makalah teknologi informasi dalam bk


“ TEKNOLOGI INFORMASI BERTEMAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING “

A.    URGENSI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BK
1.      Pengertian Teknologi Informasi
Menurut beberapa ahli, pengertian Teknologi Informasi (Williams dan Sawyer dalam Kadir, 2010) di antaranya:
a.       Haag dan Keen (1996): TI adalah seperangkat alat yang membantu bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.
b.      Martin (1999): TI tidak hanya terbatas pada teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
c.       Willams dan Sawyer (2003): TI adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (computer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, meliputi : memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
Informasi yang dibutuhkan akan relevan (sesuai dengan kebutuhan), akurat (sesuai dengan keadaan yang sebenarnya), tepat waktu, tersedia (up date), dan lengkap, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan (Mc. Leod dalam E-Learning ICT Junior High School, 2010).
TIK data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi TI adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi, seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi, seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran (Dryden dan Vossdalam E-Learning ICT Junior High School, 2010).
2.      Pengertian Urgensi
Secara etimologi, urgensi berasal dari bahasa latin “urgere” (kata kerja) yang berarti mendorong. Dalam bahasa Inggris “urgent” (kata sifat), dan dalam bahasa Indonesia, urgensi (kata benda).Istilah urgensi menunjukkan pada sesuatu yang mendorong atau memaksa untuk diselesaikan (Fritziee, 2009).Dengan demikian, urgensi bisa diartikan bila ada suatu masalah maka harus segera diselesaikan, atau ditidaklanjuti. Urgensi juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang penting yang harus segera diselesaikan, sehingga apabila hal tersebut tidak dilakukan akan menghambat atau membuat hal yang urgen/penting itu tidak terlaksana dengan baik, serta mengurangi kualitas hal yang diurgenkan tersebut.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa urgensi teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling adalah bahwa teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling itu sangat dibutuhkan (penting) demi kelancaran pelayanan bimbingan dan konseling.
3.         Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan ”counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah, istilah “guidance” berarti mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage), dan menyetir (to steer). Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya (Rochman Natawidjaja dalam Yusuf, 2010: 6). Sedangkan konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada konseli, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu konseli dalam mengatasi masalah-masalahnya (ASCA dalam Yusuf, 2010: 8).
Maka, bimbingan dan konseling merupakan upaya bantuan yang proaktif dan sistematik oleh konselor dalam memfasilitasi individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan juga menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya dengan baik.
Adapun TI dalam bimbingan dan konseling diperlukan untuk membantu para konselor melakukan pelayanan bimbingan dan konseling agar lebih mudah dan efektif, sehingga proses pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan lebih baik.
4.      Urgensi Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan Konseling
Semakin maju dan berkembangnya zaman, seluruh aspek kehidupan pun menyesuaikan dengan kemajuan tersebut agar tidak out of date atau ketinggalan dalam mengikuti perkembangan zaman (Yusron, 2010). Globalisasi ini akan berdampak pada kebutuhan manusia yang juga menyesuaikan dengan perkembangan zaman, di mana dunia sudah tak ada lagi batasan dan semua serba dilakukan secara instan dan efisien. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saling berkaitan terhadap bidang informasi, sehingga informasi atau pengetahuan yang akan menciptakan gagasan teknologi serta sebaliknya, teknologi juga akan mempermudah akses informasi dan ilmu pengetahuan. Ketika akses informasi tersebut semakin mudah, maka hal ini berdampak kepada globalisasi tersebut serta kemajuan teknologi yang semakin mutakhir dengan perkembangan, kemajuan dan kedinamisan yang sangat cepat (Yusron, 2010).
Kemajuan Teknologi Informasi yang semakin mutakhir dan semakin mengefisienkan konsumen pengguna teknologi, akan menjadi suatu daya tarik yang kuat untuk mengaplikasikannya dalam wilayah pendidikan (Yusron, 2010). Hal tersebut dikarenakan kebutuhan pendidikan yang semakin hari semakin dituntut untuk bergerak atau berkembang lebih cepat demi mengejar kemajuan era yang semakin mutakhir dan sangat cepat. Oleh karena itu, penerapan teknologi informasi di wilayah aspek pendidikan akan menjadi suatu urgensi tersendiri dalam menyelaraskan dengan kemajuan zaman yang semakin mutakhir.
Bimbingan dan konseling merupakan “proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal” (Kartadinata dalam Yusuf, 2010: 6). Pada intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya bantuan terhadap individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan juga melalui tugas perkembangannya dengan baik.
Bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal merupakan salah satu sarana pendukung untuk peserta didik optimal dalam memecahkan masalah serta mengembangkan potensi dirinya. Bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal senantiasa menyelaraskan dengan perkembangan pendidikan yang juga selaras dengan perkembangan zaman (Kartadinata dalam Yusron, 2010). Oleh karena itu, bimbingan konseling juga memerlukan suatu penyesuaian dengan kemajuan, yaitu dengan penerapan aplikasi Teknologi Informasi.
Urgensi bimbingan dan konseling mengacu pada perkembangan serta kemajuan teknologi yang mutakhir, salah satunya ialah penggunaan alat atau media komunikasi serta informasi elektronik baik secara online maupun offline (Yusron, 2010). Penggunaan media teknologi yang mutakhir akan senantiasa merubah gaya serta penerapan bimbingan dan konseling yang konvensional. Sebagaimana tujuan dari kemajuan teknologi yaitu untuk mengefisienkan atau mempermudah akses informasi, maka penerapannya dalam bimbingan dan konseling juga mengacu pada cara yang sama tanpa mengubah konteks dari bimbingan dan konseling tersebut.
Alat-alat atau media dalam akses informasi di era global ini sangat beragam dan mutakhir, seperti telepon selular, komputer, internet dan media lainnya yang langsung atau online ataupun yang tidak langsung atau offline. Maka semua media teknologi informasi tersebut akan mempermudah akses pemberian bantuan terhadap individu jika dimanfaatkan secara tepat guna dan terlatih. Oleh karena itu, profesional di bidang bimbingan dan konseling yang selanjutnya disebut dengan konselor, dituntut untuk dapat menggunakan serta terlatih dalam penggunaan dan penerapan konseling melalui media teknologi.
Sebagaimana upaya bimbingan dan konseling yaitu memfasilitasi konseli, maka penggunaan teknologi informasi atau media elektronik penunjang proses konseling akan sangat dibutuhkan agar konseli dapat memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling secara efisien serta tidak terkesan ketinggalan zaman. Jika layanan bimbingan konseling masih menerapkan cara-cara konvensional dalam era teknologi yang semakin maju, maka layanan tersebut akan ditinggalkan oleh konseli yang akan mengakibatkan degradasi moral serta ketidakmampuan konseli dalam memecahkan serta mengoptimalkan tugas perkembangan yang harus dilaluinya secara mandiri (Yusron, 2010). Maka jika hal tersebut terjadi, akan banyak individu yang mengalami kesulitan dalam pemahaman diri dan akan cenderung masuk ke dalam zona kebebasan yang kebablasan tanpa adanya bimbingan yang bersifat mengembangkan kepribadian yang sehat.
Maka dari hal tersebut, penerapan atau pemanfaatan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling menjadi suatu urgensi tersendiri dalam penyesuaian kondisi zaman atau era yang sangat global. Salah satu yang menjadi pertimbangan perlunya bimbingan dan konseling menyesuaikan terhadap era yang global serta serba teknologi tersebut, yaitu pertimbangan dampak dari era globalisasi itu sendiri. Seperti diketahui, bahwa kemajuan teknologi informasi yang tidak dimanfaatkan secara tepat akan memicu timbulnya dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi tersebut. Maraknya penyalahgunaan teknologi informasi salah satunya internet yaitu beredarnya pornografi yang tanpa batas atau tayangan tayangan kekerasan yang tidak pantas untuk disaksikan terutama oleh para remaja dan anak-anak. Ketika hal tersebut kian marak oleh karena terlalu bebasnya akses informasi tanpa ada bimbingan, maka akan merusak generasi muda juga akan muncul degradasi mental remaja dari dampak tersebut. Oleh karena itu, dalam hal inilah bimbingan dan konseling berperan sebagai pembimbing untuk mencegah hal tersebut. Tindakan preventif melalui kegiatan bimbingan dan konseling terhadap para remaja dalam hal penyalahgunaan teknologi informasi, akan menjadi suatu batasan internal terhadap remaja menghadapi kebebasan tanpa batas di dunia maya. Maka dari itulah layanan bimbingan dan konseling yang menyesuaikan dengan kondisi zaman yang mutakhir dan global, menjadi sangat penting dan diperlukan dalam membangun kualitas kehidupan generasi muda yang terhindar dari dampak negatif arus informasi yang tak berbatas (Yusron, 2010).
