985).
Belajar berbagi dengan kawan adalah langkah penting dalam memahami prinsip
keadilan (fairness) dalam relasi sosial.
·
MELAMPAUI PERTUKARAN
Prinsip pertukaran sosial (social exchange) membantu kita memahami beragam
jenis hubungan. Kebanyakan orang mengakui bahwa pertukaran memengaruhi hubungan
kasual, namun mereka menolak ide bahwa faktor pertukaran juga memengaruhi
hubungan yang saling akrab.
Dalam exchange relationship (hubungan pertukaran) ini orang tidak merasa
ada tanggung jawab spesial untuk kesejahteraan orang lain. Exchange
Relationship ketika partner memberi manfaat satu sama lain, meraka mengharap menerima manfaat
yang setara sebagai imbalannya. Sebaliknya, dalam communal ralationship
(hubungan komunal), orang merasa bertanggung jawab secara personal atas
kebutuhan orang lain. Hubungan komunal biasanya terjadi antar anggota keluarga,
sahabat, dan pacar. Communal Relationship partner memberi manfaat untuk
menjukkan perhatian dan merespons kebutuhan orang lain.
B.
PENGUNGKAPAN DIRI
Percakapan adalah aspek penting
dalam interkasi manusia. Ketika seorang kawan mengungkapkan kisah sedihnya si
masa lalu, maka kita secara emosional mungkin akan merasa dekat dengannya.
Self-disclousure (pengungkapan diri)
adalah tipe khusus dari percakapan dimana kita berbagi informasi dan perasaan
pribadi dengan orang lain (Canary, Cody, & Manusov, 2003; Dindia, 2002).
Terkadang kita mengungkapkan fakta
tentang diri kita yang tersembunyi apa pekerjaan kita, di mana kita tinggal,
apa pilihan kita dalam pemilu. Ini disebut sebagai “pengungkapan deskriptif” karena
mendeskripsikan beberapa hal tentang diri kita. Tipe pengungkapan diri lainnya
adalah pengungkapan opini pribadi dan perasaan terdalam perasaan kita terhadap
orang lain, kesalahan kita, atau betapa bencinya kita pada pekerjaan kita. Ini
dinamakan “pengungkapan evaluatif” karena berisi penilaian personal orang lain
atau situasi.
Beberapa alasan utama dari
pengungkapan diri :
1. Penerimaan sosial
2. Pengembangan hubungan
3. Ekpresi diri
4. Klarifikasi diri
5. Kontrol sosial
·
PENGUNGKAPAN DIRI, RASA SUKA, DAN RESIPROSITAS
Pengungkapan diri adalah tipe
percakapan khusus di mana kita berbagi informasi dan perasaan pribadi dengan
orag lain.
Rasa suka adalah penyebab penting
dari pengungkapan diri. Kita mengungkapkan lebih banyak kepada orang yang kita sukai dan kita
percayai ketimbang kepada orang yang asing atau tidak kita sukai. Pengungkapan
diri juga dapat menyebabkan rasa suka.
Faktor penting dalam hubungan rasa
suka pengungkapan diri ini adalah resiprositas. Pengungkapan diri cenderung
akan dibalas dengan pengungkapan diri (Dindia, 2002). Jika berbagi informasi pribadi
dengan orang lain, dia mungkin akan merespons dengan cara yang sama. Jika kita
bicara soal remeh-temeh, orang lain juga akan demikian. Salah satu penjelasan
dari efek ini adalah karenaya ada norma resiprositas : Jika seseorang memberi
tahu kita sesuatu hal bersifat pribadi, kita diharapkan merespons dengan pengungkapan yang sama. Secara umum, kita
menyukai orang yang mau berbagi pengungkapan diri (Altman & Taylor, 1973).
Ada banyak bukti bahwa resprositas ini adalh faktor kunci dalam rasa suka.
Hubungan antara pengungkapan diri
dan rasa suka juga bergantung pada makna yang kita berikan pada pengungkapan
seseorang dan tujuan kita (Miller, 1990).
Dampak dari pengungkapan diri pada
rasa suka akan bergantung pada sifat dari hubungan antar – individu.
