Asas adalah landasan yang mendasari pelaksanaan bimbingan konseling. Menurut Prayitno 1987, asas terbagi menjadi :
a. Asas Kerahasiaan adalah segala sesuatu yang dibicarakan dan diperoleh dalam proses bimbingan dan konseling tidak boleh disampaikan kepada orang lain.
Contoh : konseli menceritakan bahwa ia memiliki penyakit AIDS, maka konselor harus menjaga jangan sampai ia mengungkapkan rahasia itu pada orang lain
b. Asas Kesukarelaan; mengandung pengertian bahwa pelaksanaan bimbingan konseling hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dan ketulusan dari kedua belah pihak, baik dari pihak konselor maupun dari pihak klien.
Contoh : Ketika klien punya malasah, baik itu yang berkaitan dengan teman ataupun guru, hendaknya dia datang kepada konselor tanpa ada yang menyuruh (terpaksa), melainkan karena atas kemauannya sendiri.
c. Asas Keterbukaan; diharapkan ke dua belah pihak membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah, konselor dalam hal ini harus terbuka dalam memberikan tekanan dalam membantu memecahkan masalah kepada klien.
Contoh : Klien punya pengalaman jelek dan memalukan, seperti mencuri, mencopet dan lain-lain, hendaknya jangan takut untuk mengungkapkannya. Dan konselorpun harus bisa membuka diri menerima dan mendengarkan serta memberi layanan dengan baik.
d. Asas Kekinian; bimbingan konseling menangani masalah yang saat ini sedang dialami klien, bukan masalah yang terjadi pada masa lalu dan bukan pula yang terjadi pada masa yang akan datang. Pembahasan masalah masa lalu menjadi tanggung jawab psikoterapi.
Contoh : Klien datang dengan mengemukakan masalah yang sedang ia hadapi. Masalah itu bukan masalah masa lalunya. Tetapi masalah yang ia hadapi pada saat ini juga
e. Asas Kemandirian; mengandung makna bahwa layanan bimbingan konseling bertujuan membuat anak menjadi mandiri tidak bergantung pada orang lain.
Contohnya : Konseling dilakukan dengan membantu siswa menemukan sendiri pemecahan masalahnya. Si Ani tidak punya biaya untuk membeli buku. Maka konseling mengarahkan agar si Ani dapat mandiri memikirkan upaya apa yang dapat dilakukannya untuk dapat uang tanpa meninggalkkan sekolag agar ia bisa membeli buku.
f. Asas Kegiatan; bimbingan konseling merupakan proses bantuan, diharapkan klien aktif melakukan kegiatan-kegiatan sehubungan dengan proses layanan yang diterima oleh klien. Konselor harus mampu membangkitkan semangat dan minat klien untuk mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Misalnya : Jika konseling dilakukan untuk mengembangkan keberanian siswa berbicara, maka dapat dilakukan diskusi kelompok atau permainan peran. Dan siswa / klien didorong agar tertarik mengikuti kegiatan itu.
g. Asas Kedinamisan; layanan bimbingan konseling menghendaki terjadinya perubahan perilaku dalam diri klien kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut harus menuju ke sesuatu yang baru, kreatif, dan maju.
Contohnya : Pada saat konseling pertama siswa berpakaian lusuh, kurang sopan, maka sedikit sedikit siswa dibimbing agar menjaga kerapian. Diharapkan semakin hari kerapian dan kesopanan siswa dapat meningkat.
h. Asas Keterpaduan; hendaknya meliputi seluruh aspek kehidupan fisik dan psiko anak, sebab masalah yang dihadapi anak kemungkinan disebabkan ketidaksesuaian antara aspek yang ada dalam diri anak.
Contohnya dalam melakukan konseling konselor tidak boleh hanya mempertimbangkan aspek fisik saja (kegiatan sehari-hari, perilakunya yang tidak sopan atau hal lain) tetapi juga harus memperhatikan psikologinya, mengapa ia melakukan sutau tindakan berdasarkan psikologi yang ada pada dirinya.
i. Asas Kenormatifan; layanan bimbingan konseling dilaksanakan menurut norma-norma yang berlaku.
