A. Rasional
Bimbingan konseling sebagai bagian integral dari proses
pendidikan memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam pengembangan kualitas
manusia Indonesia yang telah diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional (UU
No 20 tahun 2003) yaitu :
(1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
(1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut mempunyai implikasi imperatif (yang mengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang
bermutu adalah suatu proses yang menghantarkan peserta didik kearah pencapaian
perkembangan diri yang optimal. Hal ini karena peserta didik sedang berkembang
ke arah kematangan atau kemandirian.Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta
didik memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya.Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh
lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial.Sifat yang melekat pada lingkungan
adalah perubahan.
Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku peserta didik, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan tersebut dapat ditempuh dengan cara mengembangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Hal tersebut senada dengan tujuan bimbingan dan konseling secara umum, yakni membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal.
Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku peserta didik, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan tersebut dapat ditempuh dengan cara mengembangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Hal tersebut senada dengan tujuan bimbingan dan konseling secara umum, yakni membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal.
Dalam pelaksanaannya, layanan bimbingan dan konseling dapat
digunakan suatu pendekatan yaitu pendekatan bimbingan dan konseling
perkembangan (Developmental Guidance and Counseling), atau bimbingan dan
konseling komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling).Pelayanan
bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas
perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli.
Pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor dengan para personil
sekolah, orang tua peserta didik, dan pihak-pihak terkait lainnya (seperti
instansi pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter). Pendekatan ini
terintegrasi dengan proses pendidikan disekolah secara keseluruhan dalam upaya
membantu para peserta didik agar dapat mengembangkan atau mewujudkan potensi
dirinya.
Pengelolaan program bimbingan konseling yang baik merujuk
pada pedoman kurikulum dan akan lebih ideal jika dalam pelaksanaannya
berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah,
sehingga program yang dilaksanakan merupakan sebuah program bimbingan dan
konseling yang realistik dan layak untuk diimplementasikan. Rumusan sebuah
program bimbingan konseling didasarkan pada : temuan objektif dilapangan,
analisis empirik yang ditinjau dari analisis kebutuhan peserta didik yakni
Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Sosiometri,
Analisis Hasil Belajar, penyesuaian program berdasarkan visi dan misi sekolah,
serta pelibatan personil pelaksana mitra. Dari rumusan tersebut, diharapkan
kebutuhan konseli dapat terakomodasi dan terfasilitasi untuk mengembangkan
potensi yang dimiliki.
Berdasarkan uraian di atas maka disusunlah program
bimbingan dan konseling untuk kelas VII SMP Negeri 1 Naringgul tahun pelajaran
2009/2010, sehingga kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilaksanaan sesuai
program yang telah ditetetapkan.
B. Visi dan Misi
1. Visi
a. Visi Sekolah
“Menjadi Sekolah yang Prestatif, Estetis dan Religius”
b. Visi Bimbingan dan Konseling
”Mewujudkan perkembangan diri peserta didik secara optimal
sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya”.
2. Misi
a. Misi Sekolah
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran dan pelayanan
pendidikan.
2) Mengembangkan keterampilan khusus sesuai dengan potensi
daerah.
3) Membekali siswa dengan keterampilan yang selaras dengan
perkembangan teknologi.
4) Mengembangkan potensi dan minat siswa dalam bidang seni
dan olah raga.
5) Menumbuhkembangkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
keagamaan.
6) Meningkatkan keterampilan, kinerja guru dan tenaga
kependidikan lainnya.
7) Mendorong seluruh sivitas akademika dan masyarakat agar
berperan aktif dalam menciptakan suasana sekolah yang kondusif demi tercapainya
visi sekolah.
b. Misi Bimbingan dan Konseling
”Mengembangkan sikap dan keterampilan yang dibutuhkan
peserta didik dalam mewujudkan prestasi belajar, baik prestasi akademik, moral,
sosial maupun keagamaan”.