·
BAHAYA PENGUNGKAPAN DIRI
Meskipun pengungkapan diri dapat
memperkuat rasa suka dan mengembangkan hubungan, ia juga mengandung risiko
(Derlega, 1984). Mengungkapkan informasi personal akan membuat kita berada
dalam kondisi rawan.
Beberapa risiko yang terjadi
saat mengungkapkan diri antara lain :
1. Pengabaian 3. Hilangnya kontrol
2. Penolakan 4. Pengkhianatan
Karena adanya risiko ini, kita
terkadang menyembunyikan perasaan kita, merahasiakannya dari orang yang kita
cintai, dan melindungi hidup kita dari penyelidikan orang lain (Finkenauer
& Hazam, 2000). Ringkasnya, mungkin ada ketegangan antara ingin mengungkapkan dan ingin
melindungi privasi. Tujuan kita sering kali adalah untuk mengontrol informasi
yang dimiliki orang lain tentang kita, kita ingin berbagi hal-hal yang memang
ingin kita bagikan saja.
C.
INTIMASI
Seperti halnya “cinta”,”intimasi” adalah salah satu istilah umum yang sulit
didefinisikan dengan tepat. Pengungkapan diri adalah salah satu komponen
intmasi, tetapi pengungkapan informasi personal saja tidak cukup untuk
menciptakan pengalaman kedekatan psikologis.
Intimasi tercipta ketika kita memndang orang lain sebagai responsif dan
memberi perhatian pada kita dan bereaksi dengan cara yang suportif.
Proses intimasi dimulai apabila satu individu mengungkapkan perasaan atau
informasi pribadinya kepada orang lain. Pemberitahuan informasi ini dapat
dilakukan secara verbal, melalui pengungkapan diri, atau secara nonverbal,
melalui “bahasa tubuh”.
Pengungkapan diri itu sendiri tidak menciptakan initmasi. Orang yang
mengungkapkan diri harus merasa menerima dan memahami perasaan atau
pandangannya. Responsivitas dan kesediaan pendengar untuk meningkatkan perasaan
saling percaya dan kedekatan emosional yang fundamental bagi perkembangan
hubungan personal.
D.
KESEIMBANGAN KEKUASAAN
Dalam setiap interaksi, orang sering memiliki preferensi yang berbeda-beda
dan karenanya berusaha saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan masing-masing.
Istilah social
power (kekuasaan sosial) berarti kemampuan seseorang untuk mempangaruhi
perilaku, pikiran, atau perasaan orag lain (Huston, 2002). Dalam beberapa
hubungan, pria dan wanita punya pengaruh seimbang. Dalam hubungan lainnya, ada
ketidakseimbangan kekuatan ; satu orang lebih banyak mengambil keputusan, lebih
kuat dalam menegndalikan aktivitas bersama, lebih kuat argumennya dan secara
umum lebih berkuasa.
·
PERGESERAN KESEIMBANGAN KEKUASAAN
Ada tiga faktor penting : sikap dan
norma sosial, sumber daya relatif, dan prinsip kepentingan terendah. Prinsip
ini kemungkinan berlaku pada banyak jenis hubungan, bukan hanya dalam
perkawinan atau pacaran, tetapi juga antarkawan, sesama karyawan, dan anggota
keluarga.
Hubungan yang didasarkan pada
ketergantungan satu pihako biasanya tidak memuaskan bagi kedua belah pihak.
Hubungan ini cenderung berubah ke arah keseimbangan kekuasaan atau menjadi
putus berantakan.
E.
KONFLIK
Bahkan dalam persahabatan terbaik sekalipun, konflik tampaknya tak
terhindarkan (Holmes & Murray, 1996). Konflik lebih sering terjadi dengan
saudaranya, kemudian dengan orang tuanya, dan yang lebih jarang adalah dengan
kawannya.
Konflik adalah proses yang terjadi ketika tindakan satu orang menganggu
tindakan orang lain. Potensi konflik meningkat bila dua orang menjadi saling
interdependen. Saat interaksi lebih sering terjadi dan mencangkup lebih banyak
aktivitas dan isu, ada lebih banyak peluang terjadinya perbedaan pendapat.
Problem konflik dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori umum :
·
Perilaku Spesifik. Beberapa konflik terjadi pada perilaku
spesifik dari pasangan.
·
Norma dan Peran. Beberapa konflik berfokus pada isu
yang lebih umum seperti hak dan tanggung jawab partrner dalam suatu hubungan.
·
Disposisi Personal. Beberapa konflik berfokus pada motif
dan personalitas seseorang.
Tiga konflik itu merefleksikan fakta bahwa orang adalah interpenden pada
tiga level (Braiker & Kelley, 1979). Pada level behavioral, partner
mengalami problem pengoordinasian aktivitas tertentu. Pada level normatif,
mereka mengalami problem dalam menegoisasikan aturan dan peran dalam hubungan
mereka. Pada level disposisional, mereka mungkin berselisih soal personalitas
dan niat mereka.flik dapat membahayakan atau mungkin malah menguntungkan suatu
hubungan, tergantung pada cara penyelesaiannya (Gottman. 1994; Holman &
Jarvis, 2003). Karena konflik menimbulkan emosi yang kuat, maka emosi tidak
cocok dipakai sebagai dasar penyelesaian problem secara konstruktif. Eskalasi
konflikjarang menguntungkan suatu hubungan, khususnya jika menimbulkan sikap
mau menang sendiri, keras kepala, dan penarikan diri dari hubungan. Yang lebih
parah, konflik bisa menimbulkan pertikaian fisik dan kekerasan aktual. Di sisi
lain, konflik dapat membuka kesempatan bagi pasangan untuk mengklarifikasi
perselisihan dan mengubah ekspektasi mereka tentang hubungan.
F.
SISI GELAP HUBUNGAN
Kita sering menganggap hubungan erat kita sebagai sesuatu yang memberi kita
persahabatan, kehangatan dan dukungan. Namun, ada pula sisi gelap dari hubungan
seperti kekerasan, penipuan, ketidaksetiaan, dan bahkan kekerasan fisik.
Periset menggunakan istilah "pengkhianatan personal" untuk menyebut
tindakan yang melanggar tiga pandangan dasar tentang hubungan yang dekat .
Pertama, kita mengharapkan partner kita untuk "mengikuti aturan"dan
menjaga kesepakatan seperti janji dan mau menjaga ketentuan informal lainnya.
(Misalnya, tidak mempermalukan teman dihadapan orang lain). Kedua, kita
berasumsi bahwa kita percaya teman kita mau menepati janjinya dan setia pada
hubungan. Ketiga, kita berharap partner kita menghormati komitmen untuk
melindungi masa depan hubungan.
·
BERBOHONG
Riset menemukan bahwa berbohong
adalah fakta hidup. Secara rata-rata, orang setidaknya sekali dalam sehari berbohong. Hanya sedikit orang dewasa yang
mengatakan bahwa ia tak pernah berbohong. Beberapa kebohongan dapat dianggap
"altruistik" karena dimaksudkan untuk kepentingan orang lain. Secara
umum, orang kurang cenderung berbohong kepada kawan dekat dan pacar ketimbang
pada kenalan dan orang asing, dan kebohongan kepada kawan dekat atau pacar
kemungkinan bersifat altruistik.
·
KETIDAKSETIAAN
Pasangan romantis berbeda-beda dalam
memandang jenis hubungan mereka dengan orang lain. Periset mendefinisikan
"ketidaksetiaan"ini sebagai pelanggaran atas norma yang mengatur
level intimasi emosional atau fisik.
Ketidaksetiaan cenderung terjadi jika
masing-masing pihak kurang komitmen pada hubungan primer, merasa kurang
tertarik, dan memiliki alternatif yang lebih menarik.
·
OBSESI dan MENGUNTIT
Terkadang mantan partner atau orang
yang ditolak cintanya menjadi terobsesi dengan orang yang diinginkannya.
Individu ini mungkin melakukan terus-menerus mengikuti orang yang disukainya
dan mungkin terus mengejar-ngejarnya tanpa kenal lelah.
Tindakan menguntit adalah bentuk
ekstrem dari gejala ini, yakni orang yang disukai itu terus-menerus diikuti,
dimata-matai, dan terkadang diancam atau diganggu.
G.
KEPUASAN
Menurut teori interpendensi, kita akan puas jika hubungan kita
mengunutungakan, yakni jika manfaatnya lebih besar ketimbang biaya atau
kerugiannya.
