“ TEKNOLOGI INFORMASI BERTEMAKAN BIMBINGAN DAN
KONSELING “
A.
URGENSI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BK
1.
Pengertian Teknologi Informasi
Menurut beberapa ahli, pengertian Teknologi
Informasi (Williams dan Sawyer dalam Kadir, 2010) di antaranya:
a.
Haag dan Keen (1996): TI adalah seperangkat alat
yang membantu bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi.
b.
Martin (1999): TI tidak hanya terbatas pada
teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi,
melainkan mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
c. Willams dan
Sawyer (2003): TI adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (computer)
dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.
Berdasarkan
pendapat beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah
data, meliputi : memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
Informasi yang dibutuhkan akan relevan (sesuai dengan
kebutuhan), akurat (sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya), tepat waktu, tersedia (up
date), dan lengkap, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan
seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan
satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan (Mc. Leod dalam
E-Learning ICT Junior High School, 2010).
TIK data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat
diberikan oleh aplikasi TI adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan
pribadi, seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani.
Kemudian untuk profesi, seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis,
dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu
dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu,
negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat
bertukar pikiran (Dryden dan Vossdalam E-Learning ICT Junior
High School, 2010).
2. Pengertian
Urgensi
Secara
etimologi, urgensi berasal dari bahasa latin “urgere” (kata kerja) yang
berarti mendorong. Dalam bahasa Inggris “urgent” (kata sifat), dan dalam
bahasa Indonesia, urgensi (kata benda).Istilah urgensi menunjukkan pada sesuatu
yang mendorong atau memaksa untuk diselesaikan (Fritziee, 2009).Dengan
demikian, urgensi bisa diartikan bila ada suatu masalah maka harus segera
diselesaikan, atau ditidaklanjuti. Urgensi juga bisa diartikan sebagai sesuatu
yang penting yang harus segera diselesaikan, sehingga apabila hal tersebut
tidak dilakukan akan menghambat atau membuat hal yang urgen/penting itu tidak
terlaksana dengan baik, serta mengurangi kualitas hal yang diurgenkan tersebut.
Dari uraian
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa urgensi teknologi informasi dalam
bimbingan dan konseling adalah bahwa teknologi informasi dalam bimbingan dan
konseling itu sangat dibutuhkan (penting) demi kelancaran pelayanan bimbingan
dan konseling.
3.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan
konseling merupakan terjemahan dari “guidance” dan ”counseling”
dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah, istilah “guidance” berarti
mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to
manage), dan menyetir (to steer). Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu
tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan
dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya (Rochman Natawidjaja
dalam Yusuf, 2010: 6). Sedangkan konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat
rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor
kepada konseli, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk
membantu konseli dalam mengatasi masalah-masalahnya (ASCA dalam Yusuf, 2010:
8).
Maka,
bimbingan dan konseling merupakan upaya bantuan yang proaktif dan sistematik
oleh konselor dalam memfasilitasi individu untuk membantu mengoptimalkan
perkembangan dalam kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau
mengerti dirinya sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi,
serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan juga menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya dengan baik.
Adapun TI
dalam bimbingan dan konseling diperlukan untuk membantu para konselor melakukan
pelayanan bimbingan dan konseling agar lebih mudah dan efektif, sehingga proses
pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan lebih baik.
4.
Urgensi Teknologi Informasi Dalam Bimbingan dan Konseling
Semakin maju
dan berkembangnya zaman, seluruh aspek kehidupan pun menyesuaikan dengan
kemajuan tersebut agar tidak out of date atau ketinggalan dalam
mengikuti perkembangan zaman (Yusron, 2010). Globalisasi ini akan berdampak
pada kebutuhan manusia yang juga menyesuaikan dengan perkembangan zaman, di
mana dunia sudah tak ada lagi batasan dan semua serba dilakukan secara instan
dan efisien. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saling
berkaitan terhadap bidang informasi, sehingga informasi atau pengetahuan yang
akan menciptakan gagasan teknologi serta sebaliknya, teknologi juga akan
mempermudah akses informasi dan ilmu pengetahuan. Ketika akses informasi
tersebut semakin mudah, maka hal ini berdampak kepada globalisasi tersebut
serta kemajuan teknologi yang semakin mutakhir dengan perkembangan, kemajuan
dan kedinamisan yang sangat cepat (Yusron, 2010).
Kemajuan Teknologi Informasi yang semakin mutakhir dan semakin mengefisienkan
konsumen pengguna teknologi, akan menjadi suatu daya tarik yang kuat untuk
mengaplikasikannya dalam wilayah pendidikan (Yusron, 2010). Hal tersebut
dikarenakan kebutuhan pendidikan yang semakin hari semakin dituntut untuk
bergerak atau berkembang lebih cepat demi mengejar kemajuan era yang semakin
mutakhir dan sangat cepat. Oleh karena itu, penerapan teknologi informasi di
wilayah aspek pendidikan akan menjadi suatu urgensi tersendiri dalam menyelaraskan dengan kemajuan
zaman yang semakin mutakhir.
Bimbingan dan
konseling merupakan “proses membantu individu untuk mencapai perkembangan
optimal” (Kartadinata dalam Yusuf, 2010: 6). Pada intinya bimbingan dan konseling
merupakan suatu upaya bantuan terhadap individu untuk membantu mengoptimalkan
perkembangan dalam kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau
mengerti dirinya sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi,
serta mengaktualisasi dirinya sendiri dan juga melalui tugas perkembangannya
dengan baik.
Bimbingan dan
konseling dalam pendidikan formal merupakan salah satu sarana pendukung untuk
peserta didik optimal dalam memecahkan masalah serta mengembangkan potensi
dirinya. Bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal senantiasa
menyelaraskan dengan perkembangan pendidikan yang juga selaras dengan
perkembangan zaman (Kartadinata dalam Yusron, 2010). Oleh karena itu, bimbingan
konseling juga memerlukan suatu penyesuaian dengan kemajuan, yaitu dengan
penerapan aplikasi Teknologi Informasi.
Urgensi bimbingan dan konseling mengacu pada perkembangan serta kemajuan
teknologi yang mutakhir, salah satunya ialah penggunaan alat
atau media komunikasi serta informasi elektronik baik secara online
maupun offline (Yusron, 2010). Penggunaan media teknologi yang mutakhir
akan senantiasa merubah gaya serta penerapan bimbingan dan konseling yang
konvensional. Sebagaimana tujuan dari kemajuan teknologi yaitu untuk
mengefisienkan atau mempermudah akses informasi, maka penerapannya dalam
bimbingan dan konseling juga mengacu pada cara yang sama tanpa mengubah konteks
dari bimbingan dan konseling tersebut.
Alat-alat atau
media dalam akses informasi di era global ini sangat beragam dan mutakhir,
seperti telepon selular, komputer, internet dan media lainnya yang langsung
atau online ataupun yang tidak langsung atau offline. Maka semua
media teknologi informasi tersebut akan mempermudah akses pemberian bantuan
terhadap individu jika dimanfaatkan secara tepat guna dan terlatih. Oleh karena
itu, profesional di bidang bimbingan dan konseling yang selanjutnya disebut
dengan konselor, dituntut untuk dapat menggunakan serta terlatih dalam
penggunaan dan penerapan konseling melalui media teknologi.
Sebagaimana
upaya bimbingan dan konseling yaitu memfasilitasi konseli, maka penggunaan
teknologi informasi atau media elektronik penunjang proses konseling akan
sangat dibutuhkan agar konseli dapat memanfaatkan layanan bimbingan dan
konseling secara efisien serta tidak terkesan ketinggalan zaman. Jika layanan
bimbingan konseling masih menerapkan cara-cara konvensional dalam era teknologi
yang semakin maju, maka layanan tersebut akan ditinggalkan oleh konseli yang
akan mengakibatkan degradasi moral serta ketidakmampuan konseli dalam
memecahkan serta mengoptimalkan tugas perkembangan yang harus dilaluinya secara
mandiri (Yusron, 2010). Maka jika hal tersebut terjadi, akan banyak individu
yang mengalami kesulitan dalam pemahaman diri dan akan cenderung masuk ke dalam
zona kebebasan yang kebablasan tanpa adanya bimbingan yang bersifat
mengembangkan kepribadian yang sehat.