C. Deskripsi Kebutuhan
Program bimbingan dan konseling untuk kelas VII SMP Negeri
1 Naringgul disusun berdasarkan pertimbangan terhadap tugas-tugas perkembangan
siswa SMP yang, yaitu peserta didik membutuhkan :
1) Kemampuan untuk mengenal karakteristik pribadinya yang
menyangkut moral, intelektual dan emosional.
2) Kemampuan untuk mengenal lingkungan yang menyangkut
nilai-nilai budaya masyarakat, lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja.
3) Kemampuan untuk mengarahkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan.
4) Kemampuan untuk mengembangkan sikap positif terhadap
diri dan lingkungannya.
5) Kemampuan untuk membuat pilihan karirnya secara sehat.
6) Kemampuan untuk dapat menerima perbedaan pendapat dengan
orang lain.
7) Kemampuan untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap
diri dan lingkungannya.
8) Kemampuan untuk dapat mengembangkan keterampilan
hubungan antar pribadi.
9) Kemampuan untuk dapat menyelesaikan konflik.
10) Kemampuan untuk dapat membuat keputusan secara efektif
11) Kemampuan untuk dapat melaksanakan keterampilan belajar
secara efektif.
12) Kemampuan untuk dapat menetapkan tujuan dan perencanaan
pendidikannya.
13) Keterampilan dan kemampuan dalam melaksankan proses
belajar efektif dan menghadapi ujian.
14) Kemampuan untuk mengenal potensi, kepribadian dan
minatnya yang mendukung terhadap pencapain cita-cita karir di masa depan.
D. Tujuan
Tujuan Bimbingan dan Konseling yang diselenggarakan di SMP
Negeri 1 Naringgul, yaitu:
1) Membantu peserta didik memahami, menerima, mengarahkan
dan mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin.
2) Membantu peserta didik menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
3) Membantu peserta didik merencanakan kehidupan masa
depannya yang sesuai dengan tuntutan pada saat ini maupuan pada saat yang kan
datang.
Berdasarkan standar kompetensi kemandirian peserta didik,
program yang dikembangkan memiliki tujuan sebagai berikut :
No Aspek Perkembangan Tataran Internalisasi Tujuan
1. Landasan Hidup Religius Pengenalan Mengenal arti dan
tujuan ibadah
Akomodasi Berminat mempelajari arti dan tujuan ibadah
Tindakan Melakukan berbagai kegiatan ibadah dengan kemauan
sendiri
2. Landasan Perilaku Etis Pengenalan Mengenal alasan
perlunya mentaati aturan/norma berperilaku
Akomodasi Memahami keragaman aturan/patokan dalam
berperilaku dalam konteks budaya
Tindakan Bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma
yang berlaku
3. Kematangan Emosi Pengenalan Mengenal cara-cara
mengekspresikan perasaan secara wajar
Akomodasi Memahami keragaman ekspresi perasaan diri dan
perasaan-perasaan orang lain
Tindakan Mengekspresikan perasaan atas dasar pertimbangan
kontekstual
4. Kematangan Intelektual Pengenalan Mempelajari cara-cara
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Akomodasi Menyadari adanya resiko dari pengambilan
keputusan
Tindakan Mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan
resiko yang mungkin terjadi
5. Kesadaran Tanggung Jawab Sosial Pengenalan Mempelajari
cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam lingkungan kehidupan
sehari-hari
Akomodasi Menghargai nilai-nilai persahabatan dan
keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari
Tindakan Berinteraksi dengan orang lain atas dasar
nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan hidup.
