PERILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA
Di susun guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Budi pekerti
Dosen pengampu Drs.H. Djuwalman,
M.Pd.
Disusun Oleh
:
Nama : AMIR AGUS PRIONO
NIM : 09144200001
Kelas/Smstr : A1/VII
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2012/2013
HALAMAN PENGESAHAN
Pengesahan tugas mata kuliah Pendidikan Budi
pekerti
Makalah ini telah disetujui dan di sahkan
Pengesahan
Dosen
Drs. H. Djuwalman,M.Pd.
NIP 19580324 197803 2 002
|
Mahasiswa
Amir Agus Priono
NIM 09144200003
|
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Puji dan
syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai syarat penyelesaian tugas mata
kuliah pendidikan budi pekerti.
Dalam
penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan pihak lain, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya yaitu :
1. Dra.
Hj. Sri Pawiti, M.Pd selaku Rektor Universitas PGRI Yogyakarta
2. Dra.
Hj. Nur Wahyumiani, MA, selaku Dekan FKIP di UPY
3. Drs.
Sarjiman, selaku Ketua Progran Studi Bimbingan dan Konseling
4. Drs. Djuwalman, M.Pd, selaku dosen mata kuliah pendididan
budi pekerti
5. Ibu
waginah, selaku staf pembantu Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
6. Orang
tua kami yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada kami
Laporan
ini disusun guna memenuhi tugas UAS matakuliah pendidikan Budi Pekerti,
mengingat kemampuan yang terbatas sudah tentu penyusunan makalah ini jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca, guna untuk perbaikan tugas untuk masa yang akan datang.
Akhirnya
penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Yogyakarta, 25 November 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
PENGESAHAN…………………………………………………………………………. ii
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... iii
DAFTAR
ISI..................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A.
Latar Belakang......................................................................................... 1
B.
Rumusan masalah……………………………………………………... 2
C.
Tujuan pembahasan…………………………………………………… 2
D. Manfaat
pembahasan………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 4
A.
Definisi perilaku menyimpang.................................................................. 4
B.
Ciri ciri perilaku menyimpang.................................................................. 6
C.
Jenis perilaku menyimpang....................................................................... 7
D.
Sifat perilaku menyimpang....................................................................... 8
E.
Masalah yang dihadapi remaja................................................................. 9
F.
Bentuk perilaku menyimpang………………………………………… 13
G.
Dampak perilaku menyimpang……………………………………….. 15
H.
Tips untuk mengatasi dan mencegah perilaku
menyimpang remaja….. 17
BAB III kesimpulan dan saran saran........................................................................ 18
A.
KESIMPULAN....................................................................................... 18
B.
SARAN.................................................................................................... 19
C. DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah
sosial merupakan ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial merupakan akibat
interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok maupun antar
kelompok. Kepincangan-kepincangan yang dianggap sebagai masalah sosial oleh
masyarakat tergantung dari system sosial masyarakat tersebut. Ada beberapa
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat-masyarakat yang pada umumnya sama misalnya,
kemiskinan, kriminalitas, masalah kependudukan, masalah generasi muda dalam
masyarakat modern.
Masa
remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu
seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju ketahap selanjutnya
yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum
adanya pegangan sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan, pada
waktu itu dia memerlukan bimbingan terutama dari orang tua.
Anak
yang menginjak masa remaja sudah sewajarnya menuntut banyak perhatian para
orang tua. Mereka tentu saja sudah sadar diri dan oleh karenanya mudah
mengundang perhatian kepada diri mereka sendiri walaupun seringkali
mengatakan tidak menginginkan perhatian semacam itu. Perkembangan zaman yang
telah maju dengan pesat telah mengubah gaya hidup remaja sekarang, dari
kebiasaan mereka, minat mereka, bahasa dan pakaian yang mereka gunakan, politik
dan musik yang mereka sukai, juga perkembangan seksualitas mereka. Bahkan sudah
lazim bahwa keprihatinan orang tua terhadap kaum remaja sering kali tidak
disambut baik oleh mereka, dianggap ikut campur dan mengakibatkan pembangkangan
dari para pria dan wanita muda yang cemas dan berniat meraih kebebasan yang
makin besar ini.