Maka dari hal
tersebut, penerapan atau pemanfaatan teknologi informasi dalam bimbingan dan
konseling menjadi suatu urgensi tersendiri dalam penyesuaian kondisi zaman atau
era yang sangat global. Salah satu yang menjadi pertimbangan perlunya bimbingan
dan konseling menyesuaikan terhadap era yang global serta serba teknologi
tersebut, yaitu pertimbangan dampak dari era globalisasi itu sendiri. Seperti
diketahui, bahwa kemajuan teknologi informasi yang tidak dimanfaatkan secara
tepat akan memicu timbulnya dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi
tersebut. Maraknya penyalahgunaan teknologi informasi salah satunya internet
yaitu beredarnya pornografi yang tanpa batas atau tayangan tayangan kekerasan
yang tidak pantas untuk disaksikan terutama oleh para remaja dan anak-anak.
Ketika hal tersebut kian marak oleh karena terlalu bebasnya akses informasi
tanpa ada bimbingan, maka akan merusak generasi muda juga akan muncul degradasi
mental remaja dari dampak tersebut. Oleh karena itu, dalam hal inilah bimbingan
dan konseling berperan sebagai pembimbing untuk mencegah hal tersebut. Tindakan
preventif melalui kegiatan bimbingan dan konseling terhadap para remaja dalam
hal penyalahgunaan teknologi informasi, akan menjadi suatu batasan internal
terhadap remaja menghadapi kebebasan tanpa batas di dunia maya. Maka dari itulah
layanan bimbingan dan konseling yang menyesuaikan dengan kondisi zaman yang
mutakhir dan global, menjadi sangat penting dan diperlukan dalam membangun
kualitas kehidupan generasi muda yang terhindar dari dampak negatif arus
informasi yang tak berbatas (Yusron, 2010).
Perkembangan
TIK menghadirkan tantangan baru bagi praktisi bimbingan dan konseling. TIK
lebih cenderung pada eksploitasi peran dan fungsi dari teknologi komputer.
Berbicara TIK berarti berbicara komputer, baik pemanfaatannya, peran, dan
fungsinya dalam kehidupan. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya relevansi yang
harus dilakukan oleh para orang dalam bimbingan dan konseling untuk menjawab
tantangan ini (Yusron, 2010). Keterampilan konselor bimbingan dan konseling
dalam menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, merupakan
salah satu wujud profesionalitas kerja konselor dalam pelaksanaan program
layanan (Yusron, 2010).
Teknologi
informasi memiliki beberapa fungsi dan peranan dalam bimbingan dan konseling
(Yusron, 2010), yaitu:
a.
Publikasi: TI dimanfaatkan sebagai sarana pengenalan
kepada masyarakat luas dan juga sebagai pemberi informasi mengenai BK.
b.
Pelayanan dan Bantuan: bimbingan dan konseling
dilakukan secara tidak langsung dengan bantuan teknologi informasi.
c.
Pendidikan: di dalam informasi yang diberikan
melalui sarana TI mengandung unsur pedidikan.
Penggunaan TI, khususnya komputer kini sudah menjadi
mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga ke sekolah
lanjutan atas dan sekolah kejuruan. Namun demikian, yang paling besar
pengaruhnya adalah di Perguruan Tinggi, di mana hampir semua Perguruan Tinggi
di Indonesia sudah memanfaatkan teknologi ini dalam perkuliahannya, baik
melalui tatap muka maupun secara online. Sebagai contoh: seorang dosen
dalam menyampaikan materinya tidak hanya mengandalkan media konvensional saja,
melainkan sudah menggunakan unsur teknologi di dalamnya. Biasanya seorang dosen
atau guru di PT tertentu dalam menyampaikan materi kuliah ditampilkan dalam
bentuk slide presentasi dengan bantuan komputer. Dengan teknologi ini,
mahasiswa atau siswa bisa mengikuti mata kuliah dengan baik, karena materi yang
disampaikan selain mengandung materi yang berbobot juga mengandung unsur
multimedia yang bisa menghibur.
Dengan teknologi jaringan, tidak hanya mata kuliah
atau bidang studi saja yang bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini, melainkan
hampir sebagian besar proses belajar mengajar termasuk BK sudah bisa
memanfaatkannya.Data-data yang didapat melalui
internet, dapat dianggap sebagai data yang dapat dipertanggungjawabkan dan
masuk akal (Pearson, dalam Wahid, 2010). Data atau informasi yang didapat
melalui internet adalah data-data yang sudah memiliki tingkat validitas tinggi.
Hal ini sangat beralasan, karena data yang ada di internet dapat dibaca oleh
semua orang di muka bumi. Sehingga kecil kemungkinan jika data yang dimasukkan
berupa data-data sampah (Surya, 2010).
Selain penggunaan internet, dapat dipergunakan pula
software seperti Microsoft Power Point yang dapat membantu konselor dalam
menyampaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Konselor dituntut untuk
dapat menyajikan bahan layanan dengan mempergunakan imajinasinya agar bahan
layanannya tidak membosankan. Program software Power Point memberikan
kesempatan bagi konselor untuk memberikan sentuhan-sentuhan seni dalam bahan
layanan informasi. Melalui program ini, yang ditayangkan tidak saja berupa
tulisan-tulisan yang mungkin sangat membosankan, tetapi dapat juga ditampilkan
gambar-gambar dan suara-suara yang menarik yang tersedia dalam program Power
Point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula memasukkan gambar-gambar di
luar fasilitas Power Point, sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi lebih
optimal. Gambar-gambar yang disajikan melalui program Power Point tidak statis
seperti yang terdapat pada Over Head Projector (OHP). Konselor dapat
memasukkan gambar-gambar yang bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert
gambar-gambar yang ada di sebuah film (Surya, 2010).
Media lain yang dapat digunakan dalam proses
bimbingan dan konseling di kelas antara lain adalah VCD/DVD player. Peralatan
ini seringkali dipergunakan oleh konselor untuk menunjukkan perilaku-perilaku
tertentu yang diharapkan dapat merubah perilaku klien yang tidak diinginkan
(Alssid dan Hitchinson dalam Surya, 2010).Sebelum VCD/DVD player ini
ditayangkan, seorang konselor sebaiknya memberikan arahan terlebih dahulu
kepada siswa tentang alasan ditayangkannya sebuah film. Hal ini sangat penting,
sebab dengan memiliki gambaran dan tujuan film tersebut ditayangkan, maka siswa
akan memiliki kerangka berpikir yang sama. Setelah film selesai ditayangkan,
maka konselor meminta siswa untuk memberikan tanggapan terhadap apa yang telah
mereka lihat. Tanggapan-tanggapan ini pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana
klien berpikir dan bersikap, yang kemudian diharapkan akan dapat merubah
perilaku klien atau siswa (Surya, 2010).
Dengan teknologi, kita akan mudah berkomunikasi
dengan siapa saja dan kapan saja serta tidak terikat dengan ruang dan waktu.
Sehingga proses bimbingan bisa dilakukan kapan dan dimana saja, dengan demikian
sorang siswa bisa merasa nyaman jika konsultasi dilakukan melalui jaringan
inernet, karena mungkin saja tidak merasa risih dan tidak takut diketahui oleh
orang lain. Dengan demikian proses interaksi antara konselor dengan klien akan
terasa lebih akrab.