Perkembangan TIK menghadirkan tantangan baru bagi praktisi bimbingan dan konseling. TIK lebih cenderung pada eksploitasi peran dan fungsi dari teknologi komputer. Berbicara TIK berarti berbicara komputer, baik pemanfaatannya, peran, dan fungsinya dalam kehidupan. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya relevansi yang harus dilakukan oleh para orang dalam bimbingan dan konseling untuk menjawab tantangan ini (Yusron, 2010). Keterampilan konselor bimbingan dan konseling dalam menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, merupakan salah satu wujud profesionalitas kerja konselor dalam pelaksanaan program layanan (Yusron, 2010).
Teknologi informasi memiliki beberapa fungsi dan peranan dalam bimbingan dan konseling (Yusron, 2010), yaitu:
a.       Publikasi: TI dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan kepada masyarakat luas dan juga sebagai pemberi informasi mengenai BK.
b.      Pelayanan dan Bantuan: bimbingan dan konseling dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi informasi.
c.       Pendidikan: di dalam informasi yang diberikan melalui sarana TI mengandung unsur pedidikan.
Penggunaan TI, khususnya komputer kini sudah menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian, yang paling besar pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di mana hampir semua Perguruan Tinggi di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik melalui tatap muka maupun secara online. Sebagai contoh: seorang dosen dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja, melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen atau guru di PT tertentu dalam menyampaikan materi kuliah ditampilkan dalam bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer. Dengan teknologi ini, mahasiswa atau siswa bisa mengikuti mata kuliah dengan baik, karena materi yang disampaikan selain mengandung materi yang berbobot juga mengandung unsur multimedia yang bisa menghibur.
Dengan teknologi jaringan, tidak hanya mata kuliah atau bidang studi saja yang bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini, melainkan hampir sebagian besar proses belajar mengajar termasuk BK sudah bisa memanfaatkannya.Data-data yang didapat melalui internet, dapat dianggap sebagai data yang dapat dipertanggungjawabkan dan masuk akal (Pearson, dalam Wahid, 2010). Data atau informasi yang didapat melalui internet adalah data-data yang sudah memiliki tingkat validitas tinggi. Hal ini sangat beralasan, karena data yang ada di internet dapat dibaca oleh semua orang di muka bumi. Sehingga kecil kemungkinan jika data yang dimasukkan berupa data-data sampah (Surya, 2010).
Selain penggunaan internet, dapat dipergunakan pula software seperti Microsoft Power Point yang dapat membantu konselor dalam menyampaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor dituntut untuk dapat menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya agar bahan layanannya tidak membosankan. Program software Power Point memberikan kesempatan bagi konselor untuk memberikan sentuhan-sentuhan seni dalam bahan layanan informasi. Melalui program ini, yang ditayangkan tidak saja berupa tulisan-tulisan yang mungkin sangat membosankan, tetapi dapat juga ditampilkan gambar-gambar dan suara-suara yang menarik yang tersedia dalam program Power Point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar di luar fasilitas Power Point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih optimal. Gambar-gambar yang disajikan melalui program Power Point tidak statis seperti yang terdapat pada Over Head Projector (OHP). Konselor dapat memasukkan gambar-gambar yang bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert gambar-gambar yang ada di sebuah film (Surya, 2010).
Media lain yang dapat digunakan dalam proses bimbingan dan konseling di kelas antara lain adalah VCD/DVD player. Peralatan ini seringkali dipergunakan oleh konselor untuk menunjukkan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan dapat merubah perilaku klien yang tidak diinginkan (Alssid dan Hitchinson dalam Surya, 2010).Sebelum VCD/DVD player ini ditayangkan, seorang konselor sebaiknya memberikan arahan terlebih dahulu kepada siswa tentang alasan ditayangkannya sebuah film. Hal ini sangat penting, sebab dengan memiliki gambaran dan tujuan film tersebut ditayangkan, maka siswa akan memiliki kerangka berpikir yang sama. Setelah film selesai ditayangkan, maka konselor meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap apa yang telah mereka lihat. Tanggapan-tanggapan ini pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana klien berpikir dan bersikap, yang kemudian diharapkan akan dapat merubah perilaku klien atau siswa (Surya, 2010).
Dengan teknologi, kita akan mudah berkomunikasi dengan siapa saja dan kapan saja serta tidak terikat dengan ruang dan waktu. Sehingga proses bimbingan bisa dilakukan kapan dan dimana saja, dengan demikian sorang siswa bisa merasa nyaman jika konsultasi dilakukan melalui jaringan inernet, karena mungkin saja tidak merasa risih dan tidak takut diketahui oleh orang lain. Dengan demikian proses interaksi antara konselor dengan klien akan terasa lebih akrab.
Dunia bimbingan dan konseling harus bisa berkolaborasi dengan dunia teknologi dalam menghadapi dan mempertahankan keberadaan bimbingan dan konseling.Agar bisa bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif.Kedudukan TI dalam bimbingan dan konseling berada di dalam layanan dukungan sistem.(Tiffany, 2010). Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya.Pada kenyataannya layanan bimbingan dan konseling sampai saat ini belum dapat dikatakan materi, sehingga waktu yang diberikan tidak cukup untuk menyampaikan materi bimbingan dan konseling. Dengan adanya ke-urgent-an TI dalam bimbingan dan konseling, maka kita dapat menggunakan media TI yang tersedia sebagai salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk melakukan proses bimbingan dan konseling. Apabila bimbingan dan konseling tidak bisa mengikuti perkembangan TI, maka pelayanan bimbingan dan konseling akan tertinggal dan tidak bisa mengikuti perkembangan jaman. Sedangkan bimbingan dan konseling dituntut untuk bisa mengimbangi dinamika kehidupan individu yang terus berkembang. Dengan TI, konselor dapat berekreasi dalam memberikan layanan, sehingga siswa tidak merasa bosan.
Urgensi TI dalam bimbingan konseling menuntut konselor untuk dapat menguasai teknologi agar dapat memudahkan dalam pemberian pelayanan konseling kepada kliennya (Tiffany, 2010).Memanfaatkan TI bagi seorang guru sudah semakin urgen, khusus bagi guru BK banyak sekali kreasi yang dapat dibuat dalam melayani konseli.Dalam aplikasinya, TI lebih diarahkan untuk membantu konseli dalam pemenuhan kebutuhan informasi terutama ketika seorang konseli ingin melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya. Kelebihan daripada ini, konseli lebih cepat mengakses semua informasi yang ada dan tidak harus melakukan proses konseling secara langsung.
Dalam proses bimbingan dan konseling masih banyak yang belum mengetahui pemanfaatan media TI untuk menunjang layanan bimbingan dan konseling. Konselor sekolah tidak semuanya mengerti tentang penggunaan internet. Padahal internet merupakan media yang sangat efektif dalam proses layanan bimbingan dan konseling. Untuk itu, perlu adanya suatu sosialisasi untuk meningkatkan kinerja konselor di sekolah dalam hal memanfaatkan kemajuan TI agar nantinya bidang bimbingan dan konseling tidak lagi menjadi bidang layanan yang membosankan. Tidak hanya konselor yang perlu diberikan sosialisasi, para konseli yang dalam hal ini adalah siswa juga perlu diberikan suatu sosialisasi agar kemajuan TI tersebut bisa dimanfaatkan sesuai apa yang diharapkan dan tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif. Jika konselor dan konseli sudah paham akan manfaat dan pentingnya TI dalam menunjang proses layanan bimbingan dan konseling, maka ke depannya bimbingan dan konseling akan menjadi suatu bidang pendidikan yang inovatif dan efisien berkat kemajuan TI, namun tetap tidak menghilangkan esensi dari layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara, bahwa TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya (Surya, 2008).
B.     TEKNOLOGI INFORMASI DIBIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