Misalnya : Konseling tetap memperhatikan norma, baik itu agama, kesopanan, kesusilaan dan norma hukum. Konseling tidak mungkin dilakukan dengan mengenakan celana pendek (misalnya) atau pakaian lain yang dirasa tidak pantas.
j. Asas Keahlian; layanan bimbingan konseling dilakukan oleh petugas yang ahli, sehingga layanan yang dilakukan akan menimbulkan hasil yang baik.
Contohnya : Konseling harus ditangani oleh Guru Bimbingan konseling (tenaga konselor) . Atau jika tenaga konselor tidak dapat menyelesaikannya dapat dialihtangankan kepada yang lebih ahli.
k. Asas Alih Tangan; layanan bimbingan konseling harus dilakukan berdasarkan kemampuan masing-masing petugas yang lebih mampu.
Misalnya : Arman bermasalah dalam bidang penguasaan konten. Anggap saja ia tidak mampu menyelesaikan tugas matematika. Maka ia dapat dialihtangankan kepada guru Matematika agar ia mampu mengatasi masalahnya.
l. Asas Tut Wuri Handayani; menciptakan suasanan yang aman nyaman dan menyenangkan.
Contohnya : Guru mengupayakan ruangan, suasana yang dapat membuat klien dapat nyaman untuk mengemukakan masalahnya.
lihat juga :
ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT PRAYITNO 1987
PERBEDAAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI
SEJARAH AWAL LAHIRNYA BIMBINGAN DAN KONSELING
SEJARAH LAHIRNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DI INDONESIA
PERBEDAAN PSIKIATER, PSIKOLOG DAN KONSELOR
bimbingan dan konseling
tujuan bk disekolah menengah
contoh satuan layanan bk meningkatkan motivasi belajar siswa
tujuan bk karir
strategi pelaksanaan bimbingan dan konseling
bimbingan karir
pengaruh konseling kelompok terhadap prestasi belajar
a. Asas Kerahasiaan adalah segala sesuatu yang dibicarakan dan diperoleh dalam proses bimbingan dan konseling tidak boleh disampaikan kepada orang lain.
Contoh : konseli menceritakan bahwa ia memiliki penyakit AIDS, maka konselor harus menjaga jangan sampai ia mengungkapkan rahasia itu pada orang lain
b. Asas Kesukarelaan; mengandung pengertian bahwa pelaksanaan bimbingan konseling hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dan ketulusan dari kedua belah pihak, baik dari pihak konselor maupun dari pihak klien.
Contoh : Ketika klien punya malasah, baik itu yang berkaitan dengan teman ataupun guru, hendaknya dia datang kepada konselor tanpa ada yang menyuruh (terpaksa), melainkan karena atas kemauannya sendiri.
c. Asas Keterbukaan; diharapkan ke dua belah pihak membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah, konselor dalam hal ini harus terbuka dalam memberikan tekanan dalam membantu memecahkan masalah kepada klien.
Contoh : Klien punya pengalaman jelek dan memalukan, seperti mencuri, mencopet dan lain-lain, hendaknya jangan takut untuk mengungkapkannya. Dan konselorpun harus bisa membuka diri menerima dan mendengarkan serta memberi layanan dengan baik.
d. Asas Kekinian; bimbingan konseling menangani masalah yang saat ini sedang dialami klien, bukan masalah yang terjadi pada masa lalu dan bukan pula yang terjadi pada masa yang akan datang. Pembahasan masalah masa lalu menjadi tanggung jawab psikoterapi.
Contoh : Klien datang dengan mengemukakan masalah yang sedang ia hadapi. Masalah itu bukan masalah masa lalunya. Tetapi masalah yang ia hadapi pada saat ini juga
e. Asas Kemandirian; mengandung makna bahwa layanan bimbingan konseling bertujuan membuat anak menjadi mandiri tidak bergantung pada orang lain.
