hasil observasi panti sosial tresna wreda


LAPORAN
HASIL OBSERVASI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDA ”BUDHI LUHUR’’
Dosen pengampu  : Drs. Djualman, M.pd

Disusun oleh
AMIR AGUS PRIONO     09144200003
Kelas   A3

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2011/2012
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan  rahmat dan hidayah serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil observasi di panti social tresna wreda budhi luhur.
Didalam penulisan ini serta pelaksanaan Praktikum BK Sosial kami telah mendapat bimbingan dan bantuan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu saya selaku penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kelompok kami untuk menyelesaikan tugas Praktikum BK Belajar. Dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:
  1. Ibu Dra. Hj. Nur Wahyumiani, M. A. Selaku Dekan FKIP.
  2. Bapak Drs. Sarjiman selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.
  3. Bapak Drs. Djualman M. Pd selaku dosen pembimbing Praktikum Bimbingan Konseling Sosial.
  4. Ketua panti social tresna wreda “budhi luhur “, Bantul- yogyakarta
  5. Penghuni panti social tresna wreda budhi luhur, Bantul,Yogyakarta, kususnya beliau ibu ngadinah.
  6. Orang tua kami yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada kami.
  7. Semua pihak yang membantu pelaksanaan ini, yang tidak kami sebutkan satu persatu.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas matakuliah Praktikum BK Sosial, mengingat kemampuan yang terbatas sudah tentu penyusunan laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca, guna untuk perbaikan tugas untuk masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
                                                                                    Yogyakarta,


                                                                                                            Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Fenomena yang terjadi di kota besar saat ini,membuat sebagian masyarakat enggan untuk mengurus kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Akhirnya dengan gampang saja , mereka menitipkan kedua orang tuanya kepanti panti jompo disekitar. alasan mereka sangat sederhana, akibat terlalu sibuk dipekerjaan sehingga tidak mempunyai waktu untuk mengasuh orang tuanya. Mereka menitipkan orang tuanya dengan maksud supaya mendapatkan perawatan ekstra dari setiap suster yang merawat nya. Tak heran di kota-kota besar  yang padat dengan segala bentuk aktifitasnya berdiri panti-panti yang khusus mengurusi  lansia.

B.     Permasalahan
Panti Jompo identik dengan tempat penampungan bagi orang yang sudah tua. Yang menjadi pertanyaan : kategori orang tua bagaimana sebenarnya yang layak ditampung oleh Panti Jompo?
·          Yang memang sebatang kara dan tidak punya sanak saudara yang bisa merawatnya.
·         Yang masih memiliki sanak saudara bahkan yang masih memiliki anak dan cucu tapi tidak mau bisa merawatnya.
kita semua pasti setuju kalo orang tua tersebut layak ditempatkan di Panti Jompo dimana ada petugas atau sukarelawan yang bisa menemani dan merawat mereka melalui hari-hari tua mereka yang barangkali juga  tidak bakalan lama lagi. pastinya ada alasan mengapa sanak saudaranya tidak bisa merawat mereka apalagi yang masih mempunyai anak atau cucu.
 Seperti salah satu penghuni panti jompo tresna wreda budhi luhur yang saya wawancarai ini yang berinisial :
·         Nama : Ibu Ngadinah
·         Tempat, tanggal lahir : Blora, 14 maret 1941
·         Umur : 70 tahun
·         Jenis kelamin : perempuan
·         Agama : islam
·         Alamat asal : Blora, kedung jenar
·         Lama dipanti : 3 bulan
Beliau dititipkan oleh salah satu keponakannya kepanti jompo ini dikarenakan keponakannya merasa kasihan karena tak ada yang mengurusnya, menurut penuturan beliau kepada saya sebenarnya beliau tidak mau tinggal dipanti jompo ini, beliau lebih suka tinggal dirumahnya yang di blora.