Apalagi dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini yang maju begitu
pesat dan sudah merambah kedalam kehidupan masyarakat kalangan atas maupun
masyarakat kalangan bawah. Hal ini ditandai dengan adanya kemajuan teknologi
komunikasi. Transportasi yang mengundang masyarakat semakin konsumtif. Sehingga
mempengaruhi perilaku dan gaya hidup mereka terutama para remaja yang sedang
dalam masa transisi.
Pada zaman yang sudah semakin maju seperti ini remaja dapat menggunakan
teknologi apa saja yang dapat menyalurkan kepentingnnya, sehingga kadang dalam
menggunakannya yang tanpa batas membuat mereka bertindak sesuai dengan umurnya,
maka munculah perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ada dalam
masyarakat sehingga melanggar hokum yang ada dalam masyarakat. Hal inilah yang
disebut dengan kenakaln remaja. Apa yang menyebabkan seorang remaja berperilaku
menyimpang selain dengan adanya modernisasi? Masalah-masalah apa saja yang
terjadi pada masa remaja? Dan bagaimana cara mengatasi perilaku menyimpang yang
dilakukan para remaja?
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang?
2. Apa ciri dan penyebab perilaku menyimpang?
3. Bagaimana dampak perilaku menyimpang?
4. Apa-apa saja teori perilaku menyimpang?
C.
TUJUAN
PEMBAHASAN
Ada pun tujuan kami dalam makalah ini agar kelak
kehidupan dimasyarakat dapat terkontrol dengan baik dan jauh dari perilaku
menyimpang yang dapat merugikan para remaja itu sendiri, karena remaja adalah
generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu para remaja harus di hindarkan dari
perilaku-perilaku menyimpang yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang
lain.
D. MANFAAT PEMBAHASAN
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1.
Para remaja dapat mengetahui dampak perilaku
menyimpang yang dapat ditimbulkan
2.
pembaca dapat mengetahui apa yang di maksud
perilaku menyimpang
3.
pembaca diharapkan mampu menghindari sikap
perilaku menyimpang
4.
Memberikan suatu informasi terhadap para
remaja bahwa penyimpangan dapat merusak dirinya sendiri
5.
Pembaca dapat mengetahui penyebab penyebab
perilaku remaja menyimpang
6.
Pembaca dapat mengetahui Bentuk-bentuk
penyimpangan remaja yang apabila terus berkembang akan menyebabkan timbulnya
penyakit sosial dalam masyarakat
7.
Memberikan suatu wawasan yang lebih luas
tentang tentang penyimpangan perilaku remaja
8.
Pembaca diharapkan dapat mengetahui
penanggulangan yang tepat terhadap perilaku remaja yang menyimpang dan dapat
diterapkan di masyarakat.
9.
Pembaca dapat mengetahui sikap yang tepat
dalam menghadapi perilaku remaja yang menyimpang
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi perilaku
menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma
dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat
terjadi pada manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan.
Perilaku menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga
tidak mengenal waktu dan tempat. Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil
maupun skala besar.
Menurut Bruce J Cohen (dalam buku terjemahan Sahat Simamora), Perilaku
menyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri
dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Batasan
perilaku menyimpang ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku
dalam masyarakat. Suatu tindakan yang mungkin pantas dan dapat diterima di satu
tempat mungkin tidak pantas dilakukan di tempat yang lain
Menurut Robert M.Z Lawang, perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu system social.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang adalah perilaku manusia
yang bertentangan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat.
Masa
remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu periode yang dimulai dengan
perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat menengah,
dimana perubahan biologis yang membawanya pada usia belasan (teenagers)
seringkali mempengaruhi perilaku masa remaja. Para remaja tersebut sangat peka
terhadap gagasan bahwa mereka harus seperti orang dewasa atau kanak-kanak,
sehingga mereka segera mengganti mode pakaiannya.
Perilaku
menyimpang pada remaja terjadi pada masyarakat dikalangan atas maupun
dikalangan bawah contohnya saja di kota-kota besar. Dikota Banjarnegara
Banyak kasuspergaulan
bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah,
terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang
dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah
merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena
kecelakan
Dalam
kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam rangka
penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di
sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat
berbentuk positif hingga negative yang serng kita sebut dengan kenakalan
remaja. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran
norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial. Sedangkan Pengertian
kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
·
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan
bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana,
seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
·
Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
·
Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi
sosial.
o
Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang
mengarah
kepada kenakalan remaja :
kepada kenakalan remaja :
·
Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak
tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan
emosi.
·
Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di
rumah atau di sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena
anak tidak menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka
menjauhkan diri dari padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak
terbimbing.
·
Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami
masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti
ini sering terbawa kepada kegoncangan emosi.
·
Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas
yang berbeda dengan ketakutan anal-anak normal.
·
Anak-anak yang suka berbohong.
·
Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah
atau di rumah.
·
Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak
baik terhadap mereka dan sengaja menghambat mereka.
·
Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
B.
Ciri ciri perilaku
menyimpan
Menurut Wilnes dalam
bukunya Punishment and Reformationsebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi
menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
·
Faktor subjektif adalah faktor yang berasal
dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
·
Faktor objektif adalah faktor yang berasal
dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara
orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya,
berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu
(faktor objektif), yaitu
1.
Ketidaksanggupan menyerap norma-norma
kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke
dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak
pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna,
misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak(broken home).
Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka
anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2.
Proses belajar yang menyimpang. Seseorang
yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat
tayangan tentangperilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku
menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier
penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus
meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
3.
Ketegangan antara kebudayaan dan struktur
sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat
mengakibatkanperilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya
mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia
mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
4.
Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang
umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai
pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh
pola-pola perilaku menyimpang.
5.
Akibat proses sosialisasi nilai-nilai
sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau
tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang
dikatakan sebagai prosesbelajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,
C. Jenis jenis perilaku menyimpang
a. Berdasarkan kekerapan atau berat-ringannya penyimpangan
1) Penyimpangan Primer (Primary
Deviation)
Ciri-cirinya :
a. Bersifat sementara / temporer
b. Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
c. Masyarakat masih mentolerir / menerima
Contoh: pegawai negeri yang membolos kerja, banyak minum alkohol
pada waktu pesta, siswa yang membolos atau menyontek saat ujian dan pelanggaran
lalu lintas.
2) Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation)
Ciri-cirinya :
a. Bersifat permanen / tetap
b. Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
c. Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang
tersebut.
Contoh: pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan.
b. Berdasarkan jumlah pelakunya
1) Penyimpangan Individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan
oleh seseorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku. Contohnya pencurian yang dilakukan sendiri.
2) Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan
secara berkelompok dengan melakukan tindakan-tindakan menyimpang dari
norma-norma masyarakat yang berlaku. Pada umumnya penyimpangan kelompok terjadi
dalam sub kebudayaan yang menyimpang yang ada dalam masyarakat. Contohnya gank kejahatan atau mafia.
3) Penyimpangan Institusi
Penyimpangan institusi dilakukan oleh organisasi yang
melibatkan organisasi lainnya yang dilakukan rapih. Sebagai contohnya tidakan
korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara.
D. Sifat sifat perilaku menyimpang
Secara umum, terdapat dua sifat penyimpangan, yaitu:
·
Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan
yang bersifat positif adalah penyimpangan yang memiliki dampak positif terhadap
sistem sosial karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya
alternatif. Umumnya, penyimpang ini dapat diterima masyarakat karena sesuai
dengan perubahan zaman. Contoh, emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat
yang memunculkan banyak wanita karier
·
Penyimpangan yang bersifat negatif
Dalam
penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial
yang dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial.
Tindakan dan pelakunya akan dicela dan tidak diterima masyarakat. Bobot
penyimpangan dapat diukur menurut kaidah sosial yang dilanggar. Contoh, seorang
koruptor selain harus mengembalikan kekayaan yang dimilikinya kepada negara,
juga tetap dikenakan hukuman penjara.
E.
Masalah
yang dihadapi remaja
Perjalanan
kehidupan dan proses perkembangan sering sekali ternyata tidak mulus, banyak
memgalami berbagai hambatan dan rintangn. Lebih-lebih bagi siswa sekolah
menengah yang berada dalam fase perkembangan remaja, masa dimana individu
mengalami berbagai perubahan fisik maupun psikis. Pada fase ini individu
mengalami perubahan ynag besar yang dimulai dengan datangnya masa puber.
Datangnya masa puber ditandai dengan kematangan seksualitas. Sikap-sikap dan
perilaku yang terjadi pada masa puber sering mengganggu tugas-tugas pada masa
perkembangan anak pada masa berikutnya yaitu masa remaja, dan sebagai akibatnya
anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan pada fase remaja.
Beberapa masalah yang dialami para remaja sekarang:
1. Masalah Emosi
Secara tradisional masa remaja dianggap periode “badai dan tekanan” suatu masa
dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akiabat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang
tampak pada mereka, mudfah marah, mudah dirangsang, emosinya cenderung
meledak-ledak dan tidak mampu mengendalikan perasaannya. Keadaan ini sering
menimbulkan berbagai permasalahn khususnya dalam kaitannya dengan penyesuainan
diri dilingkunganya. Maraknya kasus perkelahian antar pelajar akhir-akir ini
adalah contoh nyata dari ketidakmampuan remaja mengolah dan mengendalikan
emosi.
2. Masalah Penyesuaian
Diri
Salah satu tugas yang paling sulit pada masa remaja adalah yang berhubungan
dengan penyesuian social. Remaja harus meyesuaikan diri dengan lawan jenis,
baik sesama remaja maupun dengan orang-oarang dewasadiluar lingkungan keluarga
dan sekolah. Untuk mencspai pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat
banyak banyak enyesuaian baru. Pada fase ini remaja lebih banyak diluar rumah
bersama-sama temannya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti kalau pengaruh
teman-temannya sebaya dalam pola perilaku,sikap, minat dan gaya hidupnya lebih
besar daripada pengaruh dari keluarga. Perilaku remaja sangat bergantung dari
pola-pola perilaku kelompok. Yang menjadi masalah apabila mereka salah bergaul,
misalnya berada dalam kelompok pemakai obat-obatan terlarang, minuman keras,
merokok, dan perilaku negative lainnaya. Dalam keadasan demikian
remajacenderung akna mengikutinya tanpa memperdulikan akibat yangakan menimpa
dirinya. Kebutuhan akan penerimaan dirinya dalam kelompok sebaya merupakan
kebutuhan yang dianggap paling penting. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
remaja mau melaksanakan apa saja yang akan menimpa atas perilaku mereka
tersebut.
3. Masalah Perilaku
Seksual
Tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja sehubunagn dengan
kematangan seksualitasnya adalah pembentukan hubungan yang lebih matang dengan
lawan jenis dan belajar memerankan seks yang diakuinya. Pada masa remaja sudah
mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romants yang didikuti oleh
keinginnan yang kuat untuk memperoleh dukungan dan perhtian dari lawan jenis,
sebagai akibatnya remaja mempunyai minat tinggi pada seks. Remaja lebih banyak
mencari informasi tentang seks dari sumber-sumber yang kadang tidak dapat
dipertanggungjawabkan, misalnya dari tena sebaya yang sama-sam kurang memahami
arti pentingnya seks, internet, media elektronik yan semakin canggih, dan media
cetak yang kadang-kadang lebih mengarah pada pornografi. Sebagai akibat dari
informasi yang salah dapat menimbulkan perilaku seks remkja yang apabila
ditinjau dari segi moral dan kesehatan tidsak layak untuk dilakukan misalnya
berciuman, bercumbu, mesturbasi, dan bersenggama. Namun generasi sekarang
hal-hgal tersebut dianggap normal atau paling tidak diperbolehkan. (Hurlock,
1980:229)
pergaulan
bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah,
terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang
dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah
merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena
kecelakan.