Menurut teori interpendensi, kepuasan hubungan juga dipengaruhi oleh level
perbandingan umum kita.
Persepsi keadilan juga mempengaruhi kepauasan. Bahkan jika suatu hubungan
memberi banyak manfaat, mungkin kita tak puas jika kita yakin bahwa diri kita
diperlakukan secara tidak adil.
H.
KOMITMEN
Orang yang sangat berkomitmen pada hubungan sangat mungkin untuk tetap
bersama "mengurangi suka duka" dan "demi tujuan bersama".
Dalam istilah teknis , comittmen in a relationship (komitmen dalam suatu
hubungan) berarti semua kekuatan, positif dan negatif, yang menjaga individu
tetap berada dalam suatu hubungan.
Pertama, komitmen dipengaruhi oleh kekuatan daya tarik pada partner atau
hubungan tertentu. Jika kita suka pada orang lain, menikmati kehadirannya, dan
merasa orang itu mudah ramah dan gaul, maka kita akan termotivasi untuk
meneruskan hubungan kita dengannya. Dengan kata lain, komitmen akan lebih kuat
jika kepuasannya tinggi. Komponen ini dinmakan "komitmen personal"
karena ia merujuk pada keinginan individu untuk mempertahankan atau
meningkatkan.
Kedua, komitmen dipengaruhi oelh nilai dan prinsip moral kita perasaan
bahwa kita seharusnya tetap berada dalam suatu hubungan. "Komitmen
moral" ini didasarkan pada pada perasaan kewajiban, kewajiban agama, atau
tanggung jawab sosial. Bagi beberapa orang, keyakinan akan kesucian pernikahan
dan keinginan manjalin komitmen seumur hidup akan membuat mereaka tidak ingin
bercerai.
Ketiga, komitmen didasarkan pada kekuatan negatif atau penghalang yang
menyebabkan seseorang akan rugi besar jika meninggalkan hubungan. Faktor yang
dapat menahan kita untuk tetap dalam hubungan antara lain adalah tidak adanya
alternatif hubungan dan investasi yang telah kita tanamkan dalam suatu
hubungan.
I.
PEMELIHARAAN HUBUNGAN
Seperti halnya tanaman yang memerlukan pupuk dan air untuk kelangsungan
hidupnya, demikian pula hubungan kita dengan orang lain. Hubungan kita dengan
mereka bisa layu dan mati bila kita tidak senantiasa memeliharanya. Oleh sebab
itu penting bagi kita untuk selalu mencari cara untuk merawatnya, khususnya
hubungan kita dengan pasangan, teman , maupun keluarga.
Semua hubungan akan mengalami masalah dan kadang mengecewakan. Cara kita merespon
kekecewaan akan menjadi sebab sekaligus akibat dari kepuasan dan komitmen kita.
Ada bukti bahwa
partner yang bahagia dan berkomitmen salong memperlakukan pasangannya dengan
cara yang berbeda dengan partner yang tak berbahagia. Cara partner merespon
kekecewaan akan berdampak pada kebahagiaan mereka dimasa depan dan pada
kelangsungan hubungan mereka. Periset, mulai mengungkapkan bagaimana pemikiran dan
perilaku dapat memengaruhi hubungan.
·
ILUSI POSITIF TENTANG HUBUNGAN
Ada banyak bukti bahwa proses serupa
juga terjadi dalam suati hubungan. Orang, terutama yang berada dalam hubungan
yang memuaskan dan berkomitmen, cenderung mengidealisasikan partnernya dan
memandang hubungan mereka lebih unggul kerimbang hubungan pasangan lainnya.
·
BIAS MEMORI MASA LALU
Cara lain untuk mempertahankan
keyakinan pada hubungan adalah menganggap bahwa hubungan mereka terus berjalan
kearah cinta dan intimasi. Pada dasarnya, orang mungkin merasa bahwa jika
hubungan mereka tak sempurna, hubungan itu akan terus membaik dari waktu ke
waktu.
·
GODAAN PARTNER ALTERNATIF
Salah satu ancaman terhadap suatu
hubungan adalah adanya alternatif pasangan yang menarik. Salah satu tujuan komitmen
dan perkawinan adalah mengumumkan bahwa seseorang telah terikat dengan satu
pasangan. Orang yang sangat berkomitmen kepada hubungan mungkin juga
menggunakan mekanisme kognitif untuk melindungi dan menjaga hubungannya.