Dunia bimbingan dan konseling harus bisa
berkolaborasi dengan dunia teknologi dalam menghadapi dan mempertahankan
keberadaan bimbingan dan konseling.Agar bisa bertahan dan diterima oleh
masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk
yang efisien dan efektif.Kedudukan TI dalam bimbingan dan konseling berada di
dalam layanan dukungan sistem.(Tiffany, 2010). Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana,
sistem pendidikan, sistem pengajaran, visi-misi sekolah dan lain
sebagainya.Pada kenyataannya layanan bimbingan dan konseling sampai saat ini
belum dapat dikatakan materi, sehingga waktu yang diberikan tidak cukup untuk
menyampaikan materi bimbingan dan konseling. Dengan adanya ke-urgent-an TI
dalam bimbingan dan konseling, maka kita dapat menggunakan media TI yang
tersedia sebagai salah satu perangkat yang dapat digunakan untuk melakukan
proses bimbingan dan konseling. Apabila bimbingan dan konseling tidak bisa
mengikuti perkembangan TI, maka pelayanan bimbingan dan konseling akan
tertinggal dan tidak bisa mengikuti perkembangan jaman. Sedangkan bimbingan dan
konseling dituntut untuk bisa mengimbangi dinamika kehidupan individu yang
terus berkembang. Dengan TI, konselor dapat berekreasi dalam memberikan
layanan, sehingga siswa tidak merasa bosan.
Urgensi TI dalam bimbingan konseling menuntut
konselor untuk dapat menguasai teknologi agar dapat memudahkan dalam pemberian
pelayanan konseling kepada kliennya (Tiffany, 2010).Memanfaatkan TI bagi seorang
guru sudah semakin urgen, khusus bagi guru BK banyak sekali kreasi yang dapat
dibuat dalam melayani konseli.Dalam aplikasinya, TI lebih diarahkan untuk
membantu konseli dalam pemenuhan kebutuhan informasi terutama ketika seorang
konseli ingin melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya. Kelebihan daripada ini,
konseli lebih cepat mengakses semua informasi yang ada dan tidak harus
melakukan proses konseling secara langsung.
Dalam proses bimbingan dan konseling masih banyak
yang belum mengetahui pemanfaatan media TI untuk menunjang layanan bimbingan
dan konseling. Konselor sekolah tidak semuanya mengerti tentang penggunaan
internet. Padahal internet merupakan media yang sangat efektif dalam proses
layanan bimbingan dan konseling. Untuk itu, perlu adanya suatu sosialisasi
untuk meningkatkan kinerja konselor di sekolah dalam hal memanfaatkan kemajuan
TI agar nantinya bidang bimbingan dan konseling tidak lagi menjadi bidang
layanan yang membosankan. Tidak hanya konselor yang perlu diberikan
sosialisasi, para konseli yang dalam hal ini adalah siswa juga perlu diberikan
suatu sosialisasi agar kemajuan TI tersebut bisa dimanfaatkan sesuai apa yang
diharapkan dan tidak disalahgunakan untuk hal yang negatif. Jika konselor dan
konseli sudah paham akan manfaat dan pentingnya TI dalam menunjang proses
layanan bimbingan dan konseling, maka ke depannya bimbingan dan konseling akan
menjadi suatu bidang pendidikan yang inovatif dan efisien berkat kemajuan TI,
namun tetap tidak menghilangkan esensi dari layanan bimbingan dan konseling itu
sendiri.
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara,
bahwa TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan
terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan
produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas
pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara
keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar
maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya.
Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri
sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya (Surya,
2008).
B. TEKNOLOGI INFORMASI DIBIDANG
BIMBINGAN DAN KONSELING
Perkembangan Teknologi Informasi telah berdampak luas dalam berbagai bidang kehidupan. Bidang politik, sosial dan budaya, pendidikan, ekonomi dan bisnis telah mengaplikaskan teknologi informasi dalam memperlancar segala urusan.
Pada bidang
pendidikan, pemerintah telah gencar mengaplikasikan teknologi ini sebagai
sarana mendekatkan program-program pemerintah dengan masyarakat. Munculnya
website depdiknas, e-learning dari universitas-universitas dalam maupun
luar negeri, informasi beasiswa dan lain-lain yang secara online dapat diakses
oleh masyarakat dimanapun berada sangat berperan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Di tingkat
sekolah, adanya kurikulum Teknologi informasi sebagai mata pelajaran wajib di
sekolah menengah, diikuti oleh pembangunan Laboratorium Komputer untuk praktek,
secara langsung akan membekali siswa-siswa sekolah menengah untuk mengenal,
mengerti bahkan terampil menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi.
Kompetensi ini akan sangat berdampak pada kemampuan siswa untuk memperkaya
sumber-sumber belajar dari internet yang tidak mereka dapatkan dari pelajaran
di sekolah.
Dampak lain
dari perkembangan teknologi informasi adalah munculnya berbagai sistem
informasi akademik di setiap sekolah, untuk mempermudah proses manajemen di
sekolah. Para siswa terbantu dalam mengakses berbagai informasi baru dari
sekolah seperti pendaftaran calon siswa baru, melihat nilai dan perkembangan
mutakhir lainnya. Pihak sekolah juga terbantu untuk menyediakan informasi
terbaru yang dibutuhkan oleh para guru maupun karyawan yang secara transparan
dapat diakses dimanapun secara online.
Meskipun dampak teknologi informasi sudah sedemikian besar pengaruhnya pada lingkup sekolah, ternyata fakta yang terjadi di lapangan adalah banyak guru-guru, karyawan dan konselor sekolah masih gagap teknologi. Bagi guru-guru dan karyawan tentu Teknologi Informasi akan mempermudah segala urusan pembelajaran di sekolah, disamping untuk memperkaya bahan ajar. Bagi konselor akan sangat menunjang dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling.
Meskipun dampak teknologi informasi sudah sedemikian besar pengaruhnya pada lingkup sekolah, ternyata fakta yang terjadi di lapangan adalah banyak guru-guru, karyawan dan konselor sekolah masih gagap teknologi. Bagi guru-guru dan karyawan tentu Teknologi Informasi akan mempermudah segala urusan pembelajaran di sekolah, disamping untuk memperkaya bahan ajar. Bagi konselor akan sangat menunjang dalam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling.
Walaupun
sebelum teknologi ini muncul, seorang konselor sekolah sudah dapat
menyelenggarakan kegiatan layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah, tetapi
kecenderungan yang terjadi sekarang adalah penguasaan kompetensi ini oleh
seorang konselor sekolah merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar.
Ketidakmampuan seorang konselor sekolah dalam mengaplikasikan teknologi
informasi akan menghambat tugas-tugasnya di masa mendatang.
Sebenarnya
pada Standar Kompetensi Konselor Indonesia telah mengamanatkan kepada para
konselor untuk menguasai teknologi informasi untuk kepentingan pemberian
layanan Bimbingan dan Konsellingdi sekolah. Identifikasi layanan Bimbingan dan
Konsellingyang dapat dilakukan dengan teknologi informasi juga sudah dilakukan.
Menurut Handarini (2006), menyatakan bahwa teknologi dan internet dapat
diterapkan dalam layanan bimbingan konseling, yaitu : 1) layanan appraisal, 2)
layanan informasi, 3) layanan Konseling, 4) layanan konsultasi, 5) layanan
perencanaan, penempatan dan tindak lanjut dan 6) layanan evaluasi.
Pada layanan appraisal yang
merupakan kegiatan Bimbingan dan Konseling yang berupa pengumpulan, analisa,
dan pengumpulan data personal, psikologis, sosial siswa; yang berguna untuk
memahami siswa dan membantu siswa memahami dirinya sendiri. Teknologi yang
dapat diterapkan pada teknik testing dan non testing menggunakan computer dan
internet.
Layanan informasi yang merupakan
kegiatan Bimbingan dan Konseling yang bertujuan untuk memberikan informasi
kepada siswa, dan mengembangkan keterampilan siswa bagaimana mencari
informasi (personal-sosial, karier, pendidikan). Teknologi yang dapat diterapkan yaitu self-initiated information searching dengan menggunakan internet.
Layanan
konseling yang merupakan kegiatan layanan yang bertujuan untuk memfasilitasi
self-understanding dan self-development, yang dilakukan dengan cara “dyadic
relationship” atau small group relationship. Fokus kegiatan ini adalah personal
development dan decision making. Teknologi yang dapat diterapkan adalah
cybercounseling.