BAB II
DIAGNOSA

Setelah hasil kunjungan ke Panti Jompo sabtu lalu, kali ini panti jompo yang dikunjungi memang dikelola oleh pemerintah dan kondisi pantinya juga bener-bener bagus dan terawat. Beberapa orang tua yang terlihat sebenarnya  belum terlihat tua renta alias masih sehat, segar bugar dan bener-bener masih bisa menjaga diri sendiri (jadi bertanya-tanya kenapa keluarganya menaruhnya di Panti Jompo yach?). Oh iya, bagi orang tua yang dititipkan oleh keluarganya disana (alias ada yang dibawa pulang jika hari raya) diwajibkan membayar iuran.
Ibu Ngadinah adalah salah satu penghuni panti social tresna wreda Budhi Luhur Bantul, Yogyakarta. Ibu ngadinah ini sudah sangat renta sekali, beliau sudah tidak bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang ada dipanti social ini karena tubuhnya sudah tidak kuat lagi, penglihatanya pun sudah kabur, dan pendengarannya sudah tidak jelas,
            Ketika saya mewancarai ibu ngadinah ini, ada beberapa hal yang saya dapatkan walau beliau kadang berbicaranya kadang ngelantur, cara berbicara beliau seperti meluapkan emosi.
Beberapa hal yang saya peroleh dari beliau :
·         Sejak ditinggal suaminya meninggal beliau hidup sendiri karena tidak mempunyai anak.
·         Beliau dititipkan kepanti sosialoleh keponakannya, karena merasa kasihan taka da yang mengurusnya. Dan biayanya diambil dari uang pensiunan ibu ngadinah sendiri karena beliau seorang pensiunan PJKA.
·         Ternyata ibu ngadinah ini sebenarnya tidak mau tinggal dipanti jompo ini, sampai saat inipun beliau bersikeras ingin pulang kerumanya yang ada diblora, karena beliau tidak rela meninggalkan rumah yang dibuat dari hasil jerih payahnya sendiri. 
BAB III
SOLUSI

Peran pemerintah disini sangat penting sekali, karena pemerintah wajib memelihara orang orang jompo yang telah diatur dalam undang-undang, seandainya pemerintah tak mengurus para lansia ini, siapa lagi yang akan mengurusnya, khususnya lansia yang tak punya sanak family atau hidup sebatang kara didunia ini, tapi sekarang ini banyak lansia yang masih punya keluarga tapi dititipkan ke panti-panti jompo oleh anak-anaknya sendiri. Alasannya sederhana karena kesibukan pekerjaan, ataupun karena jadi beban mereka karena sebagian besar tingkah laku lansia kembali jadi anak-anak sehingga mereka lebih memilih untuk menitipkan orang tua mereka ke panti jompo dari pada mengurusnya sendiri.
Seperti halnya beliau ibu ngadinah, beliau dititipkan kepanti jompo oleh  keponakannya karena mungkin sudah taka da yang mau mengurusnya, karena beliau tak mempunyai anak. Beberapa alternative pemecahan untuk ibu Ngadinah :
·         Keinginanya untuk pulang  kerumahnya diblora tak terwujud, seandainya beliau pulang kerumahnya pun siapa yang akan mengurus , lebih baik dipanti ada yang mengurusnya .
·         Mungkin beliau merasa kesepian dipanti, dari pihak keponakan- keponakan bisa bergiliran menjenguk beliau misalkan 1 minggu sekali.
·           Sebenarnya, yang beliau butuhkan mungkin bukan sumbangan kebutuhan pokok walaupun tidak diragukan hal tersebut memang diperlukan, tapi mungkin kebutuhan bagi rohani mereka ada seseorang yang bisa mendengarkan mereka berbicara alias curhat maupun saling berbagi. Memang ada petugas tapi mereka juga tidak mungkin memberikan perhatian kepada tiap-tiap orang tua.



BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian-uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
·         Beliau dititipkan kepanti social oleh keponakannya, karena merasa kasihan taka da yang mengurusnya. Dan biayanya diambil dari uang pensiunan ibu ngadinah sendiri karena beliau seorang pensiunan PJKA.
·         Beliau tidak betah tinggal dipanti dan ingin pulang kerumahnya di blora.
·         Banyak anak menitipkan orang tuanya kepanti social dikarenakan sibuk bekerja, sehingga si anak lebih memilih minitipkan orang tuanya ke panti social agar ada yang mengurusnya.
·         Semoga kita dapat menyadari betapa besar jasa orang tua kita dan tolong jangan sampai pernah berpikir untuk mengirim orang tua yang telah bersusah payah membesarkan kita ke Panti Jompo.  mari kita lebih menghargai orang tua kita, ungkapkan terima kasih kita, kalo gak ada mereka kita gak mungkin bisa jadi kita yang seperti ini.


lihat juga :