      Perkembangan Teknologi Informasi telah berdampak luas dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang politik, sosial dan budaya, pendidikan, ekonomi dan bisnis telah mengaplikaskan teknologi informasi dalam memperlancar segala urusan.
Pada bidang pendidikan, pemerintah telah gencar mengaplikasikan teknologi ini sebagai sarana mendekatkan program-program pemerintah dengan masyarakat. Munculnya website depdiknas, e-learning dari universitas-universitas dalam  maupun luar negeri, informasi beasiswa dan lain-lain yang secara online dapat diakses oleh masyarakat dimanapun berada sangat berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di tingkat sekolah, adanya kurikulum Teknologi informasi sebagai mata pelajaran wajib di sekolah menengah, diikuti oleh pembangunan Laboratorium Komputer untuk praktek, secara langsung akan membekali siswa-siswa sekolah menengah untuk mengenal, mengerti bahkan terampil menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi. Kompetensi ini akan sangat berdampak pada kemampuan siswa untuk memperkaya sumber-sumber belajar dari internet yang tidak mereka dapatkan dari pelajaran di sekolah.
Dampak lain dari perkembangan teknologi informasi adalah munculnya berbagai sistem informasi akademik di setiap sekolah, untuk mempermudah proses manajemen di sekolah. Para siswa terbantu dalam mengakses berbagai informasi baru dari sekolah seperti pendaftaran calon siswa baru, melihat nilai dan perkembangan mutakhir lainnya. Pihak sekolah juga terbantu untuk menyediakan informasi terbaru yang dibutuhkan oleh para guru maupun karyawan yang secara transparan dapat diakses dimanapun secara online.

       Meskipun dampak teknologi informasi sudah sedemikian besar pengaruhnya pada lingkup sekolah, ternyata fakta yang terjadi di lapangan adalah banyak guru-guru, karyawan dan konselor sekolah masih gagap teknologi. Bagi guru-guru dan karyawan tentu Teknologi Informasi akan mempermudah segala urusan pembelajaran di sekolah, disamping untuk memperkaya bahan ajar. Bagi konselor akan sangat menunjang dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling.
            Walaupun sebelum teknologi ini muncul, seorang konselor sekolah sudah dapat menyelenggarakan kegiatan layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah, tetapi kecenderungan yang terjadi sekarang adalah penguasaan kompetensi ini oleh seorang konselor sekolah merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar. Ketidakmampuan seorang konselor sekolah dalam mengaplikasikan teknologi informasi akan menghambat tugas-tugasnya di masa mendatang.
            Sebenarnya pada Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah mengamanatkan kepada para konselor untuk menguasai teknologi informasi untuk kepentingan pemberian layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah. Identifikasi layanan Bimbingan dan Konsellingyang dapat dilakukan dengan teknologi informasi juga sudah dilakukan. Menurut Handarini (2006), menyatakan bahwa teknologi dan internet dapat diterapkan dalam layanan bimbingan konseling, yaitu : 1) layanan appraisal, 2) layanan informasi, 3) layanan Konseling, 4) layanan konsultasi, 5) layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut dan 6) layanan evaluasi.
       Pada layanan appraisal yang merupakan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang berupa pengumpulan, analisa, dan pengumpulan data personal, psikologis, sosial siswa; yang berguna untuk memahami siswa dan membantu siswa memahami dirinya sendiri. Teknologi yang dapat diterapkan pada teknik testing dan non testing menggunakan computer dan internet.
       Layanan informasi yang merupakan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa, dan mengembangkan keterampilan  siswa bagaimana mencari informasi (personal-sosial, karier, pendidikan). Teknologi yang dapat diterapkan yaitu self-initiated information searching dengan menggunakan internet.
Layanan konseling yang merupakan kegiatan layanan yang bertujuan untuk memfasilitasi self-understanding dan self-development, yang dilakukan dengan cara “dyadic relationship” atau small group relationship. Fokus kegiatan ini adalah personal development dan decision making. Teknologi yang dapat diterapkan adalah cybercounseling.
Layanan konsultasi yaitu layanan bantuan yang diberikan kepada guru, administrator sekolah, dan orang tua untuk memahami siswa atau anak. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu cyber consultation.
Layanan perencanaan, penempatan dan tindak lanjut yaitu layanan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk membantu siswa memilih dan menggunakan kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang ada. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu computerized self information dan internet.
Layanan evaluasi merupakan kegiatan  layanan Bimbingan dan Konseling  bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan program. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu computerized-data collection, computerized assessment, dan internet.
Berdasarkan latar belakang diatas, pertanyaan-pertanyaan yang timbul adalah : 1) Mengapa konselor sekolah gagap teknologi; 2) Solusi apa yang dapat diajukan untuk mengatasi problematik tersebut?