·
MENJELASKAN PERILAKU PARTNER
Ketika partner melakukan sesuatu
yang menjengkelkan atau mengecewakan, kita termotivasi untuk mencari tahu apa
alasan dari tindakannya itu. Dalam istilah teknis, kita membuat astribusi tentang
penyebab perilaku pasangan kita. Riset menemukan bahwa pada umumnya pasangan yang bahagia
dan yang tertekan cenderung menjelaskan tindakan partnernya dengan cara yang
berbeda. Pasangan yang bahagia cenderung membuat "astribusi yang
memperkaya hubungan"; yakni mereka menginterpretasikan perilaku partnernya
dari sudut pandang positif.
·
KESEDIAAN UNTUK BERKORBAN
Terkadang pasangan dalam suatu
hubungan menghadapi situasi di mana pilihan terbaik untuk masing-masing pihak
adalah berbeda. Ketika terjadi konflik kepentingan, satu pihak mungkin
memutuskan untuk berkorban deni kebaikan partnernya atau demi menjaga hubungan.
Semakin komitmen seseorang pada
hubungan, semakin besar kemingkinan dia bersedia berkorban.
Dampak dari pengorbanan terhadap
hubungan mungkin akan tergantung pada alasan seseorang yang melakukan
pengorbanan. Adalah berguna untuk membedakan antara alasan pendekatan dan
penghindaran.
·
BERSABAR: AKOMODASI dan MAAF
Kebanyakan dari kita pasti pernah
bertindak buruk pada teman dan kekasih, kita mengatakan sesuatu tanpa pikir
panjang atau marah-marah.
Istilah teknis "akomodasi"
berarti kesediaan untuk menahan diri dan memeberi respons yang lebih
konstruktif saat pasangan melakukan perilaku yang buruk.
Individu dalam hubungan yang bahagia
dan penuh komitmen kemungkinan besar akan lebih mudah memaafkan ketimbang
individu dalam hubungan kurang bahagia. Orang yang berempati kepada partrner
yang menyakitinya kemungkinan besar akan memberi maaf dan berusaha berdamai..
Lebih jauh, ada bukti awal yang menunjukkan bahwa pemberian maaf bisa
memulihkan hubungna antar pasangan. Memberi maaf bisa mengurangi stress dan
menyehatkan fisik pula.
J. RESPONS TERHADAP KETIDAKPUASAN:
SUARA, LOYALITAS, PENGABAIAN, DAN
KELUAR
Suara
terjadi ketika seseorang secara aktif mendiskusikan problem; berusaha
berkompromi; mencari pertolongan; mengubah dirinya, partner, atau situasi; atau
berusaha memperbaiki hubungan.
Loyalitas berarti menunggu secara pasif tetapi optimis sampai situasi membaik. Loyalitas adalah respon
konservatif yang dimaksudkan untuk menjaga status quo.
Pengabaian merujuk pada pembiaran situasi terus memburuk. Dalam situasi kerja,
pengabaian bisa berupa membiarkan kondisi di tempat kerja terus memburuk dengan
cara bertambah malas atu sengaja datang telat atau memanfaatkan waktu kerja
untuk mengerjakan bisnis lain. Dalam hubungan personal pengabaian bisa berupa
mengurangi waktu kebersamaan, mengabaikan partner, menolak membahas problem,
memperlakukan pasangan dengan buruk, atau "membiarkan segalanya
berantakan".
Keluar
berarti secara aktif mengakhiri hubungan. Dalam situasi kerja, tindakan keluar
bisa berupa mencari pekerjaan lain, pindah kerja, atau mengundurkan diri.
Rusbult menunjukkan bahwa kepuasan dan komitmen memengaruhi tipe pemechan
masalah yang digunakan dalam hubungan personal.
Untuk mempertahankan hubungan, respos loyalitas dan suaira adalah lebih
konstruktif dan dapat memperbaiki hubungan; pengabaian dan keluar lebih
destruktif. Tentu saja, bagi individu yang terlibat, mengakhiri suatu hubungan
atau berhenti kerja mungkin merupakan jalan terbaik.