Layanan
konsultasi yaitu layanan bantuan yang diberikan kepada guru, administrator
sekolah, dan orang tua untuk memahami siswa atau anak. Teknologi yang dapat
diterapkan yaitu cyber consultation.
Layanan
perencanaan, penempatan dan tindak lanjut yaitu layanan Bimbingan dan Konseling
yang bertujuan untuk membantu siswa memilih dan menggunakan kesempatan
pendidikan dan pekerjaan yang ada. Teknologi yang dapat diterapkan yaitu
computerized self information dan internet.
Layanan
evaluasi merupakan kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling
bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan program. Teknologi yang dapat
diterapkan yaitu computerized-data collection, computerized assessment, dan internet.
Berdasarkan
latar belakang diatas, pertanyaan-pertanyaan yang timbul adalah : 1) Mengapa
konselor sekolah gagap teknologi; 2) Solusi apa yang dapat diajukan untuk mengatasi
problematik tersebut?
Ada dua hal pokok yang dapat diajukan untuk menjawab mengapa konselor sekolah gagap teknologi, yaitu ditinjau dari kondisi konselor sekolah di lapangan dan penyiapan para calon konselor di perguruan tinggi.
1.
Konselor sekolah di Lapangan
Kurangnya
pemahaman konselor sekolah terhadap teknologi barangkali merupakan hal yang
mendasar mengapa mereka belum menguasai teknologi informasi. Ketidakpahaman
terhadap potensi dan manfaat teknologi informasi ini tentu akan sangat
berpengaruh terhadap motivasi dan keinginan seorang konselor sekolah untuk mempelajari
teknologi.
Oleh karena
itu penting sekali diadakan kegiatan seminar, lokakarya, pelatihan-pelatihan
dan workshop yang sifatnya memberi informasi untuk memperkenalkan teknologi
informasi untuk Bimbingan dan Konselling. Setelah mengenal konselor sekolah
tentu akan memahami, mengerti dan berkeinginan untuk mencoba menggunakan
teknologi. Dari awal mencoba menggunakan kemudian didukung dengan kegiatan
pelatihan-pelatihan yang diadakan, akan membuat konselor sekolah terampil
terhadap teknologi informasi tersebut.
Adapun
potensi penggunaan teknologi informasi untuk Bimbingan dan Konsellingmenurut
Cabanis (1999) yaitu, terdapat 8 potensi teknologi komputer berbasis internet
dan 3 potensi komputer berbasis non internet untuk Bimbingan dan Konselling.
Potensi teknologi komputer berbasis internet yang dapat digunakan untuk
Bimbingan dan Konselling yaitu :
a.
Email / Surat elektronik
Potensi
penggunakaan oleh konselor antara lain untuk terapi, marketing, screening,
client / therapist, surat menyurat untuk penjadwalan janji, monitoring
inter-sessions, dan tindak lanjut post-therapeutic, transfer rekaman klien,
referal, masukan, pekerjaan rumah, penelitian dan colegial profesional.
b.
Website / Homepages
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pemasaran, periklanan, diseminasi
informasi, dan publikasi.
c.
Komputer konfrensi video
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi, pekerjaan rumah, refeal,
dan konsultasi.
d.
Sistem bulletin board/listservs/news group
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk konsultasi, referal / alih
tangan kasus, sumberdaya untuk informasi, dan kegiatan asosiasi profesional.
e.
Simulasi terkomputerisasi
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
f.
Pangkalan data / FTP Sites
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain untuk penelitian, sumber informasi bagi
therapis, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan
analisis.
g.
Chat Rooms / Electronic Discussion
Groups
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri
sendiri dan asesment / pengukuran.
h.
Software berbasis internet
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan dan keahlian,
bantuan diri sendiri dan pelatihan ketrampilan dan pekerjaan rumah.
Sedangkan
potensi teknologi komputer berbasis non internet yang dapat digunakan
untuk Bimbingan dan Konselling yaitu :
a.
Spreadsheet
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, data organisasi,
informasi klien dan penelitian.
b.
Pemrosesan kata
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk tata kearsipan, surat menyurat, marketing,
publikasi, penelitian.
c.
Software non internet.
Potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk pelatihan ketrampilan untuk
profesional dan klien, informasi bantuan diri sendiri, marketing, manajemen
kantor, sumber referensi dan catatan kasus.
Mendasarkan
pada potensi penggunaan teknologi informasi diatas, Triyanto (2006) menguraikan
manfaat aplikasi teknologi informasi untuk bimbingan konseling yaitu 27 manfaat
berbasis internet dan 12 manfaat berbasis non internet. Adapun ke-27 manfaat
komputer berbasis internet seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Manfaat Komputer berbasis Internet untuk Bimbingan dan Konselling
Sedangkan ke-12 manfaat komputer berbasis non internet
untuk Bimbingan dan Konselling dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Manfaat Komputer berbasis Non Internet untuk
Bimbingan dan Konselling
Disamping memberikan pelatihan-pelatihan yang bersifat
pengenalan, pemahaman, dan pemberian ketrampilan tidak kalah penting adalah
dukungan dari kepala sekolah untuk menyediakan seperangkat komputer dan
internet bagi konselor untuk menunjang layanan Bimbingan dan Konselling di sekolah.
Selain memberikan pelatihan kepada para koselor
sekolah di lapangan, menjadi penting adalah menyiapkan para mahasiswa calon
konselor untuk dapat menguasai teknologi informasi. Pada kurikulum program
studi S1 Bimbingan dan Konseling di UNY sudah
terdapat mata kuliah Aplikasi komputer sejak tahun 2004. Mata kuliah Aplikasi
Komputer diajarkan pada mahasiswa semester tiga sebanyak 2 SKS. Adapun
kompetensi yang diharapkan adalah mahasiswa memahami dan menguasai dasar-dasar
aplikasi komputer untuk Bimbingan dan Konselling dan mahasiswa memahami
dasar-dasar teknologi informasi sebagai media layanan Bimbingan dan Konselling.
Meski mata kuliah ini sudah diajarkan sejak 3 tahun
yang lalu di program S1 Bimbingan dan Konselling UNY, ternyata belum sepenuhnya
memenuhi harapan. Kendala yang muncul antara lain disebabkan Bimbingan dan
Konsellingan oleh:
1.
tujuan yang ingin dicapai dalam
pengajaran aplikasi komputer untuk Bimbingan dan Konsellingbelum mencerminkan
kebutuhan yang ada di lapangan;
2.
Jam yang
hanya 2 SKS masih dirasakan kurang;
3.
Material yang
diajarkan belum dikemas sebagai media belajar yang merangsang mahasiswa belajar
secara mandiri,
4.
Perbadingan
teori 70 % dan praktek 30 % dalam proses pengajaran belum memberikan kontribusi
yang ideal bagi mahasiswa, serta belum tersedianya sarana dan prasarana
laboratorium komputer yang memadai.
Beberapa langkah yang mungkin dapat diambil untuk
mengatasi kendala-kendala yang muncul tersebut antara lain: 1) melakukan need
assesment berkaitan dengan kebutuhan aplikasi komputer di lapangan dan merujuk
beberapa literatur yang berkaitan dengan penggunaan komputer dan teknologi
untuk Bimbingan dan Konselling; 2) Menambah jumlah SKS dari 2 SKS menjadi 4 SKS
kalau memungkinkan, kalau tidak mungkin dengan mengoptimalkan 2 SKS yang
diberikan; 3) Mengemas material bahan ajar menjadi modul-modul yang berisi
teori dan latihan-latihan yang dapat dipakai mahasiswa untuk belajar secara
mandiri di rumah; 4) proses pengajaran aplikasi komputer harus dibalik dari 70
% teori dan 30 % praktek menjadi 30% teori dan 70% praktek; serta 5)
mengusulkan kepada manajemen fakultas ilmu pendidikan UNY untuk melengkapi
sarana dan prasarana laboratorium komputer yang ideal.