       Ada dua hal pokok yang dapat diajukan untuk menjawab mengapa konselor sekolah gagap teknologi, yaitu ditinjau dari kondisi konselor sekolah di lapangan dan penyiapan para calon konselor di perguruan tinggi.
1.      Konselor sekolah di Lapangan
Kurangnya pemahaman konselor sekolah terhadap teknologi barangkali merupakan hal yang mendasar mengapa mereka belum menguasai teknologi informasi. Ketidakpahaman terhadap potensi dan manfaat teknologi informasi ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap motivasi dan keinginan seorang konselor sekolah untuk mempelajari teknologi.
Oleh karena itu penting sekali diadakan kegiatan seminar, lokakarya, pelatihan-pelatihan dan workshop yang sifatnya memberi informasi untuk memperkenalkan teknologi informasi untuk Bimbingan dan Konselling. Setelah mengenal konselor sekolah tentu akan memahami, mengerti dan berkeinginan untuk mencoba menggunakan teknologi. Dari awal mencoba menggunakan kemudian didukung dengan kegiatan pelatihan-pelatihan yang diadakan, akan membuat konselor sekolah terampil terhadap teknologi informasi tersebut.
Adapun potensi penggunaan teknologi informasi untuk Bimbingan dan Konsellingmenurut Cabanis (1999) yaitu, terdapat 8 potensi teknologi komputer berbasis internet dan 3 potensi komputer berbasis non internet untuk Bimbingan dan Konselling. Potensi teknologi komputer berbasis internet  yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konselling yaitu :

a.       Email / Surat elektronik
Potensi penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi, marketing, screening, client / therapist, surat menyurat untuk penjadwalan janji, monitoring inter-sessions, dan tindak lanjut post-therapeutic, transfer rekaman klien, referal, masukan, pekerjaan rumah, penelitian dan colegial profesional.
b.      Website / Homepages
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pemasaran, periklanan, diseminasi informasi, dan publikasi.
c.       Komputer konfrensi video
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal, dan konsultasi.
d.      Sistem bulletin board/listservs/news group
Potensi penggunaan oleh konselor  antara lain, untuk konsultasi, referal / alih tangan kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi profesional.
e.       Simulasi terkomputerisasi
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
f.       Pangkalan data / FTP Sites
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk penelitian, sumber informasi bagi therapis, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan analisis.
g.      Chat Rooms / Electronic Discussion Groups
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri sendiri dan asesment / pengukuran.

h.      Software berbasis internet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.
Sedangkan potensi teknologi komputer berbasis non internet  yang dapat digunakan untuk Bimbingan dan Konselling yaitu :
a.       Spreadsheet
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, data organisasi, informasi klien dan penelitian.
b.      Pemrosesan kata
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, surat menyurat, marketing, publikasi, penelitian.
c.       Software non internet.
Potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan untuk profesional dan klien, informasi bantuan diri sendiri, marketing, manajemen kantor, sumber referensi dan  catatan kasus.
Mendasarkan pada potensi penggunaan teknologi informasi diatas, Triyanto (2006) menguraikan manfaat aplikasi teknologi informasi untuk bimbingan konseling yaitu 27 manfaat berbasis internet dan 12 manfaat berbasis non internet. Adapun ke-27 manfaat komputer berbasis internet seperti terlihat pada tabel 1.






Tabel 1. Manfaat Komputer berbasis Internet untuk Bimbingan dan Konselling
Description: http://4.bp.blogspot.com/-e-V1VXkctqc/TVVMJCxPmxI/AAAAAAAAAYs/TcPLGMqX_2E/s400/ggg.png

Description: http://4.bp.blogspot.com/-RwBTGbqBXxU/TVVL-6D4zoI/AAAAAAAAAYo/oUXe3eSqJ_M/s400/gg.png


Sedangkan ke-12 manfaat komputer berbasis non internet untuk Bimbingan dan Konselling dapat dilihat pada tabel 2.
Description: http://3.bp.blogspot.com/-SO89iRSwesg/TVVOJssFGXI/AAAAAAAAAY4/9bEexmKTpWk/s320/New+Picture+%25282%2529.png

Tabel 2. Manfaat Komputer berbasis Non Internet untuk Bimbingan dan Konselling
Disamping memberikan pelatihan-pelatihan yang bersifat pengenalan, pemahaman, dan pemberian ketrampilan tidak kalah penting adalah dukungan dari kepala sekolah untuk menyediakan seperangkat komputer dan internet bagi konselor untuk menunjang layanan Bimbingan dan Konselling di sekolah.
Selain memberikan pelatihan kepada para koselor sekolah di lapangan, menjadi penting adalah menyiapkan para mahasiswa calon konselor untuk dapat menguasai teknologi informasi. Pada kurikulum program studi S1 Bimbingan dan Konseling di UNY sudah terdapat mata kuliah Aplikasi komputer sejak tahun 2004. Mata kuliah Aplikasi Komputer diajarkan pada mahasiswa semester tiga sebanyak 2 SKS. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mahasiswa memahami dan menguasai dasar-dasar aplikasi komputer untuk Bimbingan dan Konselling dan mahasiswa memahami dasar-dasar teknologi informasi sebagai media layanan Bimbingan dan Konselling.
Meski mata kuliah ini sudah diajarkan sejak 3 tahun yang lalu di program S1 Bimbingan dan Konselling UNY, ternyata belum sepenuhnya memenuhi harapan. Kendala yang muncul antara lain disebabkan Bimbingan dan Konsellingan oleh:
1.      tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran aplikasi komputer untuk Bimbingan dan Konsellingbelum mencerminkan kebutuhan yang ada di lapangan; 
2.      Jam yang hanya 2 SKS masih dirasakan kurang; 
3.      Material yang diajarkan belum dikemas sebagai media belajar yang merangsang mahasiswa belajar secara mandiri, 
4.      Perbadingan teori 70 % dan praktek 30 % dalam proses pengajaran belum memberikan kontribusi yang ideal bagi mahasiswa, serta belum tersedianya sarana dan prasarana laboratorium komputer yang memadai.
Beberapa langkah yang mungkin dapat diambil untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul tersebut antara lain: 1) melakukan need assesment berkaitan dengan kebutuhan aplikasi komputer di lapangan dan merujuk beberapa literatur yang berkaitan dengan penggunaan komputer dan teknologi untuk Bimbingan dan Konselling; 2) Menambah jumlah SKS dari 2 SKS menjadi 4 SKS kalau memungkinkan, kalau tidak mungkin dengan mengoptimalkan 2 SKS yang diberikan; 3) Mengemas material bahan ajar menjadi modul-modul yang berisi teori dan latihan-latihan yang dapat dipakai mahasiswa untuk belajar secara mandiri di rumah; 4) proses pengajaran aplikasi komputer harus dibalik dari 70 % teori dan 30 % praktek menjadi 30% teori dan 70% praktek; serta 5) mengusulkan kepada manajemen fakultas ilmu pendidikan UNY untuk melengkapi sarana dan prasarana laboratorium komputer yang ideal.
Solusi yang ditawarkan diatas terlihat sangat teknis sifatnya, dan tentu memerlukan waktu untuk membenahinya. Hanya pada solusi pertama yaitu merujuk beberapa literatur yang berkaitan dengan penggunaan komputer dan teknologi untuk Bimbingan dan Konsellingperlu lebih ditekankan. Sebenarnya sudah banyak literatur-literatur yang memberikan acuan berkaitan dengan hal ini, seperti yang diajukan oleh Handarini (2007) yang mengatakakan bahwa ada 8 hal yang diperlukan untuk membekali pengetahuan calon konselor terhadap teknologi informasi yaitu:
a.       Memahami dan mengikuti penggunaan teknologi mutakhir dalam pendidikan
b.      Memiliki keterampilan dasar komputer, lancar dalam hal teknologi
c.       Menguasai dan menggunakan berbagai komponen internet terkait layanan bimbingan
d.      Mampu mengartikulasikan implikasi dan kesempatan penggunaan teknologi
e.       Bertindak sebagai konsumen teknologi yang terdidik dan obyektif
f.       Mengenal adanya kelompok dan kegiatan bimbingan yang “virtual” dengan menggunakan teknologi yang dapat mereka ikuti
g.      Mampu menggunakan database untuk memonitor dan mengartikulasikan kemajuan siswa
h.      Berpartisipasi dalam pengembangan rencana pendidikan berbasis teknologi

Mahasiswa calon konselor perlu dipersiapkan untuk memiliki a. kompetensi pengetahuan penggunaan komputer dan internet, berupa : 1) Mengembangkan kesadaran akan keuntungan dan kelemahan teknologi dan 2) Mengelola teknologi secara bijak, meliputi (a) Memotivasi diri untuk menggunakan teknologi; (b) Memilih teknologi secara bijak/tepat untuk program Bimbingan dan Konseling; (c) Menetapkan tujuan penggunaan teknologi dalam Bimbingan dan Konseling; (d) Mengontrol impuls-impuls, kebutuhan untuk kecepatan, dan kemenarikan penggunaan teknologi baru.
Mahasiswa calon konselor juga dipersiapkan untuk menguasai 12 kompetensi teknis penggunaan komputer dan internet, yaitu :
1.      menggunakan perangkat lunak untuk mengembangkan web pages, presentasi kelompok, surat, dan laporan
2.      menggunakan peralatan audiovisual, seperti video recorder, audio recorder, peralatan proyeksi
3.      menggunakan paket statistik
4.      menggunakan tes yang dikomputerisasi, alat-alat diagnosa, dan program-program pengambilan keputusan karier bersama dengan konseli/klien
5.      menggunakan e-mail
6.      membantu klien mencari berbagai informasi-terkait-konseling yang dibutuhkan melalui internet, termasuk informasi karier, kesempatan kerja, kesempatan pendidikan dan pelatihan, bantuan finansial/beasiswa, prosedur treatment, informasi personal-sosial
7.      Dapat “masuk”, berpartisipasi, “keluar” dari listservs yang berkaitan  dengan konseling
8.      Dapat mengakses dan menggunakan konseling terkait dengan data base CD-ROM
9.      Memahami aspek etik dan legal  pelaksanaan konseling via internet
10.  Memahami kelebihan dan kelemahan      layanan konseling melalui internet
11.  Dapat menggunakan internet untuk menemukan dan menggunakan      kesempatan pendidikan lanjut dalam konseling
12.  Dapat mengevaluasi kualitas informasi yang diperoleh melalui internet (Association for Counselor   Education and Supervision, 1999)
Secara lebih teknis Hines, 2003 juga menawarkan keahlian yang perlu dikuasi oleh seorang calon konselor sekolah yang berkaitan dengan kompetensi teknologi informasi, yaitu:
1.      Word Processing / Publication Desktop untuk menciptakan dokumen layout menarik
2.      Menciptakan laporan berkala visual menarik, efektif menggunakan grafik, informasi dan menarik
3.      Database (dokumentasi siswa) dan spreedsheet (tabel dan grafik)
4.      Presentasi multimedia
5.      Sumber daya elektronik dan internet :
a.       Membuat, mengirim, menerima email
b.      Daftar, mengambil bagian  dalam diskusi elektronik (milis atau mailinglist)
c.       Mencari, menyaring informasi di internet
d.      Mampu menggunakan search engine
e.       Mampu ngobrol (chatting)
Meskipun banyak tawaran terhadap penyiapan penguasaan teknologi informasi bagi calon konselor, perlu diingat bahwa komputer dan internet dalam hal ini hanya merupakan alat atau sarana, Menjadi menarik apa yang dikatakan oleh Soemantri (2006) bahwa meskipun banyak manfaat yang dapat diambil dari komputer dan internet, mahasiswa calon konselor  perlu diarahkan untuk memahami proses atau cara berfikir untuk bekerja menggunakan komputer secara maksimal.
Bertolak dari pemahaman bahwa komputer merupakan alat bantu untuk mempresentasikan informasi, Triyanto (2006) mengajukan tahapan yang perlu ditempuh dalam penyiapan penguasaan calon konselor terhadap teknologi informasi ini, yaitu : pertama, mengajak mahasiswa untuk memahami pengoperasian komputer, disini diperkenalkan konsep komputer mulai dari istilah, perintah, cara kerja dan konfigurasi yang digunakan. Kedua, mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk bekerja dan menganalisa masalah menggunakan komputer. Konsep-konsep seperti basis data (database), aplikasi tabel (spreadsheet),  untuk memecahkan masalah mulai diperkenalkan. Ketiga, dikenalkan konsep bermasyarakat dengan komputer. Konsep-konsep berdiskusi secara elektronik, tata cara yang digunakan, serta kemungkinan kerjasama secara elektronis.


C.     SOFTWARE APLIKASI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN dan KONSELING (ABK)
Software Aplikasi Sistem Informasi Bimbingan dan Konseling (ABK) adalah kelanjutan dari software Aplikasi Absensi Guru dan Siswa (ABS) dan Aplikasi Database Guru dan Siswa (ADGS) yang dilengkapi dengan rekapitulasi absensi siswa serta rekapitulasi data konsultasi siswa, pelanggaran siswa, dan diskusi dengan orang tua siswa. ABK ini akan mencatat semua data siswa mulai masuk sampai meninggalkan sekolah baik data yang berkaitan dengan data diri siswa, data rekapitulasi absensi siswa, konsultasi siswa, pelanggaran siswa sampai data hasil diskusi guru BK dengan orang tua siswa. Semua proses pendataan akan dicatat sesuai dengan tahun ajaran dimana siswa di terima sampai meninggalkan sekolah.
Kelengkapan pencatatan data sudah di sesuaikan dengan buku induk siswa departemen pendidikan nasional. Data induk yang dicatat adalah:
1.      Data diri Siswa lengkap dengan NISN
2.      Data Orang tua / wali
3.      Data asal sekolah lengkap dengan no ijazah, SKHUN, dan tanggal keluarnya.
4.      Data mutasi (Perubahan siswa) mulai naik kelas, pindah kelas, dan seterusnya.
5.      Data kesehatan dan histori kesehatan siswa.
6.      Pendataan Alumni.
Data absensi yang akan di olah adalah:
1.      Jumlah ketidak hadiran guru dan siswa beserta keterangannya (S,I,A).
2.      Jumlah kehadiran guru dan siswa.
3.      Prosentase kehadiran guru dan siswa.
Sedangkan data Bimbingan dan Konseling (BK) siswa yang akan di olah adalah:
1.      Data bimbingan dan konseling siswa
2.      Rekapitulasi data bimbingan dan konseling siswa
3.      Rekapitulasi data pelanggaran siswa yang diperoleh dari bagian ketertiban lengkap dengan perhitungan poinnya.
4.      Proses dan hasil diskusi masalah siswa dengan orang tua siswa.