Menurut
Dr Rose Mini AP, M Psi seorang psikolog pendidikan, seks bagi anak wajib
diberikan orangtua sedini mungkin. “Pendidikan seks wajib diberikan orangtua pada
anaknya sedini mungkin. Tepatnya dimulai saat anak masuk play group (usia 3-4
tahun), karena pada usia ini anak sudah dapat mengerti mengenai organ tubuh
mereka dan dapat pula dilanjutkan dengan pengenalan organ tubuh internal.
Tidak
ada cara instan untuk mengajarkan seks pada anak kecuali melakukannya setahap
demi setahap sejak dini. Kita dapat mengajarkan anak mulai dari hal yang
sederhana, dan menjadikannya sebagai satu kebiasaan sehari-hari. Tanamkan
pengertian pada anak layaknya kita menanamkan pengertian tentang agama. Kita
tahu tidak mungkin mengajarkan agama hanya dalam tempo satu hari saja dan
lantas berharap anak akan mampu menjalankan ibadahannya, maka demikian juga
untuk seks.
Pengenalan
seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai anatomi tubuh. Kemudian
meningkat pada pendidikan mengenai cara berkembangbiak makhluk hidup, yakni
pada manusia dan binatang. Nah, kalau sudah tahu, orangtua dapat memberi tahu
apa saja dampak-dampak yang akan diterima bila anak begini atau begitu,”
Salah
satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada anak dapat dimulai dengan
mengajari mereka membersihkan alat kelaminnya sendiri. Dengan cara “Mengajari
anak untuk membersihkan alat genitalnya dengan benar setelah buang air kecil
(BAK) maupun buang air besar (BAB), agar anak dapat mandiri dan tidak
bergantung dengan orang lain. Pendidikan ini pun secara tidak langsung dapat
mengajarkan anak untuk tidak sembarangan mengizinkan orang lain membersihkan
alat kelaminnya.
Pengenalan
seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai anatomi tubuh. Kemudian
meningkat pada pendidikan mengenai cara berkembangbiak makhluk hidup, misalnya
pada manusia. Sehingga orangtua dapat memberikan penjelasan mengenai
dampak-dampak yang akan diterima bila anak sudah melakukan hal-hal yang
menyimpangnya. oleh sebab itu perlunya pendidikan seks sejak dini, bila perlu
diberikan disekolah-sekolah agra para siswa dapat mengetahui pendidikan seks
yang benar dan tidak terjerumus kehal-hal yang negative.
4. Masalah Perilaku
Sosial
Tanda-tanda masalah perilaku social pada remaja dapat dilihat dari adanya
diskriminasi terhadap mereka yang terlatar belakang ras, agama, atau social
ekonomi yang berbeda. Dengan pola-pola perilaku social seperti ini, maka
melahirkan geng-geng atau kelompok-kelompok remaja yang pembentukanya
berdasarkan atas kesamaan latar belakang, agama, suku dan social ekonomi.
Pembentukan kelompok atau geng pada renaja tersebut dapat memicu terjadinya
permusuhan antar kelompok atau geng. Untuk mencegah dan mengatasi masalah
diatas dapat dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatana kelompok
dengan tidak memperhatikan latar belakang suku, agama,ras, dan social ekonomi.
5. Masalah Moral
Masalah moral yang terjadi pada para remja ditandai oleh adanya ketidakmampuan
remaja membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini dapat disebabkan
oleh ketidakkonsisitenan dalam konse benar dan slah yang ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya antar sekolah, keluarga, da kelompok remaja.
Ketidakmampuan membedakan mana yang benar dan mana yang salah dapat membawa
mala petaka bagi kehidupan remja pada khususnya dan pada semua oaring pada
umumnya.
6. Masalah Keluarga
Remaja
sering menganggap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern berbeda.