Solusi yang ditawarkan diatas terlihat sangat teknis
sifatnya, dan tentu memerlukan waktu untuk membenahinya. Hanya pada solusi
pertama yaitu merujuk beberapa literatur yang berkaitan dengan penggunaan
komputer dan teknologi untuk Bimbingan dan Konsellingperlu lebih ditekankan.
Sebenarnya sudah banyak literatur-literatur yang memberikan acuan berkaitan
dengan hal ini, seperti yang diajukan oleh Handarini (2007) yang mengatakakan
bahwa ada 8 hal yang diperlukan untuk membekali pengetahuan calon konselor
terhadap teknologi informasi yaitu:
a.
Memahami dan mengikuti penggunaan
teknologi mutakhir dalam pendidikan
b.
Memiliki keterampilan dasar
komputer, lancar dalam hal teknologi
c.
Menguasai dan menggunakan berbagai
komponen internet terkait layanan bimbingan
d.
Mampu mengartikulasikan implikasi
dan kesempatan penggunaan teknologi
e.
Bertindak sebagai konsumen teknologi
yang terdidik dan obyektif
f.
Mengenal adanya kelompok dan
kegiatan bimbingan yang “virtual” dengan menggunakan teknologi yang dapat
mereka ikuti
g.
Mampu menggunakan database untuk
memonitor dan mengartikulasikan kemajuan siswa
h.
Berpartisipasi dalam pengembangan
rencana pendidikan berbasis teknologi
Mahasiswa calon konselor perlu dipersiapkan untuk
memiliki a. kompetensi pengetahuan penggunaan komputer dan internet, berupa :
1) Mengembangkan kesadaran akan keuntungan dan kelemahan teknologi dan 2)
Mengelola teknologi secara bijak, meliputi (a) Memotivasi diri untuk
menggunakan teknologi; (b) Memilih teknologi secara bijak/tepat untuk program
Bimbingan dan Konseling; (c) Menetapkan tujuan penggunaan teknologi dalam
Bimbingan dan Konseling; (d) Mengontrol impuls-impuls, kebutuhan untuk
kecepatan, dan kemenarikan penggunaan teknologi baru.
Mahasiswa calon konselor juga dipersiapkan untuk
menguasai 12 kompetensi teknis penggunaan komputer dan internet, yaitu :
1.
menggunakan perangkat lunak untuk
mengembangkan web pages, presentasi kelompok, surat, dan laporan
2.
menggunakan peralatan audiovisual,
seperti video recorder, audio recorder, peralatan proyeksi
3.
menggunakan paket statistik
4.
menggunakan tes yang
dikomputerisasi, alat-alat diagnosa, dan program-program pengambilan keputusan
karier bersama dengan konseli/klien
5.
menggunakan e-mail
6.
membantu klien mencari berbagai
informasi-terkait-konseling yang dibutuhkan melalui internet, termasuk informasi
karier, kesempatan kerja, kesempatan pendidikan dan pelatihan, bantuan
finansial/beasiswa, prosedur treatment, informasi personal-sosial
7.
Dapat “masuk”, berpartisipasi,
“keluar” dari listservs yang berkaitan dengan konseling
8.
Dapat mengakses dan menggunakan
konseling terkait dengan data base CD-ROM
9.
Memahami aspek etik dan legal
pelaksanaan konseling via internet
10. Memahami
kelebihan dan kelemahan layanan konseling melalui
internet
11. Dapat
menggunakan internet untuk menemukan dan
menggunakan kesempatan pendidikan lanjut dalam
konseling
12. Dapat
mengevaluasi kualitas informasi yang diperoleh melalui internet (Association for Counselor Education and Supervision, 1999)
Secara lebih
teknis Hines, 2003 juga menawarkan keahlian yang perlu dikuasi oleh seorang
calon konselor sekolah yang berkaitan dengan kompetensi teknologi informasi,
yaitu:
1.
Word Processing / Publication
Desktop untuk menciptakan dokumen layout menarik
2.
Menciptakan laporan berkala visual
menarik, efektif menggunakan grafik, informasi dan menarik
3.
Database (dokumentasi siswa) dan
spreedsheet (tabel dan grafik)
4.
Presentasi multimedia
5.
Sumber daya elektronik dan internet
:
a.
Membuat, mengirim, menerima email
b.
Daftar, mengambil bagian dalam
diskusi elektronik (milis atau mailinglist)
c.
Mencari, menyaring informasi di
internet
d.
Mampu menggunakan search engine
e.
Mampu ngobrol (chatting)
Meskipun banyak tawaran terhadap penyiapan penguasaan
teknologi informasi bagi calon konselor, perlu diingat bahwa komputer dan
internet dalam hal ini hanya merupakan alat atau sarana, Menjadi menarik apa
yang dikatakan oleh Soemantri (2006) bahwa meskipun banyak manfaat yang dapat
diambil dari komputer dan internet, mahasiswa calon konselor perlu
diarahkan untuk memahami proses atau cara berfikir untuk bekerja menggunakan
komputer secara maksimal.
Bertolak dari pemahaman bahwa komputer merupakan alat
bantu untuk mempresentasikan informasi, Triyanto (2006) mengajukan tahapan yang
perlu ditempuh dalam penyiapan penguasaan calon konselor terhadap teknologi
informasi ini, yaitu : pertama,
mengajak mahasiswa untuk memahami pengoperasian komputer, disini diperkenalkan
konsep komputer mulai dari istilah, perintah, cara kerja dan konfigurasi yang
digunakan. Kedua, mengembangkan
kemampuan mahasiswa untuk bekerja dan menganalisa masalah menggunakan komputer.
Konsep-konsep seperti basis data (database), aplikasi tabel
(spreadsheet), untuk memecahkan masalah mulai diperkenalkan. Ketiga,
dikenalkan konsep bermasyarakat dengan komputer. Konsep-konsep berdiskusi
secara elektronik, tata cara yang digunakan, serta kemungkinan kerjasama secara
elektronis.
C.
SOFTWARE APLIKASI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN dan KONSELING (ABK)
Software
Aplikasi Sistem Informasi Bimbingan dan Konseling (ABK) adalah
kelanjutan dari software Aplikasi Absensi Guru dan Siswa (ABS)
dan Aplikasi Database Guru dan
Siswa (ADGS) yang dilengkapi dengan
rekapitulasi absensi siswa serta rekapitulasi data konsultasi siswa,
pelanggaran siswa, dan diskusi dengan orang tua siswa. ABK ini akan mencatat
semua data siswa mulai masuk sampai meninggalkan sekolah baik data yang
berkaitan dengan data diri siswa, data rekapitulasi absensi siswa, konsultasi
siswa, pelanggaran siswa sampai data hasil diskusi guru BK dengan orang tua
siswa. Semua proses pendataan akan dicatat sesuai dengan tahun ajaran dimana
siswa di terima sampai meninggalkan sekolah.
Kelengkapan pencatatan data sudah
di sesuaikan dengan buku induk siswa departemen pendidikan nasional. Data induk
yang dicatat adalah:
1. Data
diri Siswa lengkap dengan NISN
2. Data
Orang tua / wali
3. Data
asal sekolah lengkap dengan no ijazah, SKHUN, dan tanggal keluarnya.
4. Data
mutasi (Perubahan siswa) mulai naik kelas, pindah kelas, dan seterusnya.
5. Data
kesehatan dan histori kesehatan siswa.
6. Pendataan
Alumni.
Data
absensi yang akan di olah adalah:
1. Jumlah
ketidak hadiran guru dan siswa beserta keterangannya (S,I,A).
2. Jumlah
kehadiran guru dan siswa.
3. Prosentase
kehadiran guru dan siswa.
Sedangkan
data Bimbingan dan Konseling (BK) siswa yang akan di olah adalah:
1. Data
bimbingan dan konseling siswa
2. Rekapitulasi
data bimbingan dan konseling siswa
3. Rekapitulasi
data pelanggaran siswa yang diperoleh dari bagian ketertiban lengkap dengan
perhitungan poinnya.