Dengan menggunakan Software Aplikasi Sistem Informasi Bimbingan dan Konseling (ABK) ini maka diharapkan sekolah bisa mempunyai satu database dan rekapitulasi data absensi serta Bimbingan dan Konseling (BK) yang lengkap dan baik sehingga harapan akan terwujudnya tata kelola sekolah yang baik bisa terlaksana.
Fitur Utama

Fitur utama dari Software Aplikasi Sistem Informasi Bimbingan dan Konseling (ABK) adalah:
a.       FORMAT PENGISIAN yang mudah dengan tombol yang disesuiakan untuk mengarahkan pengguna agar terhindar dari kesalahan saat memasukkan data Siswa, data Guru, proses absensi Guru dan siswa, proses data mutasi Siswa, dan data Mutasi Guru.
b.      Menu INPUT DATA SISWA. Adalah menu yang digunakan untuk memasukkan data mulai dari data diri siswa, orang tua, kesehatan, dan data – data lainnya yang dibutuhkan pada data induk siswa.
c.       Menu PENEMPATAN KELAS. Menu ini digunakan untuk membagi kelas siswa ke dalam kelas – kelas yang ada sesuai dengan kebijakan dari sekolah.
d.      Menu SETTING DATA ABSENSI digunakan untuk mengatur hari efektif dan hari libur yang ada di sekolah. Sehingga proses absensi Guru dan Siswa hanya bisa digunakan saat hari efektif saja. Hal ini untuk mencegah agar tidak terjadi kekeliruan dalam melakukan proses absensi.
e.       Menu BUAT ABSEN GURU dan SISWA digunakan untuk menerapkan hasil setting data absensi pada data Guru dan Siswa. Sehingga proses absensi Guru dan Siswa akan berjalan sesuai setting absen yang sudah dibuat. Dan proses absensi juga hanya bisa dilakukan pada hari efektif saja. Sehingga meminimalisir kesalahan proses absensi.
f.       Menu PROSES ABSEN GURU DAN SISWA digunakan untuk melakukan proses absensi Guru dan Siswa pada hari efektif sesuai dengan Setting Data Absensi yang sudah dibuat sebelumnya. Pada proses ini juga akan memberikan informasi tentang ketidakhadiran Guru dan Siswa pada bulan yang dipilih.
g.      CETAK BLANKO ABSENSI Guru dan Siswa. Dengan fitur ini anda dapat mencetak blanko absensi guru dan siswa dengan pilihan absensi per jam mata pelajaran atau per bulan. Jadi anda tidak perlu mengetik lagi lembar absensi guru dan siswa. Cukup dengan 5 kali klik blanko absensi guru dan siswa sudah tercetak dengan rapi.
h.      Menu DATA INDUK SISWA digunakan untuk melihat data induk siswa. Data induk ini sudah sesuai dengan data induk standar departemen pendidikan Nasional.
i.        Menu MUTASI SISWA. Menu yang digunakan untuk proses mutasi data siswa mulai siswa masuk, pindah kelas, naik kelas, siswa pindahan masuk, siswa pindah keluar, mengundurkan diri, siswa dikeluarkan, sampai siswa menjadi alumni.
j.        Menu BIMBINGAN dan KONSELING yang digunakan untuk memasukkan data konsultasi masalah pribadi siswa serta solusi yang diberikan oleh guru BK untuk memecahkan masalah tersebut.
k.      Menu REKAPITULASI PELANGGARAN SISWA yang digunakan untuk merekap (mencatat) semua data pelanggaran siswa yang diperoleh dari bagian ketertiban di sekolah. Jadi dalam hal ini BK hanya sebagai bagian rekapitulasi data, bukan penindak dari pelanggaran yang dilakukan siswa.
l.        Menu KONSULTASI ORANG TUA yang digunakan memasukkan data hasil diskusi guru BK dengan orang tua siswa mengenai masalah pribadi siswa atau masalah pelanggaran yang sudah dilakukan oleh siswa. Sehingga diharapkan akan ada solusi dari masalah tersebut.
m.    SEMUA DATA BIMBINGAN DAN KONSELING DI REKAPITULASI. Sehingga semua siswa akan mempunyai histori (rekam medis) mengenai semua data bimbingan dan konseling, pelanggaran, serta hasil konsultasi orang tua siswa. Sehingga perkembangan siswa dapat terus di pantau dari rekapitulasi data tersebut.
n.      Menu DATA GURU. Menu yang digunakan untuk mencatat data guru mulai guru di terima lengkap dengan data pendidikan, tanggal mulai tugas, golongan, jabatan, dan agama.
o.      Menu MUTASI GURU. Yang digunakan untuk mencatat semua data mutasi mulai guru diterima, pindah, naik jabatan, naik golongan, meninggal, atau dikeluarkan.
p.      Menu KESEHATAN SISWA & GURU. Yang digunakan untuk mencatat semua data kesehatan siswa dan guru selama menjadi warga sekolah.
q.      OTORITAS USER. Menu yang digunakan untuk proses pengaturan user yang boleh menggunakan program yang dapat diatur sesuai dengan Group atau kelompok pengguna sehingga lebih aman dari proses manipulasi data oleh user yang tidak diberi kewenangan.
r.        BACKUP & RESTORE database yang mudah sehingga user tidak perlu takut kehilangan data jika terjadi kerusakan pada komputer.
s.       LAPORAN DATA SISWA DAN MUTASI SISWA yang digunakan untuk mencetak data siswa dan data mutasi selama siswa bersekolah. Laporan ini termasuk untuk mencetak data induk siswa.
t.        LAPORAN DATA GURU & MUTASI GURU digunakan untuk mencetak data guru dan data mutasi guru selama guru mengajar di sekolah.
u.      LAPORAN REKAPITULASI ABSENSI GURU DAN SISWA digunakan untuk melihat hasil rekapitulasi absensi Guru dan Siswa selama satu bulan atau satu tahun. Pada laporan rekapitulasi ini akan di informasikan mengenai jumlah ketidak hadiran Guru dan Siswa beserta keterangannya, tanggal dimana Guru dan Siswa tidak hadir, serta prosentasi kehadiran Guru dan Siswa.
v.      IMPORT DAN EXPORT EXCEL data guru dan siswa yang mudah sehingga data bisa digunakan atau diolah pada program excel untuk fungsi yang lain.
w.    NETWORK SUPPORTED. ABS 2010 dapat digunakan dalam jaringan sehingga bisa digunakan untuk berbagi pakai data Sekolah dalam satu jaringan komputer.

D.    SISTIM INFORMASI SEKOLAH TERPADU (SIST)

Sistem Informasi Sekolah Terpadu (SIST) berbasis komputer yang menggunakan metode pemanfaatan barcode yang telah ada di sekolah sebagai salah satu sarana belajar siswa.
Alat - alat yang diperlukan :
  1. Komputer.
Alat ini diperlukan untuk menyimpan data siswa, guru dan karyawan serta untuk kepentingan administrasi lainnya. (catatan : tidak perlu beli jika pihak sekolah sudah memiliki komputer)
  1. Sofware khusus Sistem Informasi Sekolah Terpadu.
Software yang kami tawarkan bisa digunakan dalam bentuk jaringan komputer misalnya komputer yang ada di bagian tata usaha, bendahara, kepala sekolah, Guru BP dan perpustakaan dihubungkan dalam satu jaringan yang nantinya masing – masing komputer bisa menggunakan seluruh data secara bersama – sama.
  1. ID Card / kartu identitas.
Kartu identitas ini mempunyai kode digital berupa barcode yang berbeda untuk tiap siswa, guru maupun karyawan. ID Card ini bisa digunakan untuk beberapa fungsi, antara lain sebagai kartu Pelajar, kartu SPP, kartu Perpustakaan/perpus serta  beberapa fungsi lain menurut kebutuhan sekolah.
  1. Barcode Scanner
Alat ini berfungsi untuk membaca kode digital pada ID Card atau kartu identitas buatan kami yang pada akhirnya akan  memberikan kemudahan, kecepatan serta ketepatan dalam pelayanan terhadap siswa misalnya saat pembayaran SPP, pengecekan data siswa, memimjam buku di perpustakaan dan masih banyak kegunaan lainnya (catatan pihak sekolah tidak harus membeli alat ini dari kami).
Fungsi aplikasi system informasi sekolah terpadu yaitu sebagai alat pembuatan arsip prilaku dan perkembangan jiwa siswa. Keuntungan bagi guru pembimbinga adalah :
  1. Dapat dengan cepat dan mudah melihat daftar pelanggaran siswa.
  2. Dapat membuat keputusan dengan cepat tindakan apa yang akan dilakukan oleh guru pembimbing  pada siswa dengan melihat arsip yang ada.
  3. Dapat melihat perkembangan kepribadian siswa yang bermasalah serta mengambil tindakan apa yang sebaiknya dilakukan padanya.
E.     PENGGUNAAN APLIKASI EXCEL BAGI GURU BK
  1. Mendata siswa kususnya biodata siswa, hasilnya kita bisa mengetahui dari berbagai masalah tentang siswa tersebut, contohnya pendidikan ayah siswa, pendidikan ibu siswa serta kekayaan siswa, dan bermacam-macam grafik telah disediakan.
  2. Daftar Cek Masalah (DCM), Lankah-langkah kita menyebarkan soal kepada siswa kemudian hasil tesnya kita masukkan kedalam aplikasi DCM dan hasilnya bisa diketahui lewat aplikasi tersebut.
  3. Daftar Poin Pelanggaran (DPP), Lankah-langkah kita mendisiplinkan anak supaya siswa tidak banyak mkelakukan pelanggaran-pelanggaran yang disengaja maupun tidak.
  4. Kami menyediakan aplikasi untuk di download dalam versi demo. Apabila anda tertarik dapat menghubungi kami melalui email atau telpon yang telah tertera dalam aplikasi tersebut.
F.      Layanan Bimbingan dan Konseling Dapat Dilakukan Dengan Berbagai Cara
Diantaranya sebagai berikut :
a.       Konseling melalui Telepon
b.      Konseling melalui video-Phone
c.       Konseling melalui radio dan televise
d.      Konseling berbantuan komputer yaitu Email
e.       Konseling melalui internet atau chating
f.       Konseling melalui surat disket
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi komputer dalam menunjang profesionalitas kerja konselor, maka konselor perlu mengetahui potensi apa yang terkandung pada teknologi komputer. Sesuai dengan kompetensi akademik konselor disebutkan bahwa seorang konselor professional harus menguasai khasanah teoritik dan prosedural termasuk teknologi dalam bimbingan dan konseling. Walaupun kegiatan konseling dilakukan dengan jarak jauh namun kerahasian konseli harus tetap terjaga dengan berpedoman pada Pernyataan APA Layanan oleh Telepon, Telekonferensi, dan Internet.
Layanan bimbingan dan konseling tidak selalu face to face atau tatap muka. Terdapat layanan yang lebih mudah yaitu dengan cyber counseling yang memungkinkan konseli tidak merasa malu/canggung yang bisa dilakukan kapan dan dimana saja.
Pemanfaatkan teknologi informasi di zaman kekinian menjadi sangat relevan ketika diterapkan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, hal ini diharapkan menjadi efektif untuk membantu individu dalam perkembangannya secara optimal dan menyesuaikan dengan kemajuan zaman tanpa tergerus oleh pengaruh negatif dari kemajuan tersebut.

G.    PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMPUTER UNTUK BK

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi komputer dalam menunjang profesionalitas kerja konselor, maka konselor perlu mengetahui potensi apa yang terkandung pada teknologi komputer. Sampson , Kolodinsky, & Greeno 1997 menyatakan setidaknya ada 8 (delapan) potensi teknologi komputer berbasis internet yaitu:
1.      Email / surat elektronik, potensi penggunaan oleh konselor antara lain : untuk terapi, marketing, screening, client/therapist, surat menyurat untuk penjadwalan atau janji, monitoring inter-sessions, transfer rekaman klien, referral, masukan pekerjaan rumah, penelitian dan collegial professional. (Bowman & Bowman, 1998)
2.      Website / homepage potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pemasaran/periklanan, diseminasi informasi, dan publikasi.
3.      Komputer video conference potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk therapy, pekerjaan rumah, referral dan konsultasi.
4.      Sistem buletin / listservs / newsgroups potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk konsultasi; referral /alih tangan kasus, sumber daya untuk informasi; dan kegiatan asosiasi professional. (Bowman & Bowman, 1998)
5.      Simulasi terkomputerisasi potensi penggunaan oleh konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
6.      Pangkalan data / FTP (File Transfer Protocol) Sites potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk penelitian, sumber informasi bagi therapist, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan analisis.
7.      chatroom / electronic dicussion groups potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri sendiri dan reinforcement (dukungan/pengukuhan).
8.      software potensi penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan keterampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri, dan pelatihan keterampilan pekerjaan rumah, dan pekerjaan rumah.
Dari beberapa potensi penggunaan komputer berbasis internet diatas maka konselor dapat melakukan berbagai inovasi layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan potensi tersebut, tentu dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan konselor.
Berdasarkan potensi penggunaan komputer untuk konselor, dapat diuraikan manfaat penggunaan teknologi computer untuk Bimbingan dan Konseling (Sampson , Kolodinsky, & Greeno 1997). Setidaknya ada 28 (dua puluh delapan) manfaat dari penggunaan komputer berbasis internet terhadap profesi konseling, lihat table berikut :
Manfaat Komputer berbasis Internet untuk Bimbingan dan Konseling
1.      Bantuan diri Software
2.      Client/therapist Email / surat elektronik
3.      Collegial professional Email / surat elektronik
4.      Diseminasi informasi Website / homepage
5.      Dukungan / pengukuhan Chat rooms
6.      Kegiatan asosiasi professional Newsgroups
7.      Konsultasi :
a.       Computer konferensi video
b.      Newsgroups
8.      Marketing Email / surat elektronik
9.      Masukan Email / surat elektronik
10.  Membantu diri sendiri Chat rooms
11.  Monitoring inter-sessions Email / surat elektronik
12.  Pekerjaan rumah :
a.       Email / surat elektronik
b.      Computer konferensi video
c.       Software
13.  Pelatihan keterampilan Software
14.  Pelatihan kompetensi Simulasi terkomputerisasi
15.  Pemasaran / periklanan Website / homepage
16.  Penelitian :
a.       Email / surat elektronik
b.      Pangkalan data / FTP site
17.  Penilaian dan analisis Pangkalan data / FTP site
18.  Publikasi Website / homepage
19.  Referral / alih tangan :
a.       Newsgroups
b.      Email / surat elektronik
c.       Komputer konferensi video
d.      Screening Email / surat elektronik
20.  Sumber daya untuk informasi :
a.       Newsgroups
b.      Pangkalan data / FTP site
21.  Sumber informasi perpustakaan Pangkalan data / FTP site
22.  Supervisi Simulasi terkomputerisasi
23.  Surat menyurat untuk penjadwalan / janji Email / surat elektronik
24.  Terapi kelompok Chat rooms
25.  Terapi :
a.       Email / surat elektronik
b.      Komputer konferensi video
26.  Tindak lanjut post-therapeutic Email / surat elektronik
27.  Transfer rekaman klien :
a.       Email / surat elektronik
b.      Pangkalan data / FTP site
Komputer Berbasis Internet untuk Bimbingan dan Konseling
a.       Internet Definition (Definisi Internet)
Interconnected Network atau yang lebih populer dengan sebutan Internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia.Internet bisa memberikan informasi yang sifatnya mendidik, positif dan bermanfaat bagi ummat manusia.tapi juga bisa dijadikan sebagai lahan kejelekan dan kemaksiatan. Hanya etika, mental dan keimanan masing-masinglah yang menentukan batas-batasnya apakah anda ingin menjadi seorang netter, hacker atau craker.
b.      Internet Fundamentals (Dasar-dasar Internet)
Dalam dunia internet ada istilah yang dikenal dengan browshing yakni kegiatan menjelajah dalam dunia maya untuk mencari informasi. Browsing merupakan kegiatan mencari informasi dengan fasilitas bantu yang disebut Browser. Istilah kedua adalah Search Engine atau mesin pencari merupakan sebuah situs yang membantu mencari informasi diinternet.Istilah ketiga adalah Chating yakni kegiatan diskusi atau percakapan yang dilakukan dalam dunia maya.
1.      Browser adalah “alat pemandu menjelajah internet” yang akan mengantar anda malakukan berbagai aktivitas di internet “dunia maya”. Program standar penjelajah internet yang biasa kita pakai adalah Internet Explorer, karena pada dasarnya internet explorer merupakan bagian dari paket program sistem operasi windows, sebenarnya masih banyak web browser lain yang dapat anda gunakan walaupun cara pemakaiannya sama.
2.      Search Engine atau mesin pencari merupakan sebuah situs yang membantu mencari informasi diinternet. Hanya dengan mencantumkan sebuah keyword atau kata kunci secara otomatis search engine akan mencari dan menyajikan semua informasi yang mengandung kata tersebut kepada user atau pengguna. Untuk mengakses situs search engine dalam dilakukan dengan menggunakan fasilitas browser. Dalam dunia internet ada satu search engine yang sangat populer digunakan yaitu “google”.
3.      Chatting, layanan IRC(Internet Relay Chat), atau biasa disebut sebagai “chat” saja adalah sebuah bentuk komunikasi diintenet yang menggunakan sarana baris-baris tulisan yang diketikkan melalui keyboard. Dalam sebuah sesi chat, komnunikasi terjalin melalui saling bertukar pesan-pesan singkat.kegiatan ini disebut chatting dan pelakunya disebut sebagai chatter. Para chatter dapat saling berkomunikasi secara berkelompok dalam suatu chat room dengan membicarakan topik tertentu atau berpindah ke modus private untuk mengobrol berdua saja dengan chatter lain. Kegiatan chatting membutuhkan software yang disebut IRC Client, diantaranya yang paling populer adalah software mIRC. Ada juga beberapa variasi lain dari IRC, misalnya apa yang dikenal sebagai MUD (Multi-User Dungeon atau Multi-User Dimension). Berbeda dengan IRC yang hanya menampung obrolan, aplikasi pada MUD jauh lebih fleksibel dan luas. MUD lebih mirip seperti sebuah dunia virtual (virtual world) dimana para penggunanya dapat saling berinteraksi seperti halnya pada dunia nyata, misalnya dengan melakukan kegiatan tukar menukar fileatau meninggalkan pesan.Karenanya, selainuntuk bersenang-senang, MUD juga sering dipakai oleh komunitas ilmiah serta untuk kepentingan pendidikan (misalnya untuk memfasilitasi kegiatan kuliah jarak jauh). Yahoo merupakan salah satu situs yang menyediakan fasilitas chatting yang cukup terkenal yakni yahoo messenger dengan softwarenya ymsr. Dengan fitur yang lebih lengkap seperti display foto, kamera (cam) dan suara (voice).
Dari berbagai uraian diatas maka seorang konselor dapat melakukan berbagai inovasi layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan internet.Konselor mungkin dapat memulainya dengan merancang sebuah bentuk layanan yang berbasis internet kemudian menuangkannya dalam satuan layanan dan mengaplikasikannya.
1.      Research record (Catatan Penelitian)
Berdasarkan pengamatan dilapangan pada penyelenggaraan mata kuliah Pengenalan Komputer pada Program Studi Bimbingan dan Konseling di Universitas Lampung, dari 6 kelompok bimbingan menunjukkan adanya respon positif dari anggota kelompok.Banyak mahasiswa yang senang dengan kegiatan bimbingan yang diintegrasikan dengan internet.Walaupun ada beberapa mahasiswa yang memberikan respon negatif, namun jumlahnya tidak signifikan, ternyata respon ini hanya berasal dari mahasiswa yang belum mahir menggunakan komputer dan belum familiar dengan internet.
2.      Conclusion (Penutup)
Dewasa ini, penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan, bahkan keagamaan. Kita dapat mengetahui berita-berita teraktual hanya dengan mengklik situs-situs berita diweb.Demikian pula dengan kurs mata uang atau perkembangan di lantai bursa, internet dapat menyajikannya lebih cepat dari media manapun.Para akademisimerupakan salah satupihak yangpaling diuntungkan dengan kemunculaninternet.Aneka referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah.Para mahasiswa tidak lagi perlu mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah. Cukup dengan memanfaatkan search engine, materi-materi yang relevan dapat segera ditemukan. Selain menghemat tenaga dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui diinternet cenderung lebih up-to-date.
Buku-buku teks konvensional memiliki rentang waktu antara proses penulisan, penerbitan, sampai ke tahap pemasaran. Kalau ada perbaikan maupun tambahan, itu akan dimuat dalam edisi cetak ulangnya, dan itu jelas membutuhkan waktu. Kendala semacam ini nyaris tidak ditemui dalam publikasi materi ilmiah di internet mengingat meng-upload sebuah halaman web tidaklah sesulit menerbitkan sebuah buku.Akibatnya, materi ilmiah yang diterbitkan melalui internet cenderung lebih aktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku konvensional.Kelebihan sarana internet yang tidak mengenal batas geografis juga menjadikan internet sebagai sarana yang ideal untuk melakukan kegiatan belajar jarak jauh, baik melalui kursus tertulis maupun perkuliahan.Tentu saja ini menambah panjang daftar keuntungan bagi mereka yang memang ingin maju dengan memanfaatkan sarana internet.
Bagi mereka yang gemar bersosialisasi atau mencari sahabat, internet menawarkan berjuta kesempatan. Baik melalui email maupun chatroom, para pengguna internet dapat menjalin komunikasi dengan rekan-rekannya di segala penjuru dunia dalam waktu singkat dan biaya yang relatif murah. Apabila dalam surat menyurat konvensional yang menggunakan jasa pos, sebuah surat bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu dalam perjalanan lintas benua, maka sebuah email hanya membutuhkan hitungan detik untuk dapat menjangkau segala sudut dunia.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya internet dapat menimbulkan suasana yang berbeda dalam menjalin hubungan antara konselor dengan klien. Tapi internet hanya sebatas alat atau media dalam penyelenggaraan layanan bimbingan konseling bukan sebagai tujuan, maka konselor juga perlu memperhatikan efektifitas penggunaannya. Keberhasilan layanan yang diberikan amat tergantung dari keterampilan konselor dalam mengelola layanan bimbingan dan konseling.


lihat juga:

Perilaku Menyimpang Pada Masa Remaja