6. Kesadaran Gender Pengenalan Mengenal peran-peran sosial
sebagai laki-laki atau perempuan
Akomodasi Menghargai peranan diri dan orang lain sebagai
laki-laki atau perempuan dalam kehidupan sehari-hari
Tindakan Berinteraksi dengan lain jenis secara kolaboratif
dalam memerankan peran jenis
7. Pengembangan Pribadi Pengenalan Mengenal kemampuan dan
keinginan diri
Akomodasi Menerima keadaan diri secara positif
Tindakan Meyakini keunikan diri sebagai aset yang harus
dikembangkan secara harmonis dalam kehidupan
8. Perilaku Kewirausahaan (Kemandirian Perilaku Ekonomis)
Pengenalan Mengenal nilai-nilai perilaku hemat, ulet sungguh-sungguh dan
kompetitif dalam kehidupan sehari-hari.
Akomodasi Menyadari manfaat perilaku hemat, ulet
sungguh-sungguh dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari.
Tindakan Membiasakan diri hidup hemat, ulet sungguh-sungguh
dan konpetitif dalam kehidupan sehari-hari.
9. Wawasan dan Kesiapan Karir Pengenalan Mengekspresikan
ragam pekerjaan, pendidikan dan aktivitas dalam dengan kemampuan diri
Akomodasi Menyadari keragaman nilai dan persyaratan dan
aktivitas yang menuntut pemenuhan kemampuan tertentu
Tindakan Mengidentifikasi ragam alternatif pekerjaan,
pendidikan dan aktifitas yang mengandung relevansi dengan kemampuan diri
10. Kematangan Hubungan Dengan Teman Sebaya Pengenalan
Mempelajari norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar
belakangnya
Akomodasi Menyadari keragaman latar belakang teman sebaya
yang mendasari pergaulan
Tindakan Bekerja sama dengan teman sebaya yang beragam
latar belakangnya
E. Komponen Program
a. Layanan Dasar
Layanan ini diberikan kepada semua peserta didik,
pelaksanaannya dilakukan secara sistematis dalam rangka pengembangan potensi
diri secara optimal untuk membantu peserta didik memenuhi kebutuhan secara
nyata, memiliki keterampilan memahami diri dan lingkungan. Proses pemberian
layanan dilakukan secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan klasikal atau
kelompok tujuan layanan ini adalah membantu semua peserta didik untuk mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Tujuan layanan dasar untuk membantu konseli agar :
1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial-budaya dan agama),
2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi
tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri
dengan lingkungannya,
3) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan
masalahnya,mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya
Kegiatan dalam pelayanan dasar, antara lain:
1) Layanan orientasi bagi siswa baru
3) Layanan penghimpunan data
4) Layanan informasi
5) Layanan bimbingan klasikal/kelompok, antara lain:
a) Bimbingan belajar
b) Bimbingan pribadi
c) Bimbingan sosial
d) Bimbingan karir
e) Bimbingan akhlak mulia/budi pekerti
b. Layanan Responsif
Layanan ini merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada
peserta didik secara sistematis sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang
mendesak.Layanan responsif ini diberikan pada peserta didik yang tingkat
perkembangannya dibawah nilai rata-rata kelompok. Strategi layanan yang akan
diberikan berupa : layanan konseling individual, konseling kelompok, dan
konsultasi. Tujuan layanan responsif adalah untuk:
- Membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhannya dan
memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli yang mengalami
hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
- Mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi
konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu.
Kegiatan layanan responsif, antara lain:
1) Konseling indivual
2) Konseling kelompok
3) Referal
4) Layanan konsultasi
5) Bimbingan teman sebaya
6) Konfrensi kasus
7) Kunjungan rumah
c. Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual merupakan proses layanan
yang diberikan kepada semua peserta didik secara sistematis untuk dapat
memiliki pemahaman diri, perencanaan diri, dan pengembangan potensi secara
optimal. Strategi pelaksanaannya adalah konsultasi dan konseling. Tujuan utama
dari layanan ini adalah membantu peserta didik untuk dapat :
1) Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan,
merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan
atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja dan
masyarakatnya.
2) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka
pencapaian tujuannya
3) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya
4) Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan
dirinya
Kegiatan layanan perencanaan bagi kelas VII SMP Negeri 1
Naringgul tahun pelajaran 2009/2010, yaitu:
1) Penempatan pada kelompok belajar
2) Penyaluran pada kegiatan ekstrakurikuler
d. Dukungan Sistem
Pelaksanaan layanan dasar, layanan responsif, layanan
perencanaan individual tidak mungkin berhasil tanpa adanya dukungan sistem yang
memfasilitasi program bimbingan konseling. Dukungan sistem dapat terlaksana
dengan adanya kerja sama antara konselor sekolah dengan komponen-komponen lain
yang ada di sekolah, seperti kepala sekolah, guru bidang studi, staf tata
usaha, orang tua peserta didik, dan pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan
program bimbingan konseling. Layanan dukungan sistem merupakan upaya untuk
memperkokoh dan meningkatkan mutu program layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Untuk itu, diperlukan suatu upaya yaitu:
1) Pengembangan jejaring
2) Kegiatan Manajemen
a) Pengembangan Profesionalitas
b) Pemberian konsultasi dan kolaborasi
3) Riset dan Pengembangan
F. Rencana Operasional
Rencana kegiatan yang diperlukan untuk menjamin program
bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Rencana
Operasional Terlampir.
G. Tema / Topik
TEMA/TOPIK
BIMBINGAN KLASIKAL
No. Program
Tema / Topik
Semester I
1. Landasan Hidup Religius Akidah dan Rukun Iman
2. Landasan Perilaku Etis Mengelola Prasangka
3. Kematangan Emosi Kiat Menghindari Stress
4. Kematangan Intelektual - KTSP SMPN 1 Naringgul
- Kiat Menghafal dan Belajar Efektif
5. Kesadaran Tanggung Jawab Sosial Pemahaman dan
Pelaksanaan Disiplin dan Peraturan Sekolah
Semester II
6. Kesadaran Gender Menyesuaikan diri dengan kelompok belajar
7. Pengembangan Pribadi Menerima Pertumbuhan dan
Perkembangan Diri
8. Perilaku Kewirausahaan (Kemandirian Perilaku Ekonomis)
Pengenalan dan Pengamalan Pola Hidup Sederhana
9. Wawasan dan Kesiapan Karir Ragam Pekerjaan dan
Persyaratannya
10. Kematangan Hubungan Dengan Teman Sebaya Mengenali
Perasaan Temanmu
H. Satuan Layanan
1) Bidang Bimbingan Belajar
Tema/ topik KTSP SMPN 1 Naringgul
Waktu 1 x pertemuan (2 x 40 menit)
Sasaran Siswa Kelas VII
Semester I (Satu)
Kompetensi Pencapaian Kematangan Intelektual
Sub kompetensi Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah
Indikator - Mempelajari karakteristik kegiatan pembelajaran
di SMP
- Mempelajari tentang langkah-langkah penyesuai diri
terhadap kegiatan pembelajaran di sekolah.