4. Proses
dan hasil diskusi masalah siswa dengan orang tua siswa.
Dengan
menggunakan Software Aplikasi Sistem
Informasi Bimbingan dan Konseling (ABK) ini maka diharapkan sekolah bisa
mempunyai satu database dan rekapitulasi data absensi serta Bimbingan dan
Konseling (BK) yang lengkap dan baik sehingga harapan akan terwujudnya tata
kelola sekolah yang baik bisa terlaksana.
Fitur Utama
Fitur Utama
Fitur
utama dari Software Aplikasi Sistem
Informasi Bimbingan dan Konseling (ABK) adalah:
a. FORMAT
PENGISIAN yang mudah dengan tombol yang disesuiakan untuk mengarahkan pengguna
agar terhindar dari kesalahan saat memasukkan data Siswa, data Guru, proses
absensi Guru dan siswa, proses data mutasi Siswa, dan data Mutasi Guru.
b. Menu
INPUT DATA SISWA. Adalah menu yang digunakan untuk memasukkan data mulai dari
data diri siswa, orang tua, kesehatan, dan data – data lainnya yang dibutuhkan
pada data induk siswa.
c. Menu
PENEMPATAN KELAS. Menu ini digunakan untuk membagi kelas siswa ke dalam kelas –
kelas yang ada sesuai dengan kebijakan dari sekolah.
d. Menu
SETTING DATA ABSENSI digunakan untuk mengatur hari efektif dan hari libur yang
ada di sekolah. Sehingga proses absensi Guru dan Siswa hanya bisa digunakan
saat hari efektif saja. Hal ini untuk mencegah agar tidak terjadi kekeliruan
dalam melakukan proses absensi.
e. Menu
BUAT ABSEN GURU dan SISWA digunakan untuk menerapkan hasil setting data absensi
pada data Guru dan Siswa. Sehingga proses absensi Guru dan Siswa akan berjalan
sesuai setting absen yang sudah dibuat. Dan proses absensi juga hanya bisa
dilakukan pada hari efektif saja. Sehingga meminimalisir kesalahan proses
absensi.
f. Menu
PROSES ABSEN GURU DAN SISWA digunakan untuk melakukan proses absensi Guru dan
Siswa pada hari efektif sesuai dengan Setting Data Absensi yang sudah dibuat
sebelumnya. Pada proses ini juga akan memberikan informasi tentang
ketidakhadiran Guru dan Siswa pada bulan yang dipilih.
g. CETAK
BLANKO ABSENSI Guru dan Siswa. Dengan fitur ini anda dapat mencetak blanko
absensi guru dan siswa dengan pilihan absensi per jam mata pelajaran atau per
bulan. Jadi anda tidak perlu mengetik lagi lembar absensi guru dan siswa. Cukup
dengan 5 kali klik blanko absensi guru dan siswa sudah tercetak dengan rapi.
h. Menu
DATA INDUK SISWA digunakan untuk melihat data induk siswa. Data induk ini sudah
sesuai dengan data induk standar departemen pendidikan Nasional.
i.
Menu MUTASI SISWA. Menu
yang digunakan untuk proses mutasi data siswa mulai siswa masuk, pindah kelas,
naik kelas, siswa pindahan masuk, siswa pindah keluar, mengundurkan diri, siswa
dikeluarkan, sampai siswa menjadi alumni.
j.
Menu BIMBINGAN dan
KONSELING yang digunakan untuk memasukkan data konsultasi masalah pribadi siswa
serta solusi yang diberikan oleh guru BK untuk memecahkan masalah tersebut.
k. Menu
REKAPITULASI PELANGGARAN SISWA yang digunakan untuk merekap (mencatat) semua
data pelanggaran siswa yang diperoleh dari bagian ketertiban di sekolah. Jadi
dalam hal ini BK hanya sebagai bagian rekapitulasi data, bukan penindak dari
pelanggaran yang dilakukan siswa.
l.
Menu KONSULTASI ORANG
TUA yang digunakan memasukkan data hasil diskusi guru BK dengan orang tua siswa
mengenai masalah pribadi siswa atau masalah pelanggaran yang sudah dilakukan
oleh siswa. Sehingga diharapkan akan ada solusi dari masalah tersebut.
m. SEMUA
DATA BIMBINGAN DAN KONSELING DI REKAPITULASI. Sehingga semua siswa akan
mempunyai histori (rekam medis) mengenai semua data bimbingan dan konseling,
pelanggaran, serta hasil konsultasi orang tua siswa. Sehingga perkembangan
siswa dapat terus di pantau dari rekapitulasi data tersebut.
n. Menu
DATA GURU. Menu yang digunakan untuk mencatat data guru mulai guru di terima
lengkap dengan data pendidikan, tanggal mulai tugas, golongan, jabatan, dan
agama.
o. Menu
MUTASI GURU. Yang digunakan untuk mencatat semua data mutasi mulai guru
diterima, pindah, naik jabatan, naik golongan, meninggal, atau dikeluarkan.
p. Menu
KESEHATAN SISWA & GURU. Yang digunakan untuk mencatat semua data kesehatan
siswa dan guru selama menjadi warga sekolah.
q. OTORITAS
USER. Menu yang digunakan untuk proses pengaturan user yang boleh menggunakan
program yang dapat diatur sesuai dengan Group atau kelompok pengguna sehingga
lebih aman dari proses manipulasi data oleh user yang tidak diberi kewenangan.
r.
BACKUP & RESTORE
database yang mudah sehingga user tidak perlu takut kehilangan data jika
terjadi kerusakan pada komputer.
s. LAPORAN
DATA SISWA DAN MUTASI SISWA yang digunakan untuk mencetak data siswa dan data
mutasi selama siswa bersekolah. Laporan ini termasuk untuk mencetak data induk
siswa.
t.
LAPORAN DATA GURU &
MUTASI GURU digunakan untuk mencetak data guru dan data mutasi guru selama guru
mengajar di sekolah.
u. LAPORAN
REKAPITULASI ABSENSI GURU DAN SISWA digunakan untuk melihat hasil rekapitulasi
absensi Guru dan Siswa selama satu bulan atau satu tahun. Pada laporan
rekapitulasi ini akan di informasikan mengenai jumlah ketidak hadiran Guru dan
Siswa beserta keterangannya, tanggal dimana Guru dan Siswa tidak hadir, serta
prosentasi kehadiran Guru dan Siswa.
v. IMPORT
DAN EXPORT EXCEL data guru dan siswa yang mudah sehingga data bisa digunakan
atau diolah pada program excel untuk fungsi yang lain.
w. NETWORK
SUPPORTED. ABS 2010 dapat digunakan dalam jaringan sehingga bisa digunakan
untuk berbagi pakai data Sekolah dalam satu jaringan komputer.
D.
SISTIM INFORMASI SEKOLAH TERPADU (SIST)
Sistem
Informasi Sekolah Terpadu (SIST) berbasis komputer yang menggunakan
metode pemanfaatan barcode yang telah ada di sekolah sebagai salah satu sarana
belajar siswa.
Alat -
alat yang diperlukan :
- Komputer.
Alat ini diperlukan untuk menyimpan
data siswa, guru dan karyawan serta untuk kepentingan administrasi lainnya.
(catatan : tidak perlu beli jika pihak sekolah sudah memiliki komputer)
- Sofware khusus Sistem Informasi Sekolah Terpadu.
Software yang kami tawarkan bisa
digunakan dalam bentuk jaringan komputer misalnya komputer yang ada di bagian
tata usaha, bendahara, kepala sekolah, Guru BP dan perpustakaan dihubungkan
dalam satu jaringan yang nantinya masing – masing komputer bisa menggunakan
seluruh data secara bersama – sama.
- ID Card / kartu identitas.
Kartu identitas ini mempunyai kode digital berupa barcode yang berbeda untuk tiap siswa,
guru maupun karyawan. ID Card ini bisa digunakan untuk beberapa fungsi, antara
lain sebagai kartu Pelajar, kartu SPP,
kartu Perpustakaan/perpus serta beberapa fungsi lain menurut
kebutuhan sekolah.
