Pengertian filsafat menurut para ahli yaitu:
Secara umum
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
stilah dari filsafat berasal bahasa Yunani : ”philosophia”.
Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti
: ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis;
“philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah”
dalam bahasa Arab.
. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN
Pengertian Ilmu dan Ilmu pengetahuan
menurut beberapa ahli:
- Mohammad Hatta
- Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut hubungannya dari dalamAshely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University
Ilmu adalah pengetahuan yang
disususn dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan
untuk menetukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
- Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran
Ilmu adalah:
Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
Suatu pendekatan atau mmetode pendekatan terhadap seluruh dunia empirisyaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia.
Suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…”
Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
Suatu pendekatan atau mmetode pendekatan terhadap seluruh dunia empirisyaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia.
Suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…”
- Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia
Ilmu adalah pengetahuan manusia
tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep,
kategori dan hukum-hukum, yang ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan
pengalaman praktis.
3. PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
PENGETAHUAN
- Dilihat dari obyek material [lapangan]
Filsafat itu bersifat universal
[umum], yaitu segala sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu
[pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya
terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak,
sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu
- Obyek formal [sudut pandangan]
Filsafat itu bersifat non
fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara
luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik,
dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti
bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang
menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah
diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu
terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari
nilainnya.
- Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak,
dan mendalam sampai mendasar [primary cause] sedangkan ilmu menunjukkan
sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder
[secondary cause]
Filsafat = berpikir kritis atau selalu mempertanyakan segala
hal tanpa ada eksperimen. Sedangkan ilmu pengetahuan = selalu dengan eksperiman
untuk menemukan jawaban dari pertanyaannya
PENGETAHUAN DAN KEBENARAN
•Dalam Encyclopedia of Philosophy,
pengetahuan didefinisikan sebagai kepercayaan yang benar(knowledge is justified true belief).
•Menurut SidiGazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan mengetahui.
Mengetahui itu hasil kenal, sadar, insaf,
mengerti, benar dan pandai.
•Pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benarmaka bukan pengetahuan tetapi kekeliruan atau kontradiksi.
•Pengetahuan merupakan hasil suatu proses atau pengalaman yang sadar.
•Pengetahuan (knowledge) merupakan terminologi generi k yang mencakup seluruh hal yang diketahui manusia. Dengan demikian pen getahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran,
pengalaman, pengamatan, dan intuisi yang mampu menangkap alam dan kehidupan nya serta mengabstraksikannya untuk mencapai suatu tujuan.
•Tujuan manusia mempunyai pengetahuan adalah:
1.Memenuhi ke butuhan untuk kelangsungan hidup
2.Mengembangkan arti kehidupan
3.Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
4.Mencapai tujuan hidup.
•Binatang punmempunyai pengetahuan, tetapi hanya sekedar atau terbatas untuk melangsungkan hidup (tujuan survival).
•Dalam Encyclopedia of Philosophy,
pengetahuan didefinisikan sebagai kepercayaan yang benar(knowledge is justified true belief).
•Menurut SidiGazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan mengetahui.
Mengetahui itu hasil kenal, sadar, insaf,
mengerti, benar dan pandai.
•Pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benarmaka bukan pengetahuan tetapi kekeliruan atau kontradiksi.
•Pengetahuan merupakan hasil suatu proses atau pengalaman yang sadar.
•Pengetahuan (knowledge) merupakan terminologi generi k yang mencakup seluruh hal yang diketahui manusia. Dengan demikian pen getahuan adalah kemampuan manusia seperti perasaan, pikiran,
pengalaman, pengamatan, dan intuisi yang mampu menangkap alam dan kehidupan nya serta mengabstraksikannya untuk mencapai suatu tujuan.
•Tujuan manusia mempunyai pengetahuan adalah:
1.Memenuhi ke butuhan untuk kelangsungan hidup
2.Mengembangkan arti kehidupan
3.Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
4.Mencapai tujuan hidup.
•Binatang punmempunyai pengetahuan, tetapi hanya sekedar atau terbatas untuk melangsungkan hidup (tujuan survival).
PENDAHULUAN
Untuk dapat memahami filsafat ilmu pengetahuan kita perlu mengetahui pengertian dari masing-masing unsur ini yakni filsafat dan ilmu pengetahuan. Kalau masing-masing unsur ini dipahami dengan baik, kita akan dapat dengan mudah melihat arti, dan makna filsafat ilmu pengetahuan. Dengan memahami arti kita juga dapat mengerti dan melihat tempat dan manfaat disiplin filsafat ini untuk hidup, studi dan karya kita.
Filsafat tidak hanya kita lihat sebagai pandangan hidup atau falsafah hidup tetapi kita juga dapat melihatnya sebagai ilmu. Sebagai pandangan hidup, filsafat dapat dimengerti sebagai cara seseorang melihat dunia atau realitas kehidupan, memahami dunia kehidupan dan bagaimana dia bertindak dalam relasinya dengan dunia sekitar – entah dunia fisis, dunia manusiawi atau juga dunia metafisis dalam arti luas.
Sebagai ilmu, filsafat dipahami sebagai karya rasional manusia yang mengarahkan kita kepada kebenaran, sebagaimana tujuan kita mempelajari pelbagai macam ilmu. Namun kebenaran dalam tataran ilmu filsafat yang berobyekkan totalitas (all that is = segala sesuatu yang ada) harus selalu dikaitkan dengan pemahaman-pemahaman yang paralel seperti ‘yang satu’, ‘kebaikan’, ‘kebijaksanaan’, ‘keindahan’, ‘keadilan’, dan lain-lain, sesuai dengan arti dasar kata filsafat sebagai cinta akan kebijaksanaan. Karena itu dalam karya ini dipaparkan pelbagai topik seperti, kaitan antara filsafat dengan pengetahuan, filsafat dengan ilmu-ilmu pengetahuan (sains dan ilmu-ilmu sosial-kemanusiaan), filsafat dengan kehidupan masyarakat, dengan kebudayaan dan peradaban, kaitan antara filsafat dengan tingkah laku atau tindakan manusia (etika), dan lain-lain. Agar kita memiliki suatu pemahaman yang berkesinambungan, penulis juga membahas sejarah perkembangan ilmu sejak zaman klasik hingga zaman kontemporer dan bagaimana tempat dan peran refleksi filosofis dalam setiap era berpikir manusia, khususnya dalam menanggapi perkembangan internal ilmu-ilmu itu sendiri, sekaligus bagaimana ilmu-ilmu itu berperan dalam pembentukan cara berpikir manusia dan membawa manfaat bagi pelbagai aspek kehidupan manusia.
Perlu diketahui bahwa filsafat ilmu pengetahuan merupakan cabang filsafat yang baru diminati sejak abad 17 kendati akar dan dasar-dasarnya sudah ada dan ditemukan jauh sebelumnya. Sejak abad 20 cabang filsafat ini berkembang menjadi begitu komplit dalam pelbagai jurusan. Adapun alasannya adalah bahwa jumlah ilmu pengetahuan dan cabang-cabangnya selalu berkembang. Ini membawa implikasi yang amat bervariasi dan meresapi pelbagai bidang kehidupan manusia. Penekanan yang mau diberikan dalam karya ini adalah pembahasan filosofis tentang ilmu pengetahuan dan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan ini filsafat ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu disiplin filsafat yang membuat refleksi-refleksi kritis tentang ilmu-ilmu pengetahuan dalam perjalanan sejarah. Lebih dari itu kita melihat bagaimana ilmu-ilmu ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya demi perkembangan dunia dan manusia dalam rangka pemanusiaan manusia sebagaimana tujuan paling luhur dan akhir dari seluruh karya berfilsafat.
Filsafat, seperti diungkapkan Plato, selalu dimulai dari pertanyaan. Pertanyaan ini muncul karena orang merasa heran atau kagum akan sesuatu. Dengan pelbagai macam pertanyaan, kita sudah terlibat dalam aktivitas berfilsafat itu sendiri. Karena itu filsafat pertama-tama harus merupakan suatu sikap sekaligus membangun sikap manusia. Ia mempersoalkan cara atau metode bagaimana orang mempertanyakan segala sesuatu.
Ada
orang yang menamakannya ilmu, ada yang menamainya ilmu pengetahuan, dan pula
ada yang menyebutnya sains. Keberagaman istilah tersebut adalah suatu usaha
untuk melahirkan padanan (meng-Indonesiakan) kata science yang
asalnya dari bahasa Inggris. Pengertian yang terkandung dibalik kata-kata yang
berbeda tersebut ternyata juga tidak kalah serba ragamnya. Keserbaragamannya
bahkan kadang-kadang seolah-olah mengingkari citra ilmu pengetahuan itu sendiri
yang pada dasarnya bertujuan untuk merumuskan sesuatu dengan tepat, tunggal dan
tidak bias.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, terbitan
Balai Pustaka, Jakarta, 2001, ilmu artinya adalah pengetahuan
atau kepandaian. Dari penjelasan dan beberapa contohnya, maka
yang dimaksud pengetahuan atau kepandaian tersebut tidak saja berkenaan dengan
masalah keadaan alam, tapi juga termasuk “kebatinan” dan persoalan-persoalan
lainnya. Sebagaimana yang sudah kita kenal mengenai beberapa macam nama ilmu,
maka tampak dengan jelas bahwa cakupan ilmu sangatlah luas, misalnya ilmu ukur,
ilmu bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat, ilmu tauhid, ilmu mantek, ilmu
batin (kebatinan), ilmu hitam, dan sebagainya.
Kata ilmu sudah digunakan masyarakat sejak ratusan tahun
yang lalu. Di Indonesia, bahkan sebelum ada kata ilmu sudah dikenal kata-kata
lain yang maksudnya sama, misalnya kepandaian, kecakapan, pengetahuan, ajaran,
kawruh, pangrawuh, kawikihan, jnana, widya, parujnana, dan lain-lain. Sejak
lebih dari seribu tahun yang lampau nenek moyang bangsa kita telah menghasilkan
banyak macam ilmu, contohnya kalpasastra (ilmu farmasi), supakasastra (ilmu
tataboga), jyotisa (ilmu perbintangan), wedastra (ilmu olah senjata),
yudanegara atau niti (ilmu politik), wagmika (ilmu pidato), sandisutra
(sexiology), dharmawidi (ilmu keadilan), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ada yang mencoba membedakan antara pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science). Pengetahuan diartikan hanyalah sekadar “tahu”, yaitu hasil tahu dari usaha manusia untuk menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa batu, apa gunung, apa air, dan sebagainya. Sedangkan ilmu bukan hanya sekadar dapat menjawab “apa” tetapi akan dapat menjawab “mengapa” dan “bagaimana” (why dan how)., misalnya mengapa batu banyak macamnya, mengapa gunung dapat meletus, mengapa es mengapung dalam air.
Pengetahuan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi ilmu apabila memenuhi tiga kriteria, yaitu obyek kajian, metoda pendekatan dan bersifat universal. Tidak selamanya fenomena yang ada di alam ini dapat dijawab dengan ilmu, atau setidaknya banyak pada awalnya ilmu tidak dapat menjawabnya. Hal tersebut disebabkan ilmu yang dimaksud dalam terminologi di sini mensyaratkan adanya fakta-fakta.
Filsafat adalah suatu ilmu yang kajiannya tidak hanya terbatas pada fakta-fakta saja melainkan sampai jauh diluar fakta hingga batas kemampuan logika manusia. Batas kajian ilmu adalah fakta sedangkan batas kajian filsafat adalah logika atau daya pikir manusia. Ilmu menjawab pertanyaan “why” dan “how” sedangkan filsafat menjawab pertanyaan “why, why, dan why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia (munkin juga pertanyaan-pertanyaannya terus dilakukan sampai never ending)..
Sementara ada yang berpendapat bahwa filsafat pada dasarnya
bukanlah ilmu, tetapi suatu usaha manusia untuk memuaskan dirinya selagi suatu
fenomena tidak / belum dapat dijelaskan secara keilmuan. Sebagai contoh dulu
orang percaya bahwa orang yang sakit lantaran diganggu dedemit, meletusnya
gunungapi adalah akibat dewa penguasa gunung tersebut murka, gempabumi terjadi
karena Atlas dewa yang menyangga bumi “gagaro lantaran ateul bujur”, dan masih
banyak lagi.