Tujuan 1. Peserta didik mendapatkan informasi mengenai
karakteristik kegiatan pembelajaran di SMPN 1 Naringgul
2. Peserta didik dapat menentukan langkah-langkah
penyesuain diri terhadap kegiatan pembelajaran di SMPN 1 Naringgul
Strategi /
Teknik Bimbingan Klasikal /
Ceramah, Tanya jawab
Media Proyektor, CD Program Pembelajaran di SMPN 1
Naringgul (KTSP), Komputer/Notebook
Langkah Layanan
- Pembimbing menjelaskan materi KTSP SMPN 1 Naringgul
- Pembimbing membuka sesi tanya jawab seputar materi yang
disampaikan
- Siswa merefleksikan hal yang diperoleh selama kegiatan
berlangsung
Evaluasi - Input : apakah siswa merasa membutuhkan materi
KTSP SMPN 1 Naringgul
- Proses : apakah siswa memahami materi : KTSP SMPN 1
Naringgul
- Produk : apakah siswa memiliki catatan seputar materi
KTSP SMPN 1 Naringgul
Sumber rujukan KTSP SMPN 1 Naringgul kabupeten Cianjur
Tahun 2009/2010
Garis Besar Materi Layanan - Mata pelajaran yang ditempuh
siswa SMPN 1 Naringgul, terdiri dari 13 mata pelajaran, yaitu : 1) Pendidikan
Agama Islam; 2) Pendidikan Kewarganegaraan; 3) Bahasa Indonesia; 4) Matematika;
5) Bahasa Inggris; 6) IPS; 7) IPA; 8) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan; 9) Seni
Budaya; 10) Teknologi Informasi dan Komputer (Tinkom); 11) Muatan Lokal Wajib
Bahasa Sunda; 12) Muatan Lokal Keterampilan Produksi; Muatan Lokal Keterampilan
Elektronik
- Di samping kegiatan kurikuler, SMPN 1 Naringgul
memberikan pelayanan yang berupa kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:
1. Sepak Bola
2. Bola Voli
3. Paskibra
4. PMR
5. Pramuka
6. Seni Suara / Paduan Suara
7. Seni Karawitan
8. Kerohanian
2) Bidang Bimbingan Pribadi
Tema/ topik Menerima Pertumbuhan dan Perkembangan Diri
Waktu 2 kali pertemuan (2 x 2 x 40 menit)
Sasaran Siswa kelas VII
Semester II (dua)
Kompetensi Pengembangan Pribadi
Sub kompetensi Mengenal kemampuan dan keinginan diri
(pengenalan)
Indikator Mempelajari Perkembangan masa Remaja
Tujuan - Siswa dapat mengenali perubahan fisik dan psikis
yang terjadi pada dirinya
- Siswa dapat menerima perubahan fisik dan psikis yang
dialaminya.
Strategi
Teknik Bimbingan klasikal
Ceramah, Pemberian tugas dan diskusi
Media Audio visual, power point, komputer, proyektor, LKS
Langkah Layanan
(Pertemuan Pertama) - Pembimbing menjelaskan masa
perkembangan remaja
- Pembimbing membuka sesi tanya jawab (diskusi) seputar
materi yang disampaikan
- Siswa merefleksikan hal yang diperoleh selama kegiatan
berlangsung
Langkah Layanan
(Pertemuan Kedua) - Mengingat kembali materi yang
disampaikan pada pertemuan I
- Siswa menuliskan perubahan-perubahan yang terjadi pada
dirinya baik fisik dan psikis yang meresahkan dirinya.
- Diskusi secara klasikal mengenai bagaimana upaya yang
harus dilakukan agar siswa dapat menerima perubahan dalam dirinya.
- Siswa merefleksikan hal-hal yang diperoleh selama
kegiatan berlangsung
Evaluasi - Input : apakah siswa membutuhkan materi yang
disampaikan
- Proses : apakah siswa memahami materi yang disampaikan
- Produk : apakah siswa mampunyai catatan tentang materi
yang disampaikan
Sumber rujukan Achsan Husairi: Modul Bimbingan dan
Konseling untuk SMP Kelas VII.
Garis Besar Materi Layanan Siswa SMP rata-rata berumur 11 –
16 tahun tergolong pada masa remaja.Masa remaja adalah masa di mana terjadi
gejolak yang meningkat yang dialami oleh setiap orang.Masa ini ditandai dengan
adanya perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis.
Perumbuhan dan Perkembangan fisik antara lain:
1. Perubahan Ukuran Tubuh
2. Perubahan Bentuk Tubuh
3. Perkembangan seksual
Kendala-kendala dalam perkembangan masa remaja pada aspek
kematangan emosional mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
1. Kadang-kadang lembut, kadang-kadang kasar, kadang-kadang
centil, kadang-kadang jutek/acuh/sombong.
2. Mudah tersinggung, suka menyendiri, mudah sedih, kurang
bisa menahan diri.
3. Cita-cita tinggi, tetapi semangat untuk mencapainya
rendah.
4. Ingin mencoba-coba sesuatu yang baru walaupun dampak
jelek bagi diri sendiri.
5. Ingin punya teman akrab, tetapi malu dan takut.
3) Bidang Bimbingan Sosial
Tema/ topik Kenali Perasaan Temanmu
Waktu 1 x pertemuan (2 x 40 menit)
Sasaran Siswa Kelas VII
Semester II (dua)
Kompetensi Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Sub kompetensi Menyadari keragaman latar belakang teman
sebaya yang mendasari pergaulan (Pengenalan)
Indikator Mengungkapkan perasaan kepada orang lain dan
mengenali perasaan yang sedang dialami orang
Tujuan 1. Peserta didik dapat mengungkapkan perasaan yang
sedang dialaminya kepada orang lain
2. Peserta didik dapat mengenali perasaan yang sedang
dialami orang lain.
3. Membina keakraban dan kebersamaan peserta didik di dalm
suatu kelas.
4. Peserta didik dapat membuat kesimpulan mengenai tindakan
yang harus dilakukan bila orang lain menunjukkan perilaku mencerminkan perasaan
yang sedang dialaminya
Strategi /
Teknik Bimbingan Klasikal /
Permainan Kelompok
Media Kartu ”Feeling Card” ukuran @ 10 x 5 cm sebanyak 4
lembar, LKS
Langkah Layanan
1. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok
2. Pengaturan tempat duduk siswa secara melingkar
3. Guru BK menjelaskan cara permainan yang akan dilakukan
4. Seluruh peserta permainan mengungkapkan perasaan dengan
mengacungkan salah satu ”feeling card” sesuai dengan kondisi perasaan yang
sedang dialaminya.
5. Setiap siswa menuliskan faktor penyebab yang
melatarbelakangi perasaannya pada lembar kerja siswa.
6. Setiap siswa mencoba menebak faktor apa yang menyebabkan
temannya mengalami perasaan tersebut.
7. Siswa yang berhasil menebak dengan benar diberikan
hadiah/pujian.
8. Refleksi melalui tanya jawab
9. Siswa secara kelompok membuat kesimpulan mengenai
tindakan yang harus dilakukan bila orang lain menunjukkan perilaku yang
mencerminkan perasaan yang sedang dialaminya.
Evaluasi - Input : apakah siswa merasa membutuhkan materi
yang disampaikan
- Proses : apakah siswa memahami materi yang disampaikan
- Produk : apakah siswa mampu mengenali perasaan yang
sedang dirasakan orang lain.
Sumber rujukan www.Akhmad Sudrajat.Com
Garis Besar Materi Layanan Dalam pergaulan sehari-hari
sangat penting untuk memahami dan mengenali perasaan orang lain. Kegunaannya
apabila kita tahu apa yang sedang dirasakan orang lain, dalam memberikan
komentar dan berbicara kita dapat menyesuaikan dengan keadaan orang lain,
sehingga tidak terjadi salah faham atau salah persepsi.
4) Bidang Bimbingan Karir
Tema/ topik Ragam pekerjaan dan persyaratannya
Waktu 2 kali pertemuan (2 x 2 x 40 menit)
Sasaran Siswa kelas VII
Semester II (dua)
Kompetensi Wawasan dan kesiapan karir
Sub kompetensi Mengekspresikan ragam pekerjaan, pendidikan
dan aktivitas dalam kaitan kemampuan diri (pengenalan).
Indikator Mempelajari jenis-jenis pekerjaan dan
Tujuan Siswa dapat mengidentifikan jenis pekerjaan baik
sebagai PNS, Profesional maupun Wiraswatawan
Strategi
Teknik Bimbingan klasikal
Ceramah, Pemberian tugas dan diskusi
Media Papan tulis, spidol , Koran, LKS
Langkah Layanan
(Pertemuan Pertama) - Pembimbing menjelaskan jenis-jenis
pekerjaan.
- Pembimbing membuka sesi tanya jawab (diskusi) seputar
materi yang disampaikan
- Siswa diminta menuliskan pekerjaan yang dicita-citakannya
serta langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memperolehnya.
- Diskusi secara klasikal membahas tentang tugas yang
dikerjakan siswa.
- Siswa merefleksikan hal yang diperoleh selama kegiatan
berlangsung
Langkah Layanan
(Pertemuan Kedua - Siswa dibentuk menjadi 5 kelompok
- Siswa diberikan tugas secara kelompok untuk
mengindentifikasi jenis-jenis pekerjaan dengan persyaratan pendidikan tamatan
SMP, SMA/SMK, Sarjana berdasarkan iklan lowongan kerja pada korang di
perpustakaan sekolah.
- Siswa bergiliran secara kelompok mempresentasikan hasil
temuannya di depan kelas.
- Siswa merefleksikan hal-hal yang diperoleh selama
kegiatan berlangsung
Evaluasi - Input : apakah siswa membutuhkan materi yang
disampaikan
- Proses : apakah siswa memahami materi yang disampaikan
- Produk : apakah siswa mempunyai catatan tentang materi
yang disampaikan.
Sumber rujukan Achsan Husairi: Modul Bimbingan dan
Konseling untuk SMP Kelas VII.
Garis Besar Materi Layanan Jenis-Jenis Pekerjaan ada
bermacam-macam, misalnya:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Profesional
3. Wiraswasta
Pekerjaan dapat digolongkan menjadi dua bidang, yaitu:
1. Formal
2. Informal
5) Bidang Bimbingan Akhlak Mulia
Tema/ topik Akidah dan Rukun Iman
Waktu 1 kali pertemuan
(2 x 40 menit)
Sasaran Siswa kelas VII
Semester I (satu)
Kompetensi Pengembangan Landasan Hidup Religius : Keimanan
Sub kompetensi Mengenal arti akidah dan keimanan
(pengenalan)
Indikator Mampu memaknai arti akidah
Mampu menyebutkan dan memaknai rukun iman.
Tujuan Mengembangkan keimanan
Strategi
Teknik Bimbingan klasikal
Ceramah dan Diskusi, Dinamika Kelompok
Media Papan tulis, spidol, kertas
Langkah Layanan
(Pertemuan Pertama) - pembimbing menjelaskan arti akidah,
keimanan dan Tauhid
- pembimbing membuka sesi tanya jawab (diskusi) seputar
materi yang disampaikan
- pembimbing meminta siswa untuk merefleksikan hal yang
diperoleh selama kegiatan berlangsung.
Langkah Layanan
(Pertemuan Kedua) - pembimbing meminta siswa untuk
berhitung mulai dari satu sampai enam
- pembimbing meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan
nomor yang telah disebutkannya.untuk kelompok satu adalah kelompok yang
membahas iman kepada Allah, dst sesuai dengan enam rukun iman yang wajib
diyakini.
- pembimbing meminta siswa untuk berdiskusi didalam
kelompok yang telah dibentuk mengenai pembahasan yang telah ditetapkan. Waktu
diskusi selama 20 menit.
- pembimbing meminta setiap kelompok untuk menunjuk juru
bicara, sebagai perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompok
kepada siswa lain
- pembimbing mempersilahkan juru bicara setiap kelompok
untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan meminta siswa dari kelompok
lain untuk bertanya atau menaggapi.
- pembimbing meminta siswa untuk merefleksikan hal yang
diperoleh selama kegiatan berlangsung.
Evaluasi - Input : apakah materi mengenai akidah, tahid dan
rukun iman, tepat untuk mengembangkan keimanan siswa
- Proses : apakah siswa memahami materi : akidah, tahid dan
rukun iman.
- Produk : apakah siswa memiliki catatan dseputar materi
akidah, tahid dan rukun iman.
Sumber rujukan www.achfan.multyplay.com
www.telagahikmah.org
Garis Besar Materi Layanan Akidah merupakan kepercayaan
yang pasti dan wajib dimiliki setiap hamba kepada Allah SWT. Secara bahasa
akidah adalah ikatan, ikatan supaya tidak terlepas dari aturan islam.
Iman adalah percaya.Keimanan sering dibahasakan dengan
rukun iman, salah satu rukun iman adalah iman kepada Allah yang bisa dikenal
dengan tauhid, yaitu mengesakan Allah.
Tingkatan keimanan adalah mulai dari lisan, hati, dan wujud
perbuatan/realisasi perilaku.Realisasi perilaku itu salah satunya terlihat dari
ibadah yang dilaksanakan, sebagai suatu tanda ketaatan, kepatuhan, tunduk untuk
mendapatkan Ridho Allah SWT.
I. Evaluasi untuk memberikan informasi proses dan hasil
Dengan evaluasi proses dapat diketahui kesesuaian antara
perencanaan dengan kenyataan, dan indikator-indikator kemajuan yang dicapai
pada suatu tahap pelaksanaan tertentu; dengan evaluasi hasil (evaluasi sumatif)
dapat diketahui hasil-hasil akhir dari produk implementasi program. Tanpa
evaluasi, kemungkinan proses dan hasil yang bermanfaat sulit diukur secara
ilmiah. Sebagaimana dikemukakan, proses dan hasil-hasil tersebut diperoleh
melalui kegiatan yang terencana, kontinyu dan sistematis untuk mencapai suatu
pola perilaku atau kebiasaan baru yang lebih baik dan perkembangan yang
berkelanjutan. Keadaan demikian memerlukan informasi tentang proses dan
kemajuan yang dicapai setiap waktu, dan informasi demikian diberikan oleh
evaluasi proses, evaluasi formatif, sumatif dan dampak keseluruhan program. Adapun
aspek yang dievaluasi dalam proses maupun hasilnya, antara lain :
a. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan.
Dalam aspek ini dievaluasi mengenai relevansi program
dengan kebutuhan peserta didik dengan struktur dengan komponen program;
kesesuaian antara program bimbingan dan konseling di Kelas VII SMPN 1 Naringgul
Tahun Akademik 2009/2010.
b. Keterlaksanaan program;
Keterlaksanaan program dievaluasi dalam dimensi :
1) waktu pelaksanaan apakah tepat dilaksanakan sesuai
dengan jadwal yang telah diprogramkan;
2) alokasi waktu yang telah direncanakan, cukup, kurang
atau berlebih;
3) materi yang disampaikan, sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh peserta didik, atau ada materi yang perlu ditambahkan
4) Pelaksana kegiatan layanan bimbingan.
c. Hambatan-hambatan yang dijumpai :
Hambatan yang muncul selama pelaksanaan program dan
dianalisis yang menjadi faktor penyebabnya serta bagaimana agar dalam
pelaksanaan program berikutnya hal itu dapat diminimalisir.
d. Dampak pelayanan bimbingan terhadap proses pembelajaran.
e. Perubahan kemajuan peserta didik.
Perubahan kemajuan peserta didik dilihat pada saat sebelum
dan sesudah mengikuti layanan bimbingan. Evaluasi bimbingan dan konseling lebih
bersifat “penilaian dalam proses” dilakukan dengan cara berikut ini :
1). Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta didik kelas
VII dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
2). Mengungkapkan pemahaman peserta didik atas
materi-materi yang disajikan atau masalah yang dihadapinya
3). Mengungkapkan kegunaan pelayanan bagi peserta didik
sebagai hasil dari partisipasi / aktivitasnya dalam kegiatan pelayanan
bimbingan
4). Mengungkapkan minat peserta didik tentang perlunya
pelayanan bimbingan lebih lanjut
5). Mengamati perkembangan peserta didik dari waktu ke
waktu dalam aktivitasnya di lingkungan sekolah.
6). Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana
penyelenggaraan kegiatan pelayanan
lihat juga :