- Barcode Scanner
Alat ini berfungsi untuk membaca kode
digital pada ID Card atau kartu identitas buatan kami yang pada akhirnya
akan memberikan kemudahan, kecepatan serta ketepatan dalam pelayanan
terhadap siswa misalnya saat pembayaran
SPP, pengecekan data siswa, memimjam buku di perpustakaan dan masih
banyak kegunaan lainnya (catatan pihak sekolah tidak harus membeli alat ini
dari kami).
Fungsi aplikasi system informasi sekolah terpadu yaitu
sebagai alat pembuatan
arsip prilaku dan perkembangan jiwa siswa. Keuntungan
bagi guru pembimbinga adalah :
- Dapat
dengan cepat dan mudah melihat daftar pelanggaran siswa.
- Dapat
membuat keputusan dengan cepat tindakan apa yang akan dilakukan oleh
guru pembimbing pada siswa dengan melihat arsip yang ada.
- Dapat
melihat perkembangan kepribadian siswa yang bermasalah serta mengambil
tindakan apa yang sebaiknya dilakukan padanya.
E. PENGGUNAAN APLIKASI EXCEL BAGI GURU BK
- Mendata
siswa kususnya biodata siswa, hasilnya kita bisa mengetahui dari berbagai
masalah tentang siswa tersebut, contohnya pendidikan ayah siswa,
pendidikan ibu siswa serta kekayaan siswa, dan bermacam-macam grafik telah
disediakan.
- Daftar
Cek Masalah (DCM), Lankah-langkah kita menyebarkan soal kepada siswa
kemudian hasil tesnya kita masukkan kedalam aplikasi DCM dan hasilnya bisa
diketahui lewat aplikasi tersebut.
- Daftar
Poin Pelanggaran (DPP), Lankah-langkah kita mendisiplinkan anak supaya
siswa tidak banyak mkelakukan pelanggaran-pelanggaran yang disengaja
maupun tidak.
- Kami
menyediakan aplikasi untuk di download dalam versi demo. Apabila anda
tertarik dapat menghubungi kami melalui email atau telpon yang telah
tertera dalam aplikasi tersebut.
F.
Layanan Bimbingan dan Konseling Dapat Dilakukan Dengan Berbagai Cara
Diantaranya sebagai
berikut :
a. Konseling melalui Telepon
b. Konseling melalui video-Phone
c. Konseling melalui radio dan televise
d. Konseling berbantuan komputer yaitu
Email
e. Konseling melalui internet atau
chating
f. Konseling melalui surat disket
Banyak sekali manfaat yang dapat
diperoleh dari teknologi komputer dalam menunjang profesionalitas kerja
konselor, maka konselor perlu mengetahui potensi apa yang terkandung pada
teknologi komputer. Sesuai dengan kompetensi akademik konselor disebutkan bahwa
seorang konselor professional harus menguasai khasanah teoritik dan prosedural
termasuk teknologi dalam bimbingan dan konseling. Walaupun kegiatan konseling
dilakukan dengan jarak jauh namun kerahasian konseli harus tetap terjaga dengan
berpedoman pada Pernyataan APA Layanan oleh Telepon, Telekonferensi, dan
Internet.
Layanan bimbingan dan konseling
tidak selalu face to face atau tatap muka. Terdapat layanan yang lebih mudah
yaitu dengan cyber counseling yang memungkinkan konseli tidak merasa
malu/canggung yang bisa dilakukan kapan dan dimana saja.
Pemanfaatkan teknologi informasi di
zaman kekinian menjadi sangat relevan ketika diterapkan dalam kegiatan
bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, hal ini diharapkan menjadi efektif
untuk membantu individu dalam perkembangannya secara optimal dan menyesuaikan
dengan kemajuan zaman tanpa tergerus oleh pengaruh negatif dari kemajuan
tersebut.
G. PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMPUTER UNTUK BK
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari teknologi komputer dalam
menunjang profesionalitas kerja konselor, maka konselor perlu mengetahui
potensi apa yang terkandung pada teknologi komputer. Sampson , Kolodinsky,
& Greeno 1997 menyatakan setidaknya ada 8 (delapan) potensi teknologi
komputer berbasis internet yaitu:
1.
Email / surat elektronik, potensi penggunaan oleh
konselor antara lain : untuk terapi, marketing, screening, client/therapist,
surat menyurat untuk penjadwalan atau janji, monitoring inter-sessions,
transfer rekaman klien, referral, masukan pekerjaan rumah, penelitian dan
collegial professional. (Bowman & Bowman, 1998)
2.
Website / homepage potensi penggunaan oleh konselor
antara lain, untuk pemasaran/periklanan, diseminasi informasi, dan publikasi.
3.
Komputer video conference potensi penggunaan oleh
konselor antara lain untuk therapy, pekerjaan rumah, referral dan konsultasi.
4.
Sistem buletin / listservs / newsgroups potensi
penggunaan oleh konselor antara lain untuk konsultasi; referral /alih tangan
kasus, sumber daya untuk informasi; dan kegiatan asosiasi professional. (Bowman
& Bowman, 1998)
5.
Simulasi terkomputerisasi potensi penggunaan oleh
konselor antara lain untuk supervisi dan pelatihan kompetensi.
6.
Pangkalan data / FTP (File Transfer Protocol) Sites potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk penelitian, sumber informasi bagi
therapist, sumber informasi perpustakaan, transfer rekaman klien, penilaian dan
analisis.
7.
chatroom / electronic dicussion groups potensi
penggunaan oleh konselor antara lain, untuk terapi kelompok, membantu diri
sendiri dan reinforcement (dukungan/pengukuhan).
8.
software potensi penggunaan oleh konselor antara lain,
untuk pelatihan keterampilan dan keahlian, bantuan diri sendiri, dan pelatihan
keterampilan pekerjaan rumah, dan pekerjaan rumah.
Dari
beberapa potensi penggunaan komputer berbasis internet diatas maka konselor
dapat melakukan berbagai inovasi layanan bimbingan dan konseling dengan
memanfaatkan potensi tersebut, tentu dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan
konselor.
Berdasarkan
potensi penggunaan komputer untuk konselor, dapat diuraikan manfaat penggunaan
teknologi computer untuk Bimbingan dan Konseling (Sampson , Kolodinsky, &
Greeno 1997). Setidaknya ada 28 (dua puluh delapan) manfaat dari penggunaan
komputer berbasis internet terhadap profesi konseling, lihat table berikut :
Manfaat Komputer berbasis
Internet untuk Bimbingan dan Konseling
2.
Client/therapist Email / surat elektronik
3.
Collegial professional Email / surat elektronik
7.
Konsultasi :
a. Computer
konferensi video
b. Newsgroups
8.
Marketing Email / surat elektronik
9.
Masukan Email / surat elektronik
10. Membantu
diri sendiri Chat rooms
11. Monitoring
inter-sessions Email / surat elektronik
12. Pekerjaan
rumah :
a.
Email / surat elektronik
b.
Computer konferensi video
c.
Software
13. Pelatihan
keterampilan Software
14. Pelatihan
kompetensi Simulasi terkomputerisasi
15. Pemasaran
/ periklanan Website / homepage
16. Penelitian
:
a. Email
/ surat elektronik
b. Pangkalan
data / FTP site
17. Penilaian
dan analisis Pangkalan data / FTP site
18. Publikasi
Website / homepage
19. Referral
/ alih tangan :
a.
Newsgroups
b.
Email / surat elektronik
c.
Komputer konferensi video
d.
Screening Email / surat elektronik
a.
Newsgroups
b.
Pangkalan data / FTP site
21. Sumber
informasi perpustakaan Pangkalan data / FTP site
22. Supervisi
Simulasi terkomputerisasi
23. Surat
menyurat untuk penjadwalan / janji Email / surat elektronik
24. Terapi
kelompok Chat rooms
25. Terapi
:
a.