Contohnya : Konseling dilakukan dengan membantu siswa menemukan sendiri pemecahan masalahnya. Si Ani tidak punya biaya untuk membeli buku. Maka konseling mengarahkan agar si Ani dapat mandiri memikirkan upaya apa yang dapat dilakukannya untuk dapat uang tanpa meninggalkkan sekolag agar ia bisa membeli buku.
f. Asas Kegiatan; bimbingan konseling merupakan proses bantuan, diharapkan klien aktif melakukan kegiatan-kegiatan sehubungan dengan proses layanan yang diterima oleh klien. Konselor harus mampu membangkitkan semangat dan minat klien untuk mau melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
Misalnya : Jika konseling dilakukan untuk mengembangkan keberanian siswa berbicara, maka dapat dilakukan diskusi kelompok atau permainan peran. Dan siswa / klien didorong agar tertarik mengikuti kegiatan itu.
g. Asas Kedinamisan; layanan bimbingan konseling menghendaki terjadinya perubahan perilaku dalam diri klien kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut harus menuju ke sesuatu yang baru, kreatif, dan maju.
Contohnya : Pada saat konseling pertama siswa berpakaian lusuh, kurang sopan, maka sedikit sedikit siswa dibimbing agar menjaga kerapian. Diharapkan semakin hari kerapian dan kesopanan siswa dapat meningkat.
h. Asas Keterpaduan; hendaknya meliputi seluruh aspek kehidupan fisik dan psiko anak, sebab masalah yang dihadapi anak kemungkinan disebabkan ketidaksesuaian antara aspek yang ada dalam diri anak.
Contohnya dalam melakukan konseling konselor tidak boleh hanya mempertimbangkan aspek fisik saja (kegiatan sehari-hari, perilakunya yang tidak sopan atau hal lain) tetapi juga harus memperhatikan psikologinya, mengapa ia melakukan sutau tindakan berdasarkan psikologi yang ada pada dirinya.
i. Asas Kenormatifan; layanan bimbingan konseling dilaksanakan menurut norma-norma yang berlaku.
Misalnya : Konseling tetap memperhatikan norma, baik itu agama, kesopanan, kesusilaan dan norma hukum. Konseling tidak mungkin dilakukan dengan mengenakan celana pendek (misalnya) atau pakaian lain yang dirasa tidak pantas.
j. Asas Keahlian; layanan bimbingan konseling dilakukan oleh petugas yang ahli, sehingga layanan yang dilakukan akan menimbulkan hasil yang baik.
Contohnya : Konseling harus ditangani oleh Guru Bimbingan konseling (tenaga konselor) . Atau jika tenaga konselor tidak dapat menyelesaikannya dapat dialihtangankan kepada yang lebih ahli.
k. Asas Alih Tangan; layanan bimbingan konseling harus dilakukan berdasarkan kemampuan masing-masing petugas yang lebih mampu.
Misalnya : Arman bermasalah dalam bidang penguasaan konten. Anggap saja ia tidak mampu menyelesaikan tugas matematika. Maka ia dapat dialihtangankan kepada guru Matematika agar ia mampu mengatasi masalahnya.
l. Asas Tut Wuri Handayani; menciptakan suasanan yang aman nyaman dan menyenangkan.
Contohnya : Guru mengupayakan ruangan, suasana yang dapat membuat klien dapat nyaman untuk mengemukakan masalahnya.
lihat juga :
ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT PRAYITNO 1987
PERBEDAAN KONSELING DAN PSIKOTERAPI
SEJARAH AWAL LAHIRNYA BIMBINGAN DAN KONSELING
SEJARAH LAHIRNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DI INDONESIA
PERBEDAAN PSIKIATER, PSIKOLOG DAN KONSELOR
bimbingan dan konseling
tujuan bk disekolah menengah
contoh satuan layanan bk meningkatkan motivasi belajar siswa
tujuan bk karir
strategi pelaksanaan bimbingan dan konseling
bimbingan karir
pengaruh konseling kelompok terhadap prestasi belajar