Menurut remaja, orang tua yang mempunyai standar kuno harus mengikuti standar
modern, sedagkan orang tua tetap pada pendiriannya semula. Keadaan inilah yang
sering menjadi sumber perselisihan antar mereka. Sehingga remaja yang cenderung
keaah modernisasi akan membantah semua yang ditetapkan oleh orang tuanya
sehingga menimbulakan penyimpangan untuk melakukan apa yang sudah
diinginkannya.
F.
Bentuk bentuk perilaku
menyimpang
Segala tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai bentuk
penyimpangan. Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut apabila terus berkembang akan
menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat. Adapun bentuk-bentuk
penyimpangan serta berbagai penyakit sosial yang ada dalam masyarakat
bermacam-macam. Berikut ini berbagai penyakit sosial yang ada dalam masyarakat.
Minuman
keras adalah minuman dengan kandungan alkohol lebih dari 5%. Akan tetapi,
berdasarkan ketetapan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), setiap minuman yang
mengandung alkohol, berapa pun kadarnya, dapat dikategorikan sebagai minuman
keras dan itu diharamkan (dilarang) penyalahgunaannya. Adapun yang dimaksud
penyalahgunaan di sini adalah suatu bentuk pemakaian yang tidak sesuai dengan
ambang batas kesehatan. Artinya, pada dasarnya boleh digunakan sejauh hanya
untuk maksud pengobatan atau kesehatan di bawah pengawasan dokter atau ahlinya.
Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat jamu atau minuman tradisional yang
dapat digolongkan sebagai minuman keras. Sebenarnya, jika digunakan tidak
secara berlebihan jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai
minuman keras tersebut dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun, sangat disayangkan
jika jamu atau minuman tradisional yang dapat digolongkan sebagai minuman keras
tersebut dikonsumsi secara berlebihan atau sengaja digunakan untuk
mabuk-mabukan. Para pemabuk minuman keras dapat dianggap sebagai penyakit
masyarakat. Pada banyak kasus kejahatan, para pelaku umumnya berada dalam kondisi
mabuk minuman keras. Hal ini dikarenakan saat seseorang mabuk, ia akan
kehilangan rasa malunya, tindakannya tidak terkontrol, dan sering kali
melakukan hal-hal yang melanggar aturan masyarakat atau aturan hukum. Minuman
keras juga berbahaya saat seseorang sedang mengemudi, karena dapat merusak
konsentrasi pengemudi sehingga dapat menimbulkan kecelakaan. Pada pemakaian
jangka panjang, tidak jarang para pemabuk minuman keras tersebut dapat
meninggal dunia karena organ lambung atau hatinya rusak terpengaruh efek
samping alkohol yang kerap dikonsumsinya.
2.
Penyalahgunaan Narkotika
Pada
awalnya, narkotika digunakan untuk keperluan medis, terutama sebagai bahan
campuran obat-obatan dan berbagai penggunaan medis lainnya. Narkotika banyak
digunakan dalam keperluan operasi medis, karena narkotika memberikan efek
nyaman dan dapat menghilangkan rasa sakit sementara waktu, sehingga pasien
dapat dioperasi tanpa merasa sakit. Pada pemakaiannya di bidang medis,
dibutuhkan seorang dokter ahli untuk mengetahui kadar yang tepat bagi manusia,
karena obat-obatan yang termasuk narkotika mempunyai efek ketergantungan bagi
para pemakainya. Penyalahgunaan narkotika dilakukan secara sembarangan tanpa
memerhatikan dosis penggunaannya. Pemakaiannya pun dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya dihirup asapnya, dihirup serbuknya, disuntikkan, ataupun ditelan dalam
bentuk pil atau kapsul. Pengguna yang kecanduan, merusak sistem saraf manusia,
bahkan dapat menyebabkan kematian. Berikut adalah contoh zat-zat yang termasuk
dalam kategori narkotika.
3.
Perkelahian Antarpelajar
Perkelahian
antarpelajar sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan
kota-kota besar lainnya. Perkelahian tersebut tidak hanya menggunakan tangan
kosong atau perkelahian satu lawan satu, melainkan perkelahian bersenjata,
bahkan ada yang menggunakan senjata tajam serta dilakukan secara berkelompok.