Email / surat elektronik
b.
Komputer konferensi video
26. Tindak
lanjut post-therapeutic Email / surat elektronik
27. Transfer
rekaman klien :
a.
Email / surat elektronik
b.
Pangkalan data / FTP site
Komputer Berbasis Internet untuk
Bimbingan dan Konseling
a. Internet
Definition (Definisi Internet)
Interconnected Network atau yang lebih populer dengan sebutan Internet
adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan
jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia.Internet bisa memberikan informasi
yang sifatnya mendidik, positif dan bermanfaat bagi ummat manusia.tapi juga
bisa dijadikan sebagai lahan kejelekan dan kemaksiatan. Hanya etika, mental dan
keimanan masing-masinglah yang menentukan batas-batasnya apakah anda ingin
menjadi seorang netter, hacker atau craker.
b. Internet
Fundamentals (Dasar-dasar Internet)
Dalam dunia internet ada istilah yang dikenal dengan browshing yakni
kegiatan menjelajah dalam dunia maya untuk mencari informasi. Browsing
merupakan kegiatan mencari informasi dengan fasilitas bantu yang disebut Browser.
Istilah kedua adalah Search Engine atau mesin pencari merupakan sebuah
situs yang membantu mencari informasi diinternet.Istilah ketiga adalah Chating
yakni kegiatan diskusi atau percakapan yang dilakukan dalam dunia maya.
1.
Browser adalah “alat pemandu menjelajah internet” yang
akan mengantar anda malakukan berbagai aktivitas di internet “dunia maya”.
Program standar penjelajah internet yang biasa kita pakai adalah Internet
Explorer, karena pada dasarnya internet explorer merupakan bagian dari
paket program sistem operasi windows, sebenarnya masih banyak web browser lain
yang dapat anda gunakan walaupun cara pemakaiannya sama.
2.
Search Engine atau mesin pencari merupakan sebuah situs
yang membantu mencari informasi diinternet. Hanya dengan mencantumkan sebuah
keyword atau kata kunci secara otomatis search engine akan mencari dan
menyajikan semua informasi yang mengandung kata tersebut kepada user atau
pengguna. Untuk mengakses situs search engine dalam dilakukan dengan
menggunakan fasilitas browser. Dalam dunia internet ada satu search engine yang
sangat populer digunakan yaitu “google”.
3.
Chatting, layanan IRC(Internet Relay Chat), atau biasa
disebut sebagai “chat” saja adalah sebuah bentuk komunikasi diintenet yang
menggunakan sarana baris-baris tulisan yang diketikkan melalui keyboard. Dalam
sebuah sesi chat, komnunikasi terjalin melalui saling bertukar pesan-pesan
singkat.kegiatan ini disebut chatting dan pelakunya disebut sebagai chatter.
Para chatter dapat saling berkomunikasi secara berkelompok dalam suatu chat
room dengan membicarakan topik tertentu atau berpindah ke modus private untuk mengobrol
berdua saja dengan chatter lain. Kegiatan chatting membutuhkan software yang
disebut IRC Client, diantaranya yang paling populer adalah software mIRC. Ada
juga beberapa variasi lain dari IRC, misalnya apa yang dikenal sebagai MUD
(Multi-User Dungeon atau Multi-User Dimension). Berbeda dengan IRC yang hanya
menampung obrolan, aplikasi pada MUD jauh lebih fleksibel dan luas. MUD lebih
mirip seperti sebuah dunia virtual (virtual world) dimana para penggunanya
dapat saling berinteraksi seperti halnya pada dunia nyata, misalnya dengan
melakukan kegiatan tukar menukar fileatau meninggalkan pesan.Karenanya,
selainuntuk bersenang-senang, MUD juga sering dipakai oleh komunitas ilmiah
serta untuk kepentingan pendidikan (misalnya untuk memfasilitasi kegiatan kuliah
jarak jauh). Yahoo merupakan salah satu situs yang menyediakan fasilitas
chatting yang cukup terkenal yakni yahoo messenger dengan softwarenya ymsr.
Dengan fitur yang lebih lengkap seperti display foto, kamera (cam) dan suara
(voice).
Dari berbagai
uraian diatas maka seorang konselor dapat melakukan berbagai inovasi layanan
bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan internet.Konselor mungkin dapat
memulainya dengan merancang sebuah bentuk layanan yang berbasis internet
kemudian menuangkannya dalam satuan layanan dan mengaplikasikannya.
1.
Research record (Catatan Penelitian)
Berdasarkan pengamatan dilapangan pada penyelenggaraan mata kuliah
Pengenalan Komputer pada Program Studi Bimbingan dan Konseling di Universitas
Lampung, dari 6 kelompok bimbingan menunjukkan adanya respon positif dari
anggota kelompok.Banyak mahasiswa yang senang dengan kegiatan bimbingan yang
diintegrasikan dengan internet.Walaupun ada beberapa mahasiswa yang memberikan
respon negatif, namun jumlahnya tidak signifikan, ternyata respon ini hanya
berasal dari mahasiswa yang belum mahir menggunakan komputer dan belum familiar
dengan internet.
2.
Conclusion (Penutup)
Dewasa ini, penggunaan internet telah merasuk pada hampir semua aspek
kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hiburan, bahkan keagamaan. Kita
dapat mengetahui berita-berita teraktual hanya dengan mengklik situs-situs
berita diweb.Demikian pula dengan kurs mata uang atau perkembangan di lantai
bursa, internet dapat menyajikannya lebih cepat dari media manapun.Para akademisimerupakan
salah satupihak yangpaling diuntungkan dengan kemunculaninternet.Aneka
referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet
tersedia dalam jumlah yang berlimpah.Para mahasiswa tidak lagi perlu
mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas
kuliah. Cukup dengan memanfaatkan search engine, materi-materi yang relevan
dapat segera ditemukan. Selain menghemat tenaga dalam mencarinya, materi-materi
yang dapat ditemui diinternet cenderung lebih up-to-date.
Buku-buku teks konvensional memiliki rentang waktu antara proses
penulisan, penerbitan, sampai ke tahap pemasaran. Kalau ada perbaikan maupun
tambahan, itu akan dimuat dalam edisi cetak ulangnya, dan itu jelas membutuhkan
waktu. Kendala semacam ini nyaris tidak ditemui dalam publikasi materi ilmiah
di internet mengingat meng-upload sebuah halaman web tidaklah sesulit
menerbitkan sebuah buku.Akibatnya, materi ilmiah yang diterbitkan melalui
internet cenderung lebih aktual dibandingkan yang diterbitkan dalam bentuk buku
konvensional.Kelebihan sarana internet yang tidak mengenal batas geografis juga
menjadikan internet sebagai sarana yang ideal untuk melakukan kegiatan belajar
jarak jauh, baik melalui kursus tertulis maupun perkuliahan.Tentu saja ini
menambah panjang daftar keuntungan bagi mereka yang memang ingin maju dengan
memanfaatkan sarana internet.
Bagi mereka yang gemar bersosialisasi atau mencari sahabat, internet
menawarkan berjuta kesempatan. Baik melalui email maupun chatroom, para pengguna
internet dapat menjalin komunikasi dengan rekan-rekannya di segala penjuru
dunia dalam waktu singkat dan biaya yang relatif murah. Apabila dalam surat
menyurat konvensional yang menggunakan jasa pos, sebuah surat bisa menghabiskan
waktu berminggu-minggu dalam perjalanan lintas benua, maka sebuah email hanya
membutuhkan hitungan detik untuk dapat menjangkau segala sudut dunia.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya internet dapat menimbulkan
suasana yang berbeda dalam menjalin hubungan antara konselor dengan klien. Tapi
internet hanya sebatas alat atau media dalam penyelenggaraan layanan bimbingan
konseling bukan sebagai tujuan, maka konselor juga perlu memperhatikan
efektifitas penggunaannya. Keberhasilan layanan yang diberikan amat tergantung
dari keterampilan konselor dalam mengelola layanan bimbingan dan konseling.
lihat juga: