A. TOPIK
BAHASAN
: Meningkatkan motivasi belajar siswa
B. JENIS
LAYANAN
: Pembelajaran
C. FUNGSI
LAYANAN : Informasi dan pemahaman
D. BIDANG
BIMBINGAN : Bimbingan Belajar
E. TUJUAN YANG INGIN DI
CAPAI :
Agar seluruh siswa dapat memiliki
pemahaman tentang motivasi dalam belajar.
F. TUJUAN
LAYANAN
: 1. Agar siswa kelas VII dapat
2. Agar para siswa kelas VII dapat
mengembangkan motivasi diri, mampu memahami arti penting belajar dan motivasi
belajar dan mampu menyebutkan cara memotivasi dalam belajar.
3. Agar para siswa kelas VII dapat
belajar dengan baik dan menguasai pelajaran di kelas.
G.
SASARAN
LAYANAN
: Siswa kelas VII SMP
H.
URAIAN KEGIATAN
1. STRATEGI
LAYANAN
: Kelompok/klasikal
2.
METODE
: Ceramah dan diskusi
3. MATERI
LAYANAN
: 1.
Pengertian motivasi
2. Macam-macam motivasi
3. Fungsi motivasi dalam belajar
4. Pengertian belajar
5. Pengertian motivasi belajar
6. Jenis-jenis belajar
7. Cara memotivasi siswa belajar
8.Tips-tips meningkatkan motivasi
belajar
I.
MEDIA/SUMBER
J.
PERSONALIA YANG DI LIBATKAN : Guru
dan wali kelas
K.
PELAKSANA
: Guru BK
L.
WAKTU
: 45 Menit
TANGGAL
: 18 April 2012
M.
TEMPAT
LAYANAN
: Ruang kelas
N.
PENILAIAN
: Penilaian proses
O.
RENCANA TINDAK
LANJUT
: Dilakukan evaluasi pada pertemuan berikutnya.
P.
CATATAN
KHUSUS
………………………………..
………………………………………
Yogyakarta, 18 April 2012
Mengetahui
Kepala
sekolah
Praktikan
(………………………….)
Novan Setiawan
MATERI LAYANAN
1. PENGERTIAN MOTIVASI
Sujono Trimo Motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam
prilaku individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan arah
maupun daya ahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya
terkandung pula ungsur-ungsur emosional insane yang berasangkutan
Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang komplek dimana dalam
suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal )
atau perangsang.
Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal
yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal tersebut
adalah keadaan yang mendorong tingkah laku (Motiving states), yaitu
tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan
dari tingkah laku tersebut (Goal or Endsof Such Behavior).
Menurut Fredrick J. Mc Donal, memberikan sebuah pernyataan yaitu
motivasi adalah perubahan energi pada diri dari seseorang yang ditantai dengan
perasaan dan juga reaksi untuk mencapai sebuah tujuan.
Menurut
T. Hani Handoko ( 2003:252), mengemukakan bahwa motivasi adalah
“Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
“Keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”.
Menurut
H. Hadari Nawawi (2003:351), pengertian dari motivasi adalah :
“Suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar”.
“Suatu keadaan yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar”.
Menurut
A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002:95), mengatakan mengenai motivasi adalah :
“kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja”.
“kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja”.
Menurut
Henry Simamora (2004:510),
devinisi dari motivasi adalah :
“Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendki”.
selengkapnya...
“Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendki”.
selengkapnya...
2. MACAM-MACAM MOTIVASI
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Sadirman AM, motivasi intrinsik adalah : “motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”.[6]
Dengan demikian motivasi intrinsik dapat pula dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan pada suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajar. Sedangkan menurut Chalijah Hasan motivasi intrinik adalah : “jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain”[7]
Menurut Sadirman AM, motivasi intrinsik adalah : “motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu di rangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”.[6]
Dengan demikian motivasi intrinsik dapat pula dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan pada suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajar. Sedangkan menurut Chalijah Hasan motivasi intrinik adalah : “jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain”[7]
b. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Chalijah Hasan motivasi ekstrinsik adalah “jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar”.[12] Sedangkan Sadirman menyebutkan : “motivasi ekstrinsik itu adalah motif-motif yang aktif dan fungsinya karena adanya perangsang dari luar”.[13]
Motif ekstrinsik dapat pula dikatakan sebagai suatu bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar yang diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Berdasarkan pada pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik itu aktif jika di rangsang dari luar dan mempunyai kontribusi besar dalam menumbuhkan motivasi ini adalah keluarga sakinah, sebagai tempat yang pertama dan utama dalam proses pendidikan. Dengan berbagai cara keluarga sakinah dapat melakukan rangsangan untuk motivasi belajar anak.
Anak didalam melakukan sesuatu aktifitas belajar seringkali mengalami kesulitan dan untuk mengatasi kesulitan tersebut keluarga sebagai pilar utama harus membantu anak dalam mengatasi kesulitan tersebut. Dengan pemberian dan penanaman motivasi kepada anak dapat menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, lepas dari ketergantungan serta tidak mudah putus asa.
Menurut Chalijah Hasan motivasi ekstrinsik adalah “jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar”.[12] Sedangkan Sadirman menyebutkan : “motivasi ekstrinsik itu adalah motif-motif yang aktif dan fungsinya karena adanya perangsang dari luar”.[13]
Motif ekstrinsik dapat pula dikatakan sebagai suatu bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar yang diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Berdasarkan pada pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik itu aktif jika di rangsang dari luar dan mempunyai kontribusi besar dalam menumbuhkan motivasi ini adalah keluarga sakinah, sebagai tempat yang pertama dan utama dalam proses pendidikan. Dengan berbagai cara keluarga sakinah dapat melakukan rangsangan untuk motivasi belajar anak.
Anak didalam melakukan sesuatu aktifitas belajar seringkali mengalami kesulitan dan untuk mengatasi kesulitan tersebut keluarga sebagai pilar utama harus membantu anak dalam mengatasi kesulitan tersebut. Dengan pemberian dan penanaman motivasi kepada anak dapat menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, lepas dari ketergantungan serta tidak mudah putus asa.
3. FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR
1.
Mendorong timbulnya tingkah laku
atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya
belajar.
2.
Motivasi berfungsi sebagai pengarah,
artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3.
Motivasi berfungsi sebagai
penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi
akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
4.
PENGERTIAN BELAJAR
a.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam
(Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar
merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
b.
Sifat perubahannya relatif permanen,
tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan
akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan
sebagainya.
c.
Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The
Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau
latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau
perilaku yang bersifat naluriah.
d.
Moh. Surya (1981:32), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas,
bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
5.
PENGERTIAN MOTIVASI BELAJAR
Dalam A.M. Sardiman (2005:75) motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelak perasaan tidak suka itu.
Menurut Siti Sumarni (2005), Thomas L. Good dan Jere B.
Braphy (1986) mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak dan
pengarah, yang dapat memperkuat dan mendorong seseorang untuk bertingkah laku.
Ini berarti perbuatan seseorang tergantung motivasi yang mendasarinya.
6.
JENIS_JENIS BELAJAR
Jenis-jenis
belajar Menurut Robert M. Gagne
Manusia
memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu
banyak tipre-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan
tipe belajar :
1.
Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi
sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam
konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang
memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan
diangkat kemudian diturunkan.
2.
Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap
stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement)
sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru
memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian
ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid menjawab.
3.
Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat
gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam
urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal
membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
4.
Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar
menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau
kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya
yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek
tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
5.
Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang
berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang
guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang
mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian
dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka
ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
6.
Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau
menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep.
(konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami
sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek
uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7.
Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan
aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan
antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang
guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang
merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak
mengulangi kesalahannya.
8.
Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar
yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk
kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru
memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak
mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut.
Selain
delapan jenis belajar, Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar.
Menurutnya sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar yang
mempunyai ciri-ciri sama dalam satu katagori. Kelima hal tersebut adalah :
1.
keterampilan intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan
lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.
2.
informasi verbal : seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta
atau suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara
menggambar.
3.
strategi kognitif : kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya
sendiri, mengingat dan berfikir.
4.
keterampilan motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam
urutan tertentu (organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu
gerakan berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan luwes.
5.
sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan
pilihan-pilihan dalam bertindak.
7. CARA MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.
Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik.
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat
kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum
merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka
tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2. Hadiah
Hadiah dapat menjadi motivasi belajar yang kuat, dimana
siswa tertarik pada bidang tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian
jika hadiah diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3. Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi
sarana untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada saingan,
siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil yang terbaik.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah sebagai
salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja keras siswa dapat
terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara untuk dapat meningkatkan
motivasi belajar.
5. Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan
ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan membosankan
dan akan jadi rutinitas belaka.
6. Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi
belajar anak. Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk
belajar lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa
pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk dapat
meningkatkannya.
7. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya
dengan baik, maka perlu diberikan pujian. Pujian adalah bentuk reinforcement
yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa. Pemberiannya juga
harus pada waktu yang tepat, sehingga akan memupuk suasana yang menyenangkan
dan mempertinggi motivasi belajar serta sekaligus akan membangkitkan
harga diri.
8. Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi
jika diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi belajar
anak. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman
tersebut.
8.
TIPS-TIPS MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR
•
Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul
dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun
gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai
kebiasaan baik dalam belajar.Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat
kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri,
atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.Kebiasaan dan
semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang
berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul
dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan
jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya
minyak wangi.
•
Belajar apapun
Pengertian
belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa
belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar
menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
•
Belajar dari internet
Kita
bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang
senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat,
pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk
belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis
Free-English-Course@yahoogroups.com.
•
Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di
dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita
akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi
dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
•
Cari motivator
Kadangkala,
seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup.
Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal
serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau
memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.
“Resep
sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan,
dan bermimpi ketika orang lain berharap.” –William A. Ward
lihat juga :