Banyak korban berjatuhan, bahkan ada yang meninggal dunia. Lebih disayangkan
lagi, kebanyakan korban perkelahian tersebut adalah mereka yang justru tidak terlibat
perkelahian secara langsung. Mereka umumnya hanya sekadar lewat atau hanya
karena salah sasaran pengeroyokan. Kondisi ini jelas sangat mengganggu dan
membawa dampak psikis dan traumatis bagi masyarakat, khususnya kalangan
pelajar. Pada umumnya mereka menjadi was-was, sehingga kreativitas mereka
menjadi terhambat. Hal ini tentu saja membutuhkan perhatian dari semua kalangan
sehingga dapat tercipta suasana yang nyaman dan kondusif khususnya bagi
masyarakat usia sekolah.
Perilaku
seks di luar nikah selain ditentang oleh norma-norma sosial, juga secara tegas
dilarang oleh agama. Perilaku menyimpang ini dapat dilakukan oleh seorang
laki-laki dan perempuan yang belum atau bahkan tidak memiliki ikatan resmi.
Dampak negatif dari perilaku seks di luar nikah, antara lain, lahirnya anak di
luar nikah, terjangkit PMS (penyakit menular seksual), bahkan HIV/AIDS, dan
turunnya moral para pelaku.
5.
Berjudi
Berjudi
merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial. Hal ini dikarenakan berjudi
mempertaruhkan harta atau nafkah yang seharusnya dapat dimanfaatkan. Seseorang
yang gemar berjudi akan menjadi malas dan hanya berangan-angan mendapatkan
banyak uang dengan cara-cara yang sebenarnya belum pasti. Indonesia merupakan
salah satu negara yang melarang adanya perjudian, sehingga seluruh kegiatan
perjudian di Indonesia adalah kegiatan illegal yang dapat dikenai sanksi hukum.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus, aparat keamanan masih menolerir kegiatan
perjudian yang berkedok budaya, misalnya perjudian yang dilakukan masyarakat
saat salah seorang warganya mempunyai hajatan. Langkah ini sebenarnya kurang
tepat, mengingat bagaimana pun juga hal ini tetap merupakan bentuk perjudian
yang dilarang agama.
Kejahatan
adalah tingkah laku yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial,
sehingga masyarakat menentangnya. Sementara itu secara yuridis formal,
kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan
(immoril), merugikan masyarakat, sifatnya asosiatif dan melanggar hukum serta
undang-undang pidana. Tindak kejahatan bisa dilakukan oleh siapa pun baik
wanita maupun pria, dapat berlangsung pada usia anak, dewasa, maupun usia
lanjut. Tindak kejahatan pada umumnya terjadi pada masyarakat yang mengalami perubahan
kebudayaan yang cepat yang tidak dapat diikuti oleh semua anggota masyarakat,
sehingga tidak terjadi penyesuaian yang sempurna. Selain itu tindak kejahatan
yang disebabkan karena adanya tekanan mental atau adanya kepincangan sosial.
Oleh karena itu tindak kejahatan (kriminalitas) sering terjadi pada masyarakat
yang dinamis seperti di perkotaan. Tindak kejahatan (kriminalitas) misalnya
adalah pembunuhan, penjambretan, perampokan, korupsi, dan lain-lain.
G.
Dampak perilaku
menyimpang
Berbagai
bentuk perilaku menyimpang yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi
pelaku maupun bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
Berbagai
bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan
dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.
a. Memberikan pengaruh psikologis atau
penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan
dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa
depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat menjauhkan pelaku
dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan
dapat mencelakakan dirinya sendiri.
Perilaku
penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada
umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.
a. Dapat mengganggu
keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b. Merusak tatanan nilai,
norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c. Menimbulkan beban sosial,
psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak unsur-unsur
budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam kehidupan
masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat
perilaku penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku maupun terhadap orang lain
pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula, menurut pandangan umum,
perilaku menyimpang dianggap merugikan masyarakat. Namun demikian, menurut
Emile Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu membawa dampak
yang negatif. Menurutnya, perilaku menyimpang juga memiliki kontribusi positif
bagi kehidupan masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting dari perilaku
menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat meliputi hal-hal berikut ini.
H. Tips untuk mengatasi dan mencegah perilaku menyimpang remaja
Beberapa tips untuk
mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:
·
Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal
apapun.
·
Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang.
contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih
sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang
sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang
harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas
tersebut.
·
Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda
umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia
bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya
hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin
seharusnya belum perlu dia jalani.
·
Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi
seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
·
Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah
tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
·
Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti
beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
·
Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih
positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia
mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan
melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
·
sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk
anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi
masalah.
BAB III
KESILPULAN DAN SARAN
SARAN
A.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku
menyimpang dapat terjadi pada manusia muda, dewasa, atau tua baik laki-laki
maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan
dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat. Penyimpangan bisa terjadi dalam
skala kecil maupun skala besar.
Ciri-Ciri
Perilaku Menyimpang
·
Penyimpangan harus dapat didefinisikan.
·
Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak
·
Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
·
Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah
budaya ideal
·
Terdapat norma-norma penghindaran dalam
penyimpangan.
·
Penyimpangan sosial bersifat adaptif
(menyesuaikan)
Sebab-Sebab
Perilaku Menyimpang
·
Faktor subjektif adalah faktor yang
berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
·
Faktor objektif adalah faktor yang
berasal dari luar (lingkungan).
Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang
tidak serasi
Jenis-Jenis
Perilaku Menyimpang
·
Penyimpangan
Primer (Primary Deviation)
·
Penyimpangan
Sekunder (Secondary
Deviation)
Sifat-Sifat
Perilaku Menyimpang
·
Penyimpangan yang bersifat positif
·
Penyimpangan yang bersifat negatif
Bentuk-Bentuk
Perilaku Menyimpang
Segala tindakan atau perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap
sebagai bentuk penyimpangan. Bentuk-bentuk penyimpangan tersebut apabila terus
berkembang akan menyebabkan timbulnya penyakit sosial dalam masyarakat. Adapun
bentuk-bentuk penyimpangan serta berbagai penyakit sosial yang ada dalam
masyarakat bermacam-macam. Berikut ini berbagai penyakit sosial yang ada dalam
masyarakat
Dampak
Penyimpangan Sosial
·
Dampak Bagi Pelaku
·
Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
B. Saran
Ada
pun saran dari kami melalui makalah ini ialah:
Sebagai masyarakat yang hidup dikelilingi
oleh hukum hendaknya kita lebih bias bersadar diri tentang tindakan kita
sehari-hari agar yang kita lakukan tidak berdampak buruk bagi lingkungan yang
ada.
C. Daftar pustaka
SUMBER
BUKU :
Muin,
Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Untuk Kelas X. Jakarta. Erlangga
Hamid Hasan, Said, Dkk. 2010. Pengembangan
Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati.2007.
Sosiologi 1 untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta. Exis
SUMBER
INTERNET:
detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-v-perilaku-menyimpang-dan_24.html
lihat juga :
makalah tentang perilaku menyimpang pada remaja
Mengatasi Malas Belajar Anak
makalah keterkaitan motivasi belajar anak
Pengertian Intelegensi
makalah ilmu alamiah
makalah hakikat sains
definisi tingkah laku menurut para ahli
definisi metode pembelajaran
10 Tips Untuk Pelajar yang Ingin Sukses
SMA atau SMK yaaa????
makalah tentang perilaku menyimpang pada remaja
Mengatasi Malas Belajar Anak
makalah keterkaitan motivasi belajar anak
Pengertian Intelegensi
makalah ilmu alamiah
makalah hakikat sains
definisi tingkah laku menurut para ahli
definisi metode pembelajaran
10 Tips Untuk Pelajar yang Ingin Sukses
SMA atau SMK yaaa????