BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini manusia mulai mengakui pentingnya pendidikan. Berbagai upaya dilakukan untuk bisa mengenyam pendidikan yang sesuai dengan yang diinginkan demi masa depan yang lebih baik. Semakin ketatnya persaingan di era global dan tuntutan persaingan di dunia kerja, sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Kemajuan suatu bangsa di masa akan datang sangat tergantung pada mutu pendidikan generasi muda saat ini, karena pemuda adalah ujung tombak dari kesuksesan suatu negara. Namun, untuk mendapatkan itu semua tidak mudah dibutuhkan usaha dan ikhtiar secara terus menerus. Seorang pakar psikologi, Maslow (dalam Purwanto, 1990: 77) mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang dimaksud adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan pendapat tersebut, kebutuhan akan pendidikan masuk dalam kebutuhan yang kelima yaitu kebutuhan aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan untuk mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas dan ekspresi diri. Syah mendefinisikan minat (interest) adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah,1995: 132). Minat juga bisa diartikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 1991: 182). Minat adalah sumber motivasi yang berlatar belakang dari kemampuan yang dimiliki individu sehingga mampu mendorong individu untuk menjadi tertarik dan melakukan suatu kegiatan yang diinginkan, dan dapat mempengaruhi proses dan hasil dari suatu kegiatan yang dilakukan. Apabila siswa sudah memahami sekaligus mempunyai minat untuk menentukan pilihan studi lanjut ke perguruan tinggi, maka ia akan dapat memilih studi lanjut ke perguruan tinggi yang sesuai dengan minatnya, sehingga siswa mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai dan memilih minatnya tersebut dengan lebih konsentrasi dalam menyelesaikan studinya di sekolah menengah dan mempersiapkan diri untuk masuk ke perguruan tinggi ( http://enamkonselor.wordpress.com/2012/05/09/minatstudi-lanjut-perguruan-tinggi, diakses Selasa, 11 Juni 2013 pukul 14.15 WIB).
Ada banyak sekali Perguruan Tinggi di Indonesia. Secara umum Perguruan Tinggi (PT) dapat dikategorikan menjadi dua kriteria. Kriteria pertama adalah status perguruan tinggi. Ada dua jenis Perguruan Tinggi (PT) yaitu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Peguruan Tinggi Swasta (PTS). Kriteria kedua adalah penanggung jawab Perguruan Tinggi. Ada dua penanggung jawab utama perguruan tinggi walaupun keduanya saling bersinergi (bekerjasama), yaitu Perguruan Tinggi yang berada di bawah tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan (Diknasbud) dan Kementerian Agama. Perguruan Tinggi yang berada di bawah Kementeian Agama dengan Status Negeri sering disebut sebagai Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN). Terdapat lima puluh tiga Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang tersebar di seluruh wilayah Negara Kesatun Republik Indonesia (NKRI). Kelima puluh tiga perguruan tinggi tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) sebayak enam buah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sebanyak enam belas buah, dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) sebanyak tiga puluh satu buah. Memasuki Perguruan Tinggi yang diinginkan tidak mudah, siswa harus memiliki dorongan atau motivasi belajar yang baik. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2007: 756). Bisa juga diartikan bahwa motivasi adalah energi psikis yang memberi kekuatan kepada manusia untuk melakukan sesuatu (Wahyuni, 2009: 12).
Minat atau keinginan yang terjadi dalam diri seseorang biasanya akan berpengaruh terhadap apa yang dilakukan seperti ingin menambah wawasan, memperdalam ilmu pengetahuan agama, ingin mencapai citacita atau hanya sekedar formalitas untuk mendapat ijazah. Begitu juga dengan minat siswa untuk studi lanjut ke Perguruan Tinggi Islam terutama yang berada di bawah Kementerian Agama, yang akhirnya akan mempengaruhi motivasi belajar mereka agar memperoleh hasil yang sesuai harapan. Walaupun demikian, seringkali siswa kurang menyukai jurusanjurusan yang ditawarkan oleh Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang sebagian besar merupakan kajian agama Islam, mereka kadang memilih/ memfavoritkan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) umum. Akibatnya, pada kondisi tertentu ketika tidak memungkinkan mereka melanjutkan ke Perguruan Tinggi Umum, maka justru sebagian siswa menjadi kurang bersemangat dalam belajar. Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud untuk mengetahui lebih jauh tentang minat studi lanjut ke Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) terhadap motivasi belajar siswa terutama siswa yang sudah sekolah di bawah naungan Kementerian Agama melalui judul penelitian HUBUNGAN ANTARA MINAT STUDI LANJUT KE PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (PTAIN) DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